Skip to content

Peranan O&M dalam Business Plan Pada PDAM

Artikel ini ditulis oleh Alizar Anwar, Ph.D candidate

Anwar muhammad Foundation – Menyimak arahan Menteri PUPR pada Rakornas Pamsimas III 26 November yang mengarahkan agar ke depan PUPR focus pada OPOR yang bermakna optimalisasi, pemeliharaan, operasi dan rehabilitasi sarana dan prasarana PUPR. Artinya kita harus memperhatikan O&M lebih sungguh-sungguh agar produk dari PDAM berupa layanan air minum dapat dinikmati oleh masyarakat.

Sejalan dengan pemikiran Menteri PU tersebut, Dir Perkim Bappenas dalam sambutannya pada Workshop Evaluasi Dukungan Pemda thd Program Air MInum NUWSP di Solo pada 27 November 2021menyampaikan kebijakan dalam pembangunan berdasarkan pada lima pilar yaitu: kesiapan masyarakat, kelembagaan yang mantap, regulasi, pendanaan, dan infrastruktur dengan penekanan pada quality spending dalam pembangunan dan pengoperasian infrastruktur yang efisien dan efektif. Dana harus dimanfaatkan seoptimal mungkin agar mampu memberi nilai tambah guna meningkatkan kinerja perusahaan. Ini menuntut pembangunan dan pengoperasian asset PDAM yang produktif. Untuk itu diperlukan keseimbangan antara pembangunan (capital expenditures, Capex) dan pengoperasian (operational expenditures, Opex) utilitas air minum. Di sinilah pentingnya pembinaan SDM yang mampu mernyusun rencana bisnis PDAM Tahap V, yaitu penyusunan Business Plan.

Tujuan utama dari penyusunan BP adalah untuk menjamin agar PDAM bisa beropeasi sehingga full cost recovery (FCR) tercapai. Dalam suatu survey dan workshop mengenai FCR (USAID., 2004) disimpulkan bahwa factor O&M sangat berpengaruh terhadap pencapaian FCR. O&M rasio yang terhadap pendapatan, menurut World Bank, adalah 0,68 (USAID., 2004, p. 9). Jadi, efisiensi O&M menjadi sangat penting.

Baca Juga : Wonosobo Pesona “Negeri Di Atas Awan” (Tersimpan Potensi Energi Panas Bumi yang Besar yang Sekarang Ini Dikelola Oleh PT Geo Dipa Energi)

Aset PDAM berupa bangunan intake, instalasi pengolahan dibangun untuk bisa menghasilkan air guna didistribusikan melalui jaringan perpipaan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Di sini kita melihat ada dua kegiatan: pertama capex, yaitu pembangunan sarana air minum, dan kedua: pengoperasian dan pemeliharaan (O&M).

Pedoman penyusunan business plan dapat dipelajari dari referensi sebagai berikut:

  1. Modul rencana bisnis BUMD Air Minum yang diterbitkan oleh Dit BUMD, BULD dan Barang Milik Daerah TA 2018;
  2. PP 54/2017 tentang BUMD di mana disebutkan bahwa direksi wajib menyiapkan rencana bisnis;
  3. Permenpu No. 13/PRT/M/2013 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan air minum yang pada intinya perencanaan, pembangunan dan pengoperasian harus mengacu pada NSPK; jika belum ada maka perlu dikembangkan;
  4. Outline Business Plan PDAM yang diterbitkan oleh BPPSPAM, Oktober 2012.

Business plan dapat menuntun perusahaan beroperasi pada keadaan keuangan yang minimal full cost recovery. Keperluan pendapatan untuk FCR dapat digambarkan dalam rumus berikut :

Keperluan pendapatan untuk mencapai FCR :

Pendapatan= O&M + D + P + CC

O&M: biaya operasi dan pemeliharaan

D: depresiasi

P: pajak

CC: cost of capital (biaya modal seperti bunga, return on equity)

Pendapatan harus lebih besar atau setidak-tidaknya sama dengan jumlah biaya yang terdapat pada bagian kanan dari persamaan di atas.

Berikut ini saya ambil secara acak contoh dari salah satu modul pelatihan Business Plan yang perlu diperbaiki. Terkait Opex, dalam modul pelatihan tersebut dijelaskan dijelaskan sbb

Peranan O&M dalam Business Plan PDAM

Di dalam modul ini dijelaskan bahwa Opex diproyeksikan berdasarkan data teknis dan operasi tahun sebelumnya. Ini perlu analisis yang lebih mendalam, bisa jadi terlalu kecil, atau terlalu besar, atau bahkan ada yang luput dari pemeliharaan (mungkin bisa terjadi dalam pelaksanaannya). Aspek O&M ini menjadi sangat krusial karena menentukan umur asset. Jika asset berumur lebih pendek dari umur teknisnya, ini kerugian bagi perusahaan. Bisa jadi juga karena pembangunan asset tidak mengikuti NSPK sebagaimana regulasi mengharuskan, maka ini berdampak pada biaya O&M yang lebih besar dari semestinya. Jadi ini mengajarkan kepada kita untuk ‘prudence’ dalam setiap tahap mulai dari perencanaan, pelaksanaan membangunan dan pemeliharaan.

Baca Juga: Peran CCUS Dalam Mendukung Transisi Energi Bersih di ASEAN

Sebagai penutup, O&M perlu dikaji cara perhitungannya karena sangat krusial dalam sustainability PDAM. Terdapat hubungan yang kuat antara Capex dan Opex: investasi yang kualitas nya bagus akan menghasilkan asset yang opexnya efisien. O&M ratio yang efisien adalah 0,68 atau lebih kecil.

 

Author