Skip to content

Meneropong Sektor Pertanian Masa Depan Pasca Pandemi

Anwar Muhammad Foundation – Sudah hampir 2 tahun lamanya manusia harus berjibaku dengan pandemi covid-19. Perubahan di sana-sini terjadi silih berganti. Sektor pendidikan harus menelan pahitnya reformasi sistem pendidikan selama pandemi. Sektor perdagangan bagaikan 2 sisi koin yang berbeda. Ada yang untung besar-besaran, namun juga ada yang terpuruk karena keadaan. Sektor pariwisata mau tidak mau mengalami penurunan pengunjung akibat pembatasan sosial. Namun, sektor pertanian di Indonesia, ajaibnya terus mengalami peningkatan.

Menteri Pertanian: “Pertanian Berdaya Nian!”

Berdasarkan data oleh BPS (2021), untuk komoditas padi, Indonesia terus mengalami peningkatan di luas panennya sejak 2019 – 2021. Hal ini juga diimbangi dengan produktivitas pertanian yang kian hari kian meningkat. Ekspor pertanian mengalami kenaikan persentase di tahun 2020 yaitu sebesar 15,79%. Lebih hebat lagi, di tahun 2021 triwulan pertama, pertanian sudah mencakup 39,99% kegiatan ekspor. Pertanian benar-benar menunjukkan ketangguhannya dalam pandemi covid-19.

Menurut Menteri Pertanian Indonesia, fenomena ini merupakan bukti bahwa sektor pertanian masih bisa berjaya. Hal ini disebabkan oleh hasil kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak. Kecakapan dalam mengelola sumber daya alam berupa komoditas pertanian juga memegang andil besar dalam performa ini. Ini bukanlah perihal keberuntungan belaka, meskipun pandemi covid-19 memberikan dampak yang baik untuk lingkungan.

Di sisi lain, pandemi mengakibatkan penurunan daya beli sebagian besar masyarakat. Hal ini karena tingkat perekonomian mereka menurun. Terjadi pula pembatasan pekerja agar bisa melakukan social distancing. Kegiatan pertanian, terutama pengolahan dan distribusi akhirnya sedikit terganggu. Namun lagi-lagi, pandemi memberikan inovasi. Dalam beberapa kasus dilakukan pemendekan rantai pasok dengan memanfaatkan teknologi 4.0. Praktik ini banyak dilakukan di sub sektor pemasaran. Pemasaran kini bisa dilakukan jarak jauh dengan SDM yang terbatas dengan digitalisasi. Hal ini menjadi jawaban tantangan pandemi. Selain itu, dalam rantai pasok, terutama pada proses konsumsi, masyarakat bersifat lebih waswas. Terdapat kekhawatiran menerima produk pertanian yang terkontaminasi covid-19. Maka, pihak pemasaran pula lah yang bisa meyakinkan konsumen akan kebersihan produk.

Baca Juga : Sosok Ibu dalam Sektor Pertanian

AMF menyambut tantangan ini dalam masyarakat binaannya. Keterbatasan tenaga kerja menjadikan AMF melakukan pendampingan pemasaran dengan manajemen tenaga kerja. Bagaimana sedikit tenaga kerja masih bisa menghasilkan hasil yang maksimal adalah tujuan utama. Tidak hanya itu, AMF juga terjun dalam proses pemasaran. Hal ini membantu masyarakat binaan agar produk bisa terjual dengan baik. Tidak lupa, semua kegiatan pemasaran ataupun penjualan dikelola dengan baik dalam administrasi yang rapi. Ini juga merupakan salah satu hal yang didampingi oleh AMF.

Sumber foto : Laporan Progress & Plan Implementasi LRP SEML Tahun IV AMF

Apakah Peningkatan Sektor Pertanian Sudah Utuh?

Perkembangan di sektor pertanian seharusnya dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Menurut FAO (2020), terdapat 83 – 132 juta orang tambahan yang mengalami kelaparan akibat resesi ekonomi. Padahal, sebelum itu, sudah terdapat kurang lebih 690 juta orang yang mengalami kelaparan. Kekurangan makanan tidak menutup kemungkinan terjadi pada masyarakat Indonesia.

Disampaikan bahwa produksi pertanian Indonesia, 3 tahun ke belakang selalu mengalami surplus. Namun, 1 hal yang perlu diingat. Produksi bahan pangan boleh mencukupi, tapi keberadaan masyarakat yang menderita akibat kelaparan bisa terjadi dimana-mana. Maka dari itu, selain aspek produksi, aspek-aspek lain hingga distribusi kepada masyarakat juga perlu dikuatkan.

Sumber foto : Laporan Progress & Plan Implementasi LIP SERD Tahun III AMF

Pandemi atau Tidak, Ketahanan Pangan Tetap Diutamakan

Pandemi ternyata menjadi batu loncatan bagi sektor pertanian Indonesia untuk bisa semakin kuat. Inovasi-inovasi juga bisa terwujudkan karena desakan pandemi. Namun, di masa yang akan datang, tantangan yang dihadapi oleh sektor pertanian pasca pandemi masih belum bisa diperkirakan. Harapannya, usai pandemi, kemajuan-kemajuan sektor pertanian terus dilakukan. Kondisi pasca pandemi bisa menjadi kemudahan dalam menghasilkan inovasi-inovasi lain setelah Indonesia mulai beradaptasi dengan pandemi.

Ketahanan pertanian pangan merupakan kunci bagi masyarakat yang tangguh. Di masa yang akan datang, halang rintang ataupun bencana apapun tidak bisa diprediksi dengan presisi. Namun, mengupayakan agar pertanian pangan tetap berdaya adalah bagaikan sedia payung sebelum hujan. Seperti kata pepatah, lebih mudah mencegah daripada memperbaiki.

 

Sumber Artikel :

BPS. (2021). Badan Pusat Statistik (bps.go.id)

FAO. (2020). Q&A: COVID-19 pandemic – impact on food and agriculture | FAO | Food and Agriculture Organization of the United Nations

Kementan RI. Kementerian Pertanian – Wujudkan Swasembada, Mentan SYL Pastikan Stok dan Tingkatkan Kapasitas Produksi Pupuk

Okitasari, Hanissa. (2021). https://ejournal.upi.edu/index.php/JLSC/article/view/32826/pdf_1

Author