Skip to content

Menepis Hambatan dalam Mewujudkan Ekonomi Sirkular Indonesia

Anwar Muhammad Foundation – Ekonomi sirkular merupakan pendekatan sistem ekonomi yang sangat menghargai nilai bahan. Berbagai keuntungan dapat dipetik dari penerapan ekonomi sirkular dalam aktivitas bisnis. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan dalam mewujudkan sirkularitas dalam perekonomian di Indonesia.

Tantangan Ekonomi Sirkular di Indonesia

(sumber foto: pexels.com)

Mewujudkan ekonomi sirkular bukan merupakan hal yang mudah. Namun hal ini dapat diwujudkan dengan usaha bersama. Salah satu kendala utama dalam menerapkan ekonomi sirkular adalah sulitnya mengubah kebiasaan. Ekonomi sirkular adalah tentang bagaimana setiap elemen perekonomian melakukan transisi kebiasaan. Banyak hal yang perlu diadaptasi dalam skala perusahaan. Konsumen pun tidak jauh berbeda, harus berkontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan dalam konsumsinya. Namun, dengan informasi yang cukup seperti sekarang ini, perubahan kebiasaan akan semakin cepat dilakukan.

Baca Juga: Meninjau Potensi Ekonomi Sirkular dalam Sektor Tekstil

Masalah lain yang menghambat ekonomi sirkular yaitu infrastruktur yang kurang memadai. Ekonomi sirkular mulai merambah di segala lini aktivitas. Namun ketersediaan infrastruktur masih harus diupayakan. Maka dari itu, aspek infrastruktur menjadi pekerjaan rumah bersama agar ekonomi sirkular bisa terfasilitasi dengan baik.

Peraturan yang memiliki konsekuensi merugikan juga menjadi dinamika tersendiri bagi perusahaan yang ingin menerapkan ekonomi sirkular. Namun di sisi lain, kerangka hukum yang kurang mencukupi juga menjadi hambatan. Maka dari itu, aspek kebijakan dan regulasi memegang peranan penting dalam mewujudkan ekonomi sirkular.

Ekonomi Sirkular Menjadi Jawaban Dinamika Global

Ekonomi sirkular merupakan jawaban dari dinamika global yang datang silih berganti. Penurunan kualitas lingkungan terus terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini berdampak pada keanekaragaman hayati. Perekonomian masyarakat pun menjadi terganggu mengingat alam memiliki peran penting dalam rantai pasok dan pasar. Terlebih bagi Indonesia yang lebih dari setengah produk ekspornya merupakan sumber daya alam. Ekonomi sirkular dianut agar produksi dapat bertanggung jawab dan berkelanjutan sehingga degradasi lingkungan tidak semakin parah terjadi.

Berbagai isu dan permasalahan terus menjadikan harga komoditas secara global tidak stabil dalam beberapa tahun terakhir. Kasus ini masih lekat dalam memori kita, yaitu tidak stabilnya harga minyak goreng ataupun minyak mentah dunia yang mengarah pada kelangkaan produk dan kenaikan harga. Ekonomi sirkular dapat menjadikan Indonesia tidak terus berpangku tangan pada produk impor yang volatilitas harganya tinggi.

Baca Juga: Elektrifikasi Kendaraan untuk Urban Mobility Berkelanjutan

Seiring berjalannya waktu, kita juga bisa merasakan bagaimana tingkat penerimaan konsumen berbeda. Semakin cepatnya akses informasi dan meningkatnya kesadaran menjadikan konsumen memperhatikan dampak produk yang mereka konsumsi terhadap lingkungan. Konsumen semakin peduli dengan produk yang berkelanjutan dan penerapan ekonomi sirkular bisa menjadikan perusahaan berdaya saing tinggi dalam kondisi ini.

Ketersediaan modal untuk bisnis yang berkelanjutan juga semakin meningkat. Hal ini dikarenakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan, tepatnya poin 12 “Pola Konsumsi dan Produksi yang Berkelanjutan” terus digaungkan.

Ekonomi sirkular juga bisa menjadi pelengkap perwujudan Indonesia menuju kecanggihan dalam segala aspek. Industri 4.0 yang terus diupayakan di segala lini akan semakin memiliki nilai tambah dengan adanya prinsip ekonomi sirkular. Di sisi lain, perkembangan teknologi dan informasi memudahkan penerapan ekonomi sirkular. Keduanya dapat saling melengkapi.

Author