Skip to content

Ekonomi Sirkular untuk Mengurangi Sampah Kemasan Plastik

Anwar Muhammad Foundation – Plastik merupakan material dari barang-barang yang digunakan oleh masyarakat dalam kesehariannya. Rumah tangga, medis, hingga otomotif, plastik menjadi bagian penting dalam sektor-sektor tersebut. Plastik digunakan sebagai bahan komponen produk ataupun kemasan. Akibat banyaknya penggunaan plastik serta kurangnya pengelolaan sampah yang dihasilkan, Indonesia menyumbang sampah plastik ke laut terbanyak kedua di dunia.

Sebanyak 74% penggunaan plastik di Indonesia merupakan plastik yang berfungsi sebagai kemasan. Kemasan plastik dapat berasal dari berbagai bahan dan jenis kemasan ini memakan persentase sebesar 18%. Sebanyak 19% merupakan kemasan plastik yang berasal dari bahan tunggal yang kaku. Contoh dari produk dengan bahan ini adalah kemasan botol air mineral. Kantong plastik dan plastik pembungkus yang berbahan tunggal fleksibel mencakup 37% penggunaan plastik di Indonesia.

Potensi Ekonomi Sirkular Sektor Kemasan Plastik di Indonesia

(sumber foto: Unsplash)

Di antara kelima R dalam konsep 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Refurbish, dan Renew), pengurangan sampah plastik memiliki potensi yang besar untuk dilakukan. Hal ini karena penggunaan plastik non esensial, seperti kresek, sedotan, pengaduk kopi, gelas, dan alat makan plastik, dapat mencapai 15%. Barang-barang tersebut dapat menggunakan material yang bukan plastik.

Aspek daur ulang plastik juga memiliki peluang besar untuk membantu mewujudkan ekonomi sirkular dalam sektor kemasan plastik di Indonesia. Meskipun Indonesia masih mampu mendaur ulang sebanyak 12% sampah plastik, kemasan plastik yang dapat didaur ulang mencapai 50% dari total sampah plastik. Pada tahun 2030, Indonesia diperkirakan bisa meningkatkan laju daur ulang kemasan plastik menjadi 27%. Hal ini memerlukan sistem menyeluruh yang baik, mulai dari pengumpulan sampah plastik hingga teknologi daur ulang yang memadai.

Baca Juga: Peran Regulasi dan Kebijakan dalam Ekonomi Sirkular

Beberapa jenis plastik bekas pakai masih dapat digunakan kembali. Salah satu alasan mengapa sampah plastik banyak dihasilkan adalah karena 50% produk plastik langsung dibuang setelah dipakai satu kali saja. Padahal, beberapa jenis plastik masih bisa digunakan berulang kali meskipun tidak untuk fungsi yang sama.

Langkah renew juga dapat diterapkan demi sirkularitas dalam aspek kemasan plastik. Renew dilakukan terutama untuk plastik sekali pakai dan tidak dapat didaur ulang. Material dapat diganti menjadi bahan yang lebih berkelanjutan atau setidaknya dapat didaur ulang. Hal ini bisa dilakukan dengan menghilangkan pewarna dan zat aditif yang terkandung dalam plastik. Diharapkan peningkatan kualitas plastik ini dapat meningkatkan kemasan yang bisa didaur ulang menjadi 84% di tahun 2030.

Mendulang Keuntungan Ekonomi Sirkular Sektor Kemasan Plastik

(sumber foto: Unsplash)

Mewujudkan ekonomi sirkular dalam sektor plastik bukan satu hal yang mudah. Masyarakat yang memiliki kebiasaan menggunakan produk plastik merupakan salah satu alasannya. Perubahan perilaku menjadi hal yang penting mengingat hal ini merupakan hal paling mendasar untuk bisa mengurangi penggunaan produk plastik. Selain itu, perubahan perilaku juga berguna untuk aspek daur ulang plastik. Hal ini karena konsumen harus mengumpulkan sampah plastik dengan bijak sehingga dapat dikirim ke lokasi daur ulang.

Baca Juga: Penilaian ESG: Berlomba-lomba dalam Keberlanjutan

Infrastruktur yang tidak memadai menjadi pekerjaan rumah yang perlu segera dilakukan. Hal ini karena infrastruktur dapat mendukung pengolahan sampah plastik ataupun menghasilkan kemasan produk yang lebih berkelanjutan.

Meksipun demikian, penerapan ekonomi sirkular dalam aspek kemasan plastik dapat memberikan berbagai keuntungan. Keuntungan dari segi ekonomi yang bisa didapatkan adalah sebesar Rp14,4 triliun. Lapangan pekerjaan yang bisa dihasilkan melebihi 100.000 pekerjaan dan 85% persennya dipkerkirakan berasal dari kalangan perempuan.

Baca Juga: Indonesia Ikut Andil Dalam KTT Amerika-ASEAN, Apa Hasilnya?

Dari aspek lingkungan, penerapan ekonomi sirkular da dapat mengurangi 5,2 jutan ton CO2e. pengurangan kemasan plastik lah yang dapat mengurangi emisi terbesar dalam hal ini. Maka dari itu, perwujudan ekonomi sirkular dalam sektor ini perlu diakselerasi agar dampak baik yang dihasilkan dapat segera dirasakan.

 

Author