Anwar Muhammad Foundation – Kegiatan konsumsi merupakan hal yang tidak lepas dari keseharian, terlebih konsumsi makanan dan minuman. Kedua hal ini merupakan kebutuhan primer manusia. Tanpa makan dan minum, manusia tidak bisa melakukan aktivitas produktif yang menunjang upayanya untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, sektor makanan dan minuman menjadi satu sektor pemenuh kebutuhan terbesar, terutama di Indonesia.
Sektor Makanan dan Minuman Tepat untuk Implementasi Ekonomi Sirkular
Penerapan ekonomi sirkular sangat cocok diterapkan pada sektor makanan dan minuman. Hal ini karena bidang ini berperan besar pada perekonomian di Indonesia. Industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor terdepan dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional, terutama bidang manufaktur. Sektor makanan dan minuman bertanggung jawab atas 9,3% produk domestik bruto (PDB) di Indonesia. Lebih rinci, nilai tersebut diperkirakan sekitar 1.014 triliun rupiah pada tahun 2019. Angka ini merupakan angka yang tidak sedikit.
Industri makanan dan minuman memiliki peluang yang tinggi di dalam negeri. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, pemasaran berpotensi tinggi untuk berkembang. Tidak hanya itu, sektor ini juga dapat memperluas kiprahnya dengan ekspor. Selain berperan bagi konsumen dalam pasar, sektor makanan dan minuman juga dapat mengurangi pengangguran. Industri ini dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi 13,1 juta jiwa di Indonesia. Hal ini mengingat industri makanan dan minuman merupakan sektor padat karya.
Selain karena berkontribusi besar dalam perekonomian, sektor makanan dan minuman menghasilkan banyak limbah dan emisi dalam aktivitasnya. Faktor ini menjadikan bidang ini harus diberi perhatian lebih. Limbah dapat dihasilkan dari proses mendapatkan bahan baku. Dalam mengeksplorasi bahan baku, emisi yang dihasilkan berasal dari mesin yang digunakan. Bahan baku yang tidak memenuhi kriteria sehingga tidak terpakai pun bisa menjadi limbah. Limbah dan emisi juga dapat menjadi luaran dari proses produksi makanan dan minuman. Setelah itu, limbah juga bisa dihasilkan oleh konsumen setelah dikonsumsi.
Baca Juga : Manusia Sehat sebagai Kunci Pembangunan Berkelanjutan
Industri manufaktur dapat menghasilkan limbah dan emisi dalam jumlah besar. Industri rumahan, meskipun lebih sedikit, tidak bisa luput dari perhatian dalam mengontrol limbah dan emisi yang dihasilkan. Diperkirakan jumlah limbah yang dihasilkan oleh sektor makanan dan minuman adalah sebanyak 57,5 ton setiap harinya. Angka ini berpotensi untuk naik seiring berjalannya waktu jika tidak ada tindakan penanganan yang tepat. namun, dengan ekonomi sirkular, diestimasikan penurunan jumlah limbah sebesar 54% di tahun 2030.
Sumber foto : Summary for Policymakers: The Economic, Social, and Environmental Benefits of a Circular Economy in Indonesia – Indonesia Circular Economy Forum (indonesiacef.id)
Ekonomi Sirkular dalam Makanan dan Minuman Menawarkan Keuntungan
Salah satu penerapan ekonomi sirkular di bidang makanan dan minuman dapat dilakukan dengan 5R. 5R terdiri atas reduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew. Meskipun 5R dikaitkan terlebih dengan pengurangan limbah, namun dampak yang dihasilkan mengarah pada berbagai aspek lainnya. Efisiensi sumber daya yang digunakan akan semakin tinggi. Hal ini karena ekonomi sirkular berarti bahwa sumber daya dan bahan digunakan semaksimal mungkin. Mesin-mesin pun didesain seefisien mungkin dalam memproses makanan dan minuman. Efisiensi ini akan mengarah juga pada keuntungan ekonomi sektor makanan dan minuman karena biaya yang dikeluarkan dapat diminimalisir.
Selain itu, emisi gas rumah kaca bisa diturunkan secara signifikan. Hal ini disebabkan karena limbah terkelola dengan baik sehingga tidak menghasilkan metana. Tidak hanya itu, penggunaan air juga bisa diminimalisir dalam penerapan ekonomi sirkular bidang makanan dan minuman. Siklus hidup proses penyediaan makanan dan minuman bisa diperkirakan agar dilakukan seefisien mungkin. Emisi akibat transportasi mobilisasi bahan dan peralatan pun dapat berkurang. Pemanfaatan bahan semaksimal mungkin, termasuk dengan daur ulang, bisa mengurangi eksploitasi sumber daya.
Sumber foto : Photo by Sarah Chai from Pexels
Menerapkan ekonomi sirkular di bidang makanan dan minuman dapat menjadi pendorong pemulihan perekonomian Indonesia. Akan banyak muncul lapangan pekerjaan baru, meskipun beberapa pekerjaan harus dihentikan. Perekonomian dapat meningkat. Hal ini dikarenakan upaya ekonomi sirkular untuk mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya yang digunakan selama mungkin.
Maka dari itu, tidak ada alasan lagi untuk tidak menerapkan prinsip ekonomi sirkular dalam sektor makanan dan minuman. Keuntungan secara ekonomi sudah tidak perlu dipertanyakan. Pun dampak positif yang dihasilkan untuk aspek lingkungan. Kesejahteraan sosial yang lebih berkelanjutan juga dapat diwujudkan. Sudah saatnya bagi Indonesia untuk mengimplementasikan ekonomi sirkular dengan sungguh-sungguh di bidang makanan dan minuman.