Skip to content

Model Bisnis Sirkular: Optimalisasi, Sinergi, dan Sufisiensi

Anwar Muhammad Foundation – Mengesampingkan keutamaan profit bukanlah suatu hal yang mudah bagi pelaku bisnis. Hal ini karena tujuan utama perusahaan notabene adalah memaksimalkan pendapatan. Namun, hal inilah yang coba ditanamkan dengan model bisnis sirkular. Perusahaan tidak lagi fokus terhadap profit saja, melainkan terhadap sirkularitas bisnis yang dijalankan.

Terdapat sebuah konsep yang disebut dengan Roda Model Bisnis Sirkular. Konsep ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh bisnis dengan model sirkular. Terdapat 6 elemen dalam konsep tersebut yang masing-masing saling berhubungan dan menciptakan kesinambungan.

1. Provide and Perform

(sumber foto: Unsplash)

Kebutuhan manusia sejatinya merupakan kebutuhan akan fungsi tertentu. hal ini berarti bahwa kebutuhan tidak selamanya harus dipenuhi dengan produk fisik. Hanya diperlukan fungsi tertentu yang dapat disediakan oleh barang ataupun jasa agar kebutuhan manusia dapat terpenuhi.

Konsep ini merupakan gambaran dari konsep product-service-system. Konsep ini mengandung arti bahwa kebutuhan yang biasanya mengharuskan adanya produk fisik dapat dipenuhi dengan adanya jasa saja.

Baca Juga: Bangunan Berkelanjutan dengan Penerapan Ekonomi Sirkular

Sebagai contoh, manusia dapat memiliki kebutuhan bermobilisasi. Manusia harus pindah dari suatu tempat ke tempat lainnya untuk melakukan sesuatu. Daripada harus membeli kendaraan pribadi, manusia bisa menggunakan transportasi umum atau menyewa kendaraan. Kebutuhannya untuk berpindah tempat bisa dipenuhi tanpa harus memiliki produk fisik yaitu kendaraan pribadi.

Konsep ini dapat menjadi jawaban keberlanjutan bisnis. Hal ini karena bisnis tidak perlu membuat produk fisik yang baru yang membutuhkan bahan-bahan dan prodsesnya dapat menghasilkan limbah. Bisnis masih dapat menggaet konsumen dengan penyediaan jasa-jasa saja.

2. Memperpanjang Nilai Produk

Bisnis yang sirkular harus memaksimalkan penggunaan produk, bahkan hingga mengeksploitasi nilai residual produk. Produk yang dibuat harus berkulitas baik sehingga dapat bertahan lama. Sekalipun dianggap tidak lagi dapat dipakai, limbah produk bisa dimanfaatkan sebagai produk yang baru ataupun untuk menyediakan fungsi tertentu.

Baca Juga: Partisipasi Publik Dalam Perhelatan Formula E Jakarta

3. Menciptakan Produk yang Berusia Panjang

Selain berkualitas tinggi, produk harus didesain mudah diperbaiki atau diperbaharui. Konsep 5R yang ada dalam ekonomi sirkular (reduce, reuse, recycle, refurbish, dan renew). Lebih lanjut, produk hasil reparasi juga bisa diproduksi dan dipasarkan kembali (remanufacturing dan remarketing).

(sumber foto: Unsplash)

4. Meningkatkan Sufficiency atau Kecukupan

Produk dalam model bisnis sirkular tidak seharusnya menambah keinginan konsumen untuk mengonsumsi produk lebih banyak. Hal ini lagi-lagi bisa dilakukan dengan menghasilkan produk yang tahan lama dan bisa diperbaiki. Dari perpektif bisnis, jasa garansi juga bisa disediakan sehingga produk yang mengalami kerusakan bisa diperbaiki atau diganti oleh perusahaan itu sendiri.

Dari segi pemasaran dan penjualan pun, pelaku bisnis harus menghindari dorongan perilaku konsumerisme kepada konsumen. Dengan demikian, konsumen pun merasa cukup setelah kebutuhannya terpenuhi dan tidak terdorong untuk melakukan pembelian secara impulsif.

Baca Juga: Meninjau Ragam Penilaian ESG Berdasarkan Tujuannya

5. Memperpanjang Nilai Sumber Daya

Penggunaan sumber daya atau material pembuatan produk harus dioptimalkan. Hal ini dilakukan dengan peningkatan efisiensi proses produksi yang dapat meminimalisir sumber daya tidak terpakai. Pelaku bisnis pun dapat menuai keuntungan pengurangan pengeluaran untuk sumber daya.

Selain itu, sumber daya yang tidak terpakai atau bahkan limbah dari proses tertentu bisa digunakan untuk proses lainnya. Hal ini pun mencegah timbulkan limbah dari satu proses secara keseluruhan.

Author