Anwar Muhammad Foundation – Hutan merupakan suatu ekosistem yang penting bagi kelangsungan hidup bumi. Kemampuannya untuk menyerap emisi gas rumah kaca menjadikannya identik dengan solusi isu perubahan iklim. Indonesia merupakan negara dengan jumlah hutan terbanyak ke-2 di dunia. Tidak heran bila Indonesia dijuluki sebagai paru-paru dunia karena hutannya yang begitu luas menghasilkan banyak oksigen.
Sayangnya, isu deforestasi Indonesia masih terus terjadi. Kebakaran hutan serta alih fungsi lahan merupakan kontributor terbesar dalam deforestasi hutan di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kebutuhan manusia yang kian tinggi. Peningkatan jumlah penduduk menjadikan kebutuhan akan lahan permukiman, makanan, serta kebutuhan sumber daya lainnya semakin besar.
Upaya mencegah deforestasi harus ditingkatkan. Namun menariknya, laju deforestasi Indonesia tahun 2019 – 2020 menurun dibandingkan dengan 2018 – 2019, tepatnya sebesar 75,03%. Pada tahun 2018 – 2019, tercatat 456.500 ha lahan hutan kehilangan pohon-pohonnya. Namun pada 2019 – 2020, deforestasi yang tercatat sebesar 119.100 ha. Hal ini tidak bisa diselebrasi begitu saja. Laju deforestasi masih jauh dari banyaknya lahan yang reforestasi, yaitu hanya sekitar 3.000 ha setiap periodenya.
Peran berbagai pihak dinantikan untuk bisa mengembalikan keasrian hutan Indonesia. Mahasiswa sebagai agen penerus bangsa mempersiapkan diri untuk bisa berkontribusi dalam hal tersebut. Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan (HMH Selva) ITB merupakan salah satu kelompok mahasiswa yang mencoba untuk berperan dalam isu deforestasi yang berpotensi menyebabkan perubahan iklim.
Baca Juga: Mengecek Kesiapan Indonesia dalam Perdagangan Karbon
Forest Share 5 merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh HMH Selva ITB dengan dukungan Anwar Muhammad Foundation (AMF). Di dalamnya dibahas tentang suatu permasalahan global yang sedang melanda yaitu perubahan iklim. Kelestarian hutan yang seharusnya mencegah perubahan iklim merupakan aspek utama yang dibicarakan dalam kegiatan tersebut. HMH Selva ITB, diwakili oleh ketuanya yaitu Haikal Sayyid, ikut serta dalam menyuarakan peran apa yang bisa diambil oleh mahasiswa.
Teknologi dan Kecerdasan Manusia Harus Dimanfaatkan dalam Isu Deforestasi
Terdapat berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah kerusakan hutan yang mengarah pada perubahan iklim. Masing-masing peran memiliki cara tersendiri untuk bisa berkontribusi. Begitu pula mahasiswa rekayasa kehutanan. Banyak ilmu perkuliahan yang bisa mereka terapkan dalam menyelamatkan hutan Indonesia.
Sekat bakar merupakan salah satu metode preventif mencegah kebakaran hutan terjadi secara meluas. Sekat bakar merupakan sekat yang dibuat di area yang memiliki potensi kebakaran tinggi. Hal ini akan mencegah penyebaran api, terutama ke area hutan yang dilindungi karena memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang berharga.
Baca Juga: Memilih Proyek Carbon Offset: Adakah Upaya yang Terbaik?
Setelah sekat bakar dibuat sebagai upaya preventif, pemantauan hotspot lebih dini juga perlu dipersiapkan. Teknologi dengan sistem penginderaan jauh yang biasanya menggunakan satelit akan dapat mendeteksi potensi kebakaran hutan. Dapat diciptakan pula pemetaan kawasan hutan yang rentan terhadap kebakaran berdasarkan data yang didapatkan. Hal-hal tersebut merupakan beberapa penerapan ilmu rekayasa kehutanan. Masih banyak lagi upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah hutan mengalami kerusakan.
Sumber: https://www.menlhk.go.id/
Perlunya Pemulihan Ekosistem Setelah Kebakaran Berulang
Ketua HMH “Selva” ITB menyampaikan bahwa kerusakan hutan dapat menimbulkan beberapa ancaman. Salah satunya adalah invasi “spesies alien” di hutan. Hal ini berarti bahwa terdapat potensi munculnya spesies pendatang di hutan. Spesies baru ini bisa menjadi ancaman bagi biodiversitas, sosial ekonomi, ataupun kesehatan. Tidak hanya itu, perubahan karakteristik tanah juga berpotensi terjadi. perubahan tutupan vegetasi juga dapat berbeda sebelum terjadinya kebakaran.
Baca Juga: Partisipasi Publik dalam Proses Legislasi
Solusi berupa seed bank sebagai sumber regeneran tanaman hutan adalah salah satu upaya yang bisa dilakukan. Seed bank juga akan berperan terlebih dalam menumbuhkan kembali spesies tumbuhan yang langka yang terkena dampak deforestasi. Dilakukan pula peninjauan karakteristik tanah dari area hutan yang rusak.
Sumber: Photo by Imat Bagja Gumilar on Unsplash
Menanti Peran Mahasiswa di Masa Kini dan yang Akan Datang
Mahasiswa digadang-gadang dapat menjadi sosok pembaharu segala hal, tidak terkecuali dalam aspek kehutanan. Peran mahasiswa dalam mengedukasi masyarakat merupakan hal paling mendasar yang bisa dilakukan. Lebih lanjut, mereka dapat menerapkan hal-hal yang dipelajari selama berkuliah dalam kehidupan nyata. Hal ini akan lebih baik jika mahasiswa mulai berkiprah sejak masa berkuliah.