Skip to content

Penyusunan Model Islamic Blended di Sumatera Barat

Anwar Muhammad Foundation – Pembangunan Rendah Karbon merupakan salah satu agenda yang dilakukan BAPPENAS untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Sektor utama dalam Pembangunan Rendah Karbon (Low Carbon Development) adalah sektor energi, kehutanan, kelautan, pengelolaan sampah, dan pertanian.

Sumber : dokumentasi pribadi, 2022

Beberapa ragam kegiatan yang dilakukan yaitu: melakukan exercise model microfinance di BUMNA Saiyo Pauh Duo, lalu dilanjutkan dengan kunjungan ke petani pinang, tak lupa mengunjungi bisnis keripik pinang dan pinang juice yang menjadi salah satu prosesor komoditi pinang. Setelah kegiatan tersebut dilakukan, ada pula penutup kegiatan yaitu melakukan kunjungan ke Solok Radjo Coffee sebagai prosesor dan salah satu pihak yang melakukan pemberdayaan pada petani kopi. Solok Radjo pun juga sudah melakukan beberapa kegiatan yang mendukung ketahanan iklim.

Baca Juga : Menyambut Indonesia Menjadi Ladang Investasi Berkelanjutan

Sumber : dokumentasi pribadi, 2022

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu untuk mengidentifikasi juara penyedia pertanian, UKM, dan keuangan mikro yang telah menerapkan pendekatan ramah iklim dan menerapkan praktik yang relevan dengan pembangunan rendah karbon (Low Carbon Development) dan kontribusi yang ditentukan secara nasional (Nationally Determined Contributions). Kemudian juga menjajaki penerapan pendekatan ramah iklim di sektor pertanian, UKM, dan penyedia keuangan mikro. Terakhir yaitu bertujuan untuk menjajaki kemungkinan dan penerimaan model Islamic Blended Financing (IBF) serta memperoleh masukan penting bagi perumusan skema IBF yang akan diusulkan dalam concept note.

Baca Juga : Masalah dan Sumber Daya: Kunci Pemberdayaan Masyarakat

Untuk mendukung proses ini, berikut adalah pendekatan yang digunakan:

  1. Scoping : Kegiatan pelingkupan penyusunan catatan konsep model Islamic Blended di Sumatera Barat.
  2. In-Depth Interview : Melakukan kegiatan wawancara individu intensif secara kualitatif dengan informan yang meliputi; Juara Pertanian, UKM, dan Keuangan Mikro.
  3. Focus Group Discussion (FGD) : Kegiatan wawancara secara kelompok yang lebih fokus kepada karakteristik demografis dan juga bertujuan untuk mengeksplorasi tanggapan terhadap isu-masalah utama yang terkait dengan skema IBF.
  4. Observasi : Upaya secara aktif dalam memperoleh informasi dari sumber utama.

Sumber : dokumentasi pribadi, 2022

Baca Juga : Platform Kolaborasi dalam Mendukung Pengelolaan SDA Terpadu

Hasil dari kegiatan In-Depth Interview, FGD, dan Observasi akan ditranskripsi untuk proses analisis. Hasil materialitas yang diidentifikasi seperti praktik yang baik, umpan balik, ide, serta penerimaan potensial akan dianalisis, di mana hasilnya akan dikombinasikan dengan hasil tinjauan literatur untuk membangun catatan konsep IBF. 

 

Author