Skip to content

Kompleksitas Regenerative City, Solusi Kompleksitas Isu Kota

Anwar Muhammad Foundation – Seperti namanya, Kota Regeneratif merupakan kota yang mampu memulihkan diri. Konsep ini berkaca pada kemampuan organisme untuk bisa meregenerasi diri setelah mengalami kerusakan bagian tubuh. Kota Regeneratif mencoba untuk mengembalikan kapasitas lingkungan untuk bisa berfungsi sebagaimana mestinya meskipun tanpa campur tangan intensif manusia.

Konsep Utama Kota Regeneratif Adalah Meregenerasi Berbagai Unsur Kota

Dalam perwujudannya, Kota Regeneratif sejatinya berusaha untuk melakukan 4 tindakan fundamental. Yang pertama adalah regenerasi sumber daya. Hal ini bisa diwujudkan dengan sistem ekonomi sirkular yang di dalamnya sumber daya digunakan seoptimal mungkin. Dilakukan perputaran sumber daya yang sudah digunakan agar tidak menjadi limbah begitu saja. Tindakan regenerasi selanjutnya ditujukan pada modal alam dan ekosistem. Dilakukan peningkatan infrastruktur yang ramah terhadap ekosistem. Hal ini bisa dilakukan dengan mengintegrasikan bangunan perkotaan dengan konsep alam.

Tindakan fundamental yang lain adalah regenerasi wilayah yang sudah ada. Perkotaan identik dengan kepadatan penduduk. Kota Regenerasi dapat menjadi solusi terlalu padatnya pemukiman penduduk. Tingkat kelayakan hidup masyarakat pun bisa meningkat. Berikutnya dilakukan regenerasi masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengikutsertakan individu, komunitas, hingga sektor bisnis dalam pengambilan keputusan. Kerangka kolaborasi bisa dibentuk untuk bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat agar terberdaya.

Kota Regeneratif Tidak Hanya Tentang Lingkungan

(Sumber foto : Photo by Arin Erin)

Kota Regeneratif tidak melulu berkaitan dengan lingkungan. Lebih dari itu, Kota Regeneratif mencakup berbagai aspek kelangsungan hidup. Daya pulih kota ini berarti pulih dari beragam risiko yang terjadi, selain risiko kerusakan lingkungan. Berikut ini merupakan unsur-unsur dari Kota Regeneratif yang menunjukkan betapa komprehensifnya Kota Regeneratif.

  1.   Livability

Seseorang tinggal di suatu kota dikarenakan kota tersebut layak untuk dihuni. Hal yang paling menjadi konsiderasi kelayakan suatu kota untuk dihuni adalah bagaimana kota tersebut menyediakan infrastruktur yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan akan barang dan jasa. Hal ini berarti bahwa sektor komersial harus tersedia merata di penjuru kota. Kebutuhan juga bisa berarti kebutuhan bersosialisasi. Tempat-tempat publik yang tersedia dapat mendukung kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial untuk bisa berinteraksi antar sesama.

  1.   Equity

Perkotaan merupakan tempat yang mengandung dinamika ekonomi dan sosial. Sistem yang baik akan bisa mendukung kesehatan mental masyarakatnya terjaga. Kesempatan kerja melimpah, pertumbuhan ekonomi meningkat, serta pembangunan terintegrasi dapat menjadikan masyarakat sejahtera. Hal ini merupakan upaya kota untuk meningkatkan kesetaraan antar warganya. Tidak hanya itu, tempat publik yang baik juga dapat memungkinkan adanya interaksi dan partisipasi warga.

  1.   Ekologi

Kota Regeneratif

  1.   Nutrisi

Kota Regeneratif memungkinkan akses untuk distribusi bahan pangan kepada masyarakatnya terimplementasikan dengan baik. Hal ini dilakukan dengan memanfaatkan petani lokal, terlebih yang dapat menghasilkan produk pertanian secara berkelanjutan. konsep perkebunan urban pun dapat dilakukan oleh siapa saja. Kota pun lebih mandiri dan tidak menghasilkan emisi lebih karena harus mendatangkan sumber pangan dari wilayah lain.

 Baca Juga : Regenerative City: Melampaui Kota Hijau dan Berkelanjutan

  1.   Akses

Akses yang mudah merupakan salah satu unsur penting dalam Kota Regeneratif. Penggunaan lahan multifungsi adalah konsep yang bisa menjadi solusi isu akses. Berbagai fungsi lahan berdekatan satu sama lain sehingga mobilisasi dilakukan lebih singkat dan dekat. Sebisa mungkin Kota Regeneratif lebih menggerakkan manusia dibandingkan dengan kendaraan. Integrasi transportasi ditambah dengan transisi sumber bahan bakar adalah upaya yang harus digalakkan juga.

  1.   Limbah

Segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan luaran berupa limbah. Meskipun demikian, masih terdapat kesempatan untuk bisa mentransformasikan limbah tersebut menjadi sumber daya yang bermanfaat. Inilah yang dilakukan oleh Kota Regeneratif. Secara preventif, kegiatan yang dilakukan harus menghasilkan limbah yang minimal. Teknologi memegang peran yang besar dalam hal ini. Selanjutnya, pengelolaan limbah yang masih dihasilkan harus dilakukan dengan tepat. Kota Regeneratif mampu mengolah limbah menjadi sumber daya baru yang bisa dipakai.

  1.   Air

Kebutuhan perkotaan akan air tidak perlu dipertanyakan lagi. Sudah tentu air yang dibutuhkan sangat banyak, terlebih wilayah yang tergolong kota besar ataupun metropolitan. Kota Regeneratif memastikan tata wilayahnya terdiri atas sedikit permukaan yang tahan air. Bangunan-bangunan memiliki sistem pengelolaan air on-site yang mampu mendaur ulang air limbah. Tidak hanya itu, sistem tadah hujan juga menjadi sumber air bagi Kota Regeneratif.  

  1.   Energi

Kota Regeneratif dapat menghasilkan energi dengan jumlah lebih banyak dari jumlah energi yang digunakan. Sumber energi terbarukan merupakan satu-satunya pilihan bagi Kota Regeneratif. Bagaimana sistem distribusi energi yang harus terintegrasi merupakan hal yang perlu dipertimbangkan.

  1.   Ketahanan

Perhatian Kota Regeneratif tidak lepas dari risiko bencana yang mampu menghampiri. Tata kota berperan penting dalam mencegah dampak buruk dari bencana yang mengenai kota. selain itu, bagaimana kota mempersiapkan langkah mitigasi dalam menghadapi bencana juga merupakan hal yang penting.

Indonesia Bergerak Memiliki Kota Regeneratif

Saat ini, istilah Regenerative City di Indonesia masih belum awam. Kota Regeneratif menjanjikan peluang-peluang di segala bidang, mencakup ekonomi, sosial, dan lingkungan. Indonesia harus menjemput kesempatan tersebut dengan menggunakan konsep Kota Regeneratif. Terlebih saat ini Indonesia sedang membangun ibukota baru yang bernama Nusantara. Maka, sudah saatnya bagi Indonesia untuk mulai mempelajari dan mengimplementasikan Kota Regeneratif sebagai upaya menjawab tantangan dalam negeri ataupun global.

Author