Skip to content

Indonesia dalam Endemi: Bagaimana Pola Hidup Masyarakat?

Anwar Muhammad Foundation – Akhir-akhir ini, beberapa pelonggaran protokol kesehatan (promkes) diperkenankan oleh pemerintah Indonesia. Orang bepergian dengan kereta api antar kota tidak perlu lagi menunjukkan hasil uji COVID-19. Penumpang KRL (kereta rel listrik) tidak lagi berjarak. Satu demi satu protokol kesehatan yang sama ini menjadi gaya hidup normal baru dicabut.

Kebijakan-kebijakan tersebut diberlakukan karena merupakan rencana dalam roadmap Indonesia menuju endemi COVID-19. Endemi merupakan suatu kondisi dimana sebuah penyakit yang dahulunya adalah pandemi menjadi terkendali. Hal ini bisa terjadi karena penyakit telah lama dihadapi oleh masyarakat sehingga penyebaran dan penularannya dapat terprediksi. Endemi berarti bahwa penyakit tidak akan hilang, melainkan sudah hidup berdampingan bersama masyarakat.

Endemi COVID-19 bisa terwujud apabila indikator-indikator yang ditetapkan bisa tercapai. Transmisi komunitas harus berada di level 1. Vaksinasi berhasil mencapai cakupan 70%. Testing, tracing, dan treatment dilakukan sesuai standar dengan sigap. Laju penularan pun harus kurang dari nilai 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi endemi adalah kekuatan dan durasi perlindungan imunitas dari vaksinasi dan infeksi alami. Selain itu, pola kontak juga berpengaruh.

Tahun 2022: Indonesia Menuju Endemi COVID-19

(Sumber foto: Pexels)

Tahun 2022 merupakan tahun yang digadang-gadang menjadi waktu dimana COVID-19 menjadi endemi. Penurunan kasus yang terjadi selama beberapa waktu terakhir menjadikan Indonesia optimis dalam melepaskan label “pandemi” COVID-19.

Pelonggaran-pelonggaran prokes dilakukan secara berkala. Salah satu kemungkinan pelonggaran prokes selanjutnya adalah dalam hal jaga jarak saat ibadah. Hal ini akan memunculkan kegembiraan bagi umat muslim yang sebentar lagi menghadapi bulan Ramadhan. Pelonggaran prokes ini dilakukan dengan tetap mempertimbangkan situasi dan kondisi penularan COVID-19.

Baca Juga: Hari Perempuan Sedunia: Menilik Posisi Perempuan dalam SDGs

Tantangan yang selanjutnya dihadapi adalah kemungkinan lonjakan kasus di Idul Fitri 2022. Pada tahun-tahun sebelumnya, Idul Fitri menjadi momen dimana tenaga kesehatan kewalahan dengan kenaikan kasus yang signifikan. Mobilisasi masyarakat untuk mudik ke kampung halaman meningkatkan penularan COVID-19. Namun, menurut juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku, Indonesia telah mempertahankan penurunan kasus di tengah peningkatan kasus dunia serta saat hadirnya varian omoicron. Maka, Idul Fitri seharusnya tidak lagi menjadi masalah besar.

Endemi COVID-19 Terwujud, Lantas Bagaimana?

Pola kehidupan masyarakat mungkin tidak lagi mengalami perubahan banyak. Dua tahun hidup bersama COVID-19 menjadikan berbagai lapisan masyarakat beradaptasi dengan baik. Pola hidup higienis telah menjadi kebiasaan sehari-hari. Namun, di beberapa wilayah, adaptasi berarti menganggap COVID-19 sepele karena rendahnya kasus akhir-akhir dan prokes tidak lagi ketat diawasi. Tidak menutup kemungkinan bahwa COVID-19 akan diperlakukan seperti penyakit flu biasa di masa yang akan datang.

Muncul inovasi-inovasi tidak terduga selama pandemi COVID-19. Bekerja dari rumah, pembelajaran jarak jauh, jual beli produk daring yang semakin mudah, adalah beberapa hal yang dimunculkan selama pandemi. Peluang dan kesempatan yang tidak terbayangkan sebelumnya bisa hadir bahkan memudahkan pekerjaan sehari-hari.

Baca Juga: Tingkatkan Kewaspadaan Sosial Terhadap Pandemi COVID-19 Pada Liburan Nataru

Pemerintah boleh menyusun roadmap menuju endemi serta meningkatkan kualitas pelayanan dengan intensif. Hal itu akan sia-sia jika masyarakat terlalu menyepelekan keadaan. Endemi akan lebih sulit dicapai dengan perilaku demikian.

Masyarakat tetap harus ikut andil dalam menciptakan kondisi aman dari COVID-19. Berbagai berita tentang semakin dekatnya pencapaian kondisi endemi COVID-19 tidak boleh menyulutkan ketegasan dalam menjaga prokes dan kesehatan pribadi. Kepedulian sesama juga harus dilakukan agar pandemi COVID-19 segera berakhir.

Author