Skip to content

Green Mobility Memungkinkan Manusia Bermobilitas Tanpa Batas

Anwar Muhammad Foundation Green Mobility atau Mobilitas Hijau merupakan konsep yang menawarkan mobilitas minim polusi udara. Selain itu, konsep mobilitas ini juga berusaha untuk mengurangi polusi suara. Green Mobility juga biasa disebut dengan Sustainable Mobility ataupun Eco-Mobility. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi perubahan iklim melalui kegiatan mitigasi dan adaptasi. Mobilitas Hijau sudah menjadi perhatian bersama bagi masyarakat global. Hal ini telah tercantum pada Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, Persetujuan Parus, serta New Urban Agenda. Transportasi merupakan salah satu sektor yang menghasilkan gas rumah kaca terbesar. Maka dari itu, konsep Green Mobility ini harus diperjuangkan agar terimplementasi dengan maksimal.

Sebuah inisiatif dari ICLEI terkait dengan Mobilitas Hijau sangat menarik. Inisiatif itu menyampaikan bahwa Mobilitas Hijau juga bertujuan untuk menciptakan daerah yang tidak mendiskriminasi warganya berdasarkan moda transportasi yang digunakan. Biasanya, dorongan untuk menggunakan kendaraan lebih canggih, yang notabene menghasilkan emisi lebih besar, dikarenakan status sosial tertentu yang ingin dicapai. Maka, Green Mobility tidak melulu bertujuan untuk perbaikan lingkungan, melainkan juga kesetaraan sosial.

Langkah Menuju Green Mobility

Mewujudkan Green Mobility bukanlah hal yang mudah dan singkat. Perlu berbagai upaya dan kerja sama dari semua pihak. Namun, terdapat beberapa langkah sistematis yang menggambarkan proses perwujudan EcoMobility ini.

(Sumber foto : Park Life People)

  1. Avoid

Avoid berarti menghindari. Langkah pertama ini dilakukan dengan menghindari penggunaan kendaraan bermotor yang berlebihan di suatu daerah. Seperti yang kita ketahui bahwa masalah dalam transportasi yang utama adalah penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi kendaraan. Emisi gas rumah kaca akan makin banyak dihasilkan seiring dengan makin masifnya penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil.

Langkah avoid bisa dilakukan dengan penerapan konsep mix land use. Hal ini diimplementasikan dengan menciptakan kawasan dengan berbagai fungsi. Terdapat bagian untuk keperluan pemukiman. Di bagian yang lain terdapat daerah yang digunakan untuk sarana prasarana penyedia kebutuhan, seperti supermarket atau pasar. Tidak jauh dari situ, terdapat pula gedung sekolah dan kantor-kantor. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi ketergantungan kendaraan, terutama kendaraan berbahan bakar fosil. Dengan semua sarpras berdekatan, masyarakat tidak terlalu membutuhkan kendaraan untuk bermobilisasi.

  1. Shift

Shift mengandung arti beralih. Hal ini berarti bahwa moda transportasi harus dialihkan menjadi transportasi yang berkelanjutan. Moda transportasi yang lebih berkelanjutan tersebut dapat berupa transportasi publik. Meskipun masih berbahan bakar fosil, kendaraan umum lebih berkelanjutan karena dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan. Hal ini karena banyak orang dapat menaiki 1 kendaraan yang sama di waktu yang sama pula.

  1. Integrate

Langkah berikutnya yaitu mengintegrasikan berbagai jenis transportasi yang tersedia, terutama kendaraan umum. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kenyamanan pengguna. Integrasi dapat dilakukan dengan menyediakan satu tiket yang dapat digunakan untuk seluruh moda transportasi. Selain itu, alokasi yang memadai untuk seluruh moda transportasi umum juga harus disediakan. Secara fisik, integrasi juga dapat dilakukan, sehingga masyarakat yang ingin menaiki moda transportasi umum yang berbeda bisa dimudahkan.

  1. Innovate

Inovasi merupakan suatu hal yang sangat diperlukan untuk mewujudkan Green Mobility. Inovasi dapat dilakukan dengan jangkauan yang begitu luas. Inovasi dapat berupa perubahan secara fisik. Tidak hanya itu, inovasi bisa dilakukan dari segi sistem. Beberapa contoh inovasi adalah dengan penyediaan layanan sewa sepeda secara digital yang saat ini sedang marak disediakan.

Baca Juga : Manusia Sehat sebagai Kunci Pembangunan Berkelanjutan

Energi dalam Green Mobility

Upaya Indonesia dalam mewujudkan target nol emisi harus dibantu dengan transformasi energi di aspek transportasi. Target yang dipasang oleh Indonesia terhadap transformasi kendaraan bermotor tidak main-main. Delapan tahun mendatang, yaitu di tahun 2030, diperkirakan dan diharapkan terdapat 100 juta sepeda motor listrik baru yang diap digunakan masyarakat. Mobil dan bus listrik pun tidak kalah banyak jumlahnya.

Langkah-langkah transformasi energi bahan bakar transportasi tentu harus diikuti kesediaan suplai listrik. Percuma jika transportasi beralih menjadi electric vehicle namun sumber listrik negara masih bergantung pada penggunaan batu bara dan minyak. Diperlukan perubahan mendasar mulai dari sumber energi apa yang digunakan.

(Sumber foto : Electric Parking Vehicle)

Melawan Tantangan Green Mobility

Mewujudkan green mobility berarti melakukan dekarbonisasi dalam aspek transportasi. Hal ini dikarenakan tujuan dari konsep mobilitas hijau ini adalah untuk dapat berkontribusi dalam target nol emisi. Lebih lanjut, luaran yang dihasilkan adalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. 

Perwujudan green mobility membutuhkan berbagai upaya. Transformasi perilaku konsumsi dan kebiasaan bertransportasi merupakan upaya yang paling mendasar. Hal ini diiringi pula dengan inovasi-inovasi teknologi yang menyediakan kemudahan dalam proses menuju mobilitas hijau. Penguatan kebijakan yang pro dengan keberlanjutan dalam aspek transportasi juga dibutuhkan. Semua pihak turun tangan dalam mewujudkannya, termasuk masing-masing dari kita.

Author