Skip to content

Environmental Flow sebagai Kunci Ketahanan Ekologi

Anwar Muhammad Foundation  – Environmental flow atau aliran lingkungan adalah kuantitas dan waktu aliran serta elevasi air yang diperlukan untuk mempertahankan ekosistem perairan yang lebih lanjut mendukung kebutuhan manusia. Environmental flow menjadi salah satu konsiderasi utama mitigasi dampak lingkungan akibat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) atau infrastruktur air lainnya. Namun, environmental flow seringkali ditentukan tanpa memperhatikan kondisi keanekaragaman hayati sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem sungai. Agar environmental flow dapat menjaga kondisi biodiversitas, pola aliran alami (natural flow patterns) ekosistem air perlu direplikasi. Dengan demikian, environmental flow dapat menjaga keberlanjutan ekosistem.

Keanekaragaman Biota Air Terancam di Seluruh Dunia

(sumber foto: World Wide Fund for Nature (2020))

Ekosistem alami dan keanekaragaman hayati sangat berkaitan dengan jasa ekosistem. Keduanya berperan dalam menjaga kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dalam banyak cara yang tidak dapat digantikan. Meskipun menerima perhatian yang lebih sedikit daripada perubahan iklim, krisis keanekaragaman hayati tidak kalah parah. Hal ini didasari pada skalanya yang global, laju perubahannya yang cepat, dan konsekuensinya yang sebagian besar tidak dapat diubah. Salah satu kategori ekosistem yang paling terancam adalah ekosistem sungai dan air tawar.

Baca Juga: PLTA sebagai Energi Hijau, Apakah Benar-benar ‘Hijau’?

Ekosistem sungai dan air tawar di seluruh dunia menghadapi berbagai ancaman, seperti polusi yang menyebabkan eutrofikasi dan kekurangan oksigen. Penggunaan dan pengalihan air untuk kegiatan manusia juga menyebabkan penyusutan atau hilangnya danau, rawa, sungai, dan ekosistem air tawar lainnya. Spesies invasif, sengaja maupun tidak sengaja hadir dalam ekosistem, dapat menyebabkan kepunahan atau penurunan jenis tumbuhan dan satwa liar asli. Overfishing atau penangkapan ikan secara berlebihan juga berkontribusi dalam penurunan jumlah populasi biota air. Selain itu, bendungan dan infrastruktur pada ekosistem air menjadi ancaman yang signifikan bagi keanekaragaman biota air. Bangunan sipil tersebut dapat menyebabkan banjir, fragmentasi sungai yang menghalangi pergerakan biota air, dan perubahan aliran di hilir sungai.

Pengelolaan Environmental Flow Sebagai Kunci Upaya Konservasi Keanekaragaman Hayati

International Association for Impact Assessment 2023 (IAIA23) merupakan salah satu konferensi yang membahas tentang infrastruktur ramah keanekaragaman hayati. Salah satu konferensi yang terdapat pada IAIA23 bertajuk Ensuring That Environmental Flows from Dams Will Sustain Biodiversity. George Ledec sebagai pembicara topik tersebut menyatakan bahwa salah satu alat terpenting dalam mengelola dampak lingkungan dari proyek PLTA adalah environmental flow. Alat ini perlu dipertimbangkan dalam setiap tahap pembangunan, khususnya pada tahap perencanaan dan desain PLTA.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam konservasi keanekaragaman hayati menggunakan environmental flow adalah sebagai berikut.

  1. Identifikasi dan penekanan terhadap jenis flora dan/atau fauna yang memiliki nilai konservasi tinggi.
  2. Pemahaman dan identifikasi kesenjangan informasi tingkat spesies terhadap jenis flora dan/atau fauna yang ingin dikonservasi.
  3. Fokus terhadap fitur utama habitat atau ekosistem sungai dan air tawar yang teridentifikasi, jika informasi tingkat spesies tidak memadai.

Dengan memperhatikan hal tersebut, maka dampak negatif terhadap habitat flora dan fauna dalam ekosistem sungai dan air tawar dapat diminimalisasi.

Selain mengelola environmental flow, terdapat cara lain yang dapat digunakan dalam mengelola dampak PLTA terhadap keanekaragaman hayati. Pemilihan lokasi proyek harus dilakukan dengan tepat. Selain itu, perlu diselenggarakan pengelolaan bendungan dan daerah tangkapan air dan kompensasi (biodiversity offset) di luar lokasi proyek.

Pengelolaan dampak  keanekaragaman hayati harus dilakukan untuk dapat meminimalisir dampak negatif lingkungan dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan kesejahteraan manusia. Oleh karena itu, upaya-upaya pengelolaan dampak ini dapat diadaptasi sehingga keberhasilan konservasi keanekaragaman hayati pada proyek PLTA di Indonesia dapat terwujud.

Author