Skip to content

Ekonomi Ekologis – Konvergensi dalam Mencapai Keberlanjutan

Anwar Muhammad Foundation – Ekonomi ekologis atau dalam istilah lainnya eco-economy, ekolonomi, atau bioekonomi merupakan salah satu disiplin penelitian akademis transdisiplin dan antardisiplin yang membahas kesinambungan dan koevolusi ekonomi manusia dan ekosistem alam, baik intertemporal maupun spasial. Ekonomi ekologis merupakan pembangunan kesadaran diri dalam waktu yang panjang mengenai hubungan manusia dan alam, yang berkembang dari nilai-nilai etika dan filsafat hingga mampu meliputi kehidupan ekonomi masyarakat. Studi ini bukan merupakan studi baru karena telah ada sejak pertengahan abad ke-19, dan secara tidak sadar telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebelumnya kita telah mengenal mengenai ekonomi lingkungan. Sederhananya, ekonomi ekologis dan ekonomi lingkungan dapat dibilang merupakan dua sisi berbeda dari koin yang sama, serta dua hal yang saling melengkapi untuk mencapai keberlanjutan. Ekonomi lingkungan pada umumnya membangun analisis mengenai dampak kegiatan ekonomi manusia dan membangun solusi melalui regulasi yang lebih ketat, insentif ekonomi yang menguntungkan praktik berkelanjutan. Di sisi lain, Ekonomi ekologis membangun sistem ekonomi dan transformasi struktural termasuk pola konsumsi, produksi, dan distribusi secara intrinsik berkelanjutan melalui integrasi prinsip-prinsip ekologi untuk menyelaraskan kegiatan ekonomi dengan fungsi-fungsi ekologi dasar.

sumber foto: pexels-akilmazumder

Luaran dari ekonomi ekologis adalah mengembangkan transformasi struktural pada sistem ekonomi masyarakat. Dalam skala yang lebih luas, luaran tersebut dapat berupa:

  1. Pengembangan Energi Terbarukan: Studi tentang keberlanjutan penggunaan dan pemakaian energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
  2. Pertanian Berkelanjutan: Penelitian mengenai praktik pertanian berkelanjutan, seperti pertanian organik dan sistem rotasi tanaman, serta perubahan kondisi ekonomi dan lingkungan dari sistem pertanian yang diterapkan.
  3. Ecotourism: Pengembangan sistem pengelolaan wisata yang menekankan pelestarian lingkungan lokal, dengan menyesuaikan potensi wilayah lokal untuk membangun ekonomi lokal.
  4. Valuasi Ekosistem: Penilaian terhadap nilai manfaat dari berbagai aspek dan sudut pandang terhadap jasa ekosistem, sebagai landasan pengambilan keputusan dan penyikapan terhadap kondisi pengelolaan wilayah lokal.

Baca juga: Membantu Masa Depan Bumi Menuju 2050: Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming – Montreal (KM-GBF)

Ekonomi ekologis menjadi salah satu alasan yang dapat menyanggah beberapa pendapat yang menyatakan bahwa studi ekonomi dan studi ekologi atau lingkungan tidak dapat sejalan. Dua studi tersebut sejatinya akan selalu dapat saling mendukung seiring berkembangnya kesadaran bahwa manusia tidak hanya sebagai makhluk sosial, pelaku ekonomi atau komponen ekologi yang terpisah, melainkan ketiganya sekaligus dalam satu waktu. AMF sebagai entitas lembaga yang mendukung pengelolaan berkelanjutan akan senantiasa mengusahakan terciptakannya inovasi-inovasi baru yang tidak hanya menyelesaikan masalah-masalah lingkungan, namun juga mampu menghadirkan nilai-nilai manfaat dan memperkuat nilai-nilai sosial masyarakat. Perlindungan ekosistem dan keanekaragaman hayati, perlibatan pemangku kepentingan dan multipihak, serta perbaikan dan peningkatan mata pencaharian komunitas akan tetap menjadi ruang lingkup dan sasaran dari nilai-nilai keberlanjutan yang akan dicapai oleh lembaga ini.

 

Referensi:

Costanza, R., Cumberland, J. H., Daly, H., Goodland, R., & Norgaard, R. B. (1997). An Introduction to Ecological Economics. CRC Press.

Spash, C. L. (2011). Social Ecological Economics: Understanding the Past to See the Future. American Journal of Economics and Sociology, 70(2), 340–375.

Author