Anwar Muhammad Foundation – Pada SAVA: Series 1, kita melihat bagaimana SAVA mengubah cara pandang bahwa menjaga hutan bukan berarti kehilangan penghasilan, dari komitmen program bisa menghasilkan penghidupan yang lebih layak bagi keluarga.
Dulu, kopi hanya soal panen dan jual cepat. Tak banyak yang memikirkan soal kualitas, proses, apalagi keberlanjutan. Sejak hadirnya program SAVA, cara pandang itu perlahan mulai berubah — bukan karena dipaksa, tapi karena petani sendiri mulai merasakan bedanya.
Ini Kata Petani Tentang SAVA
Sumber: Dokumentasi AMF
Dari hasil cerita petani kopi di Semendo yang tergabung dalam Kelompok Tani Gunung Patah (KTGP) yaitu Pak Hamid mengingat betul masa sebelum adanya SAVA. “Perkebunan kopi disini masih monoton, masih tradisional. Tantangannya cuaca ekstrem, harga jual rendah, dan akses pasar yang susah,” ujarnya. “Setelah ada SAVA, banyak perubahan. Dari budidaya di kebun, pengolahan kopi, memilih biji kopi yang baik, sampai pemasaran, semua terasa lebih berkembang.”
Hal senada disampaikan Pak Zazali. “Sebelum SAVA, budidaya kopi disini masih sangat tradisional. Dari sisi perawatan dan pemupukan, banyak yang kurang pas. Setelah SAVA, praktik budidaya kami jadi lebih baik. Kami juga diajarkan membuat pupuk kompos.”
Program Pemberdayaan Berkelanjutan: Tidak Bisa Sebentar
Sumber: Dokumentasi AMF
Perubahan seperti ini tidak datang dalam semalam. AMF dan PT Supreme Energy Rantau Dedap memahami bahwa mengubah cara pandang dan kebiasaan membutuhkan waktu, pendampingan yang konsisten, dan ruang diskusi yang terbuka. Karena itu, Program SAVA dirancang untuk terus berlanjut dan berkembang agar dampak positifnya menguat dari tahun ke tahun.
Mengapa Perubahan Perlu Bertahap dan Butuh Pendekatan yang Adaptif?
Sumber: Regional Perspectives
Dari catatan riset yang coba dianalisis oleh tim AMF diperoleh bahwa:
- Keputusan petani untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dipengaruhi oleh persepsi terhadap risiko sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dalam jangka panjang, keberlanjutan pertanian ditentukan oleh strategi pengelolaan lingkungan di lahan. Namun, pada jangka pendek, petani membutuhkan strategi keberlanjutan ekonomi untuk menjaga kestabilan pendapatan keluarga (Nastis et al., 2019)
- Tinjauan sistematis terbaru terkait adopsi praktik pertanian berkelanjutan menegaskan heterogenitas preferensi petani untuk mendorong pertanian berkelanjutan harus berbasis konteks lokal dan preferensi petani, bukan “one-size-fits-all strategy.” (Miriti dan Lambarraa, 2025).
- Beberapa kajian tentang adopsi Climate-Smart Agriculture (CSA) juga menemukan banyak faktor penentu seperti personal petani, lahan, finansial, lingkungan, serta akses informasi/pelatihan; intervensi pun perlu dirancang secara tailor-made sesuai kondisi lokal (Finizola et al, 2024).
Dengan kata lain, arah yang ditempuh SAVA seperti pendampingan konsisten, peningkatan kapasitas, dan penyesuaian strategi pada kebutuhan kelompok sejalan dengan temuan riset bahwa perubahan perilaku petani itu gradual, kontekstual, dan menuntut keselarasan antara manfaat ekonomi dan tujuan lingkungan.
Harapan yang Tumbuh Bersama
Sumber: Dokumentasi AMF
Di tanah yang sama, dengan tangan yang sama. Kini, harapan punya bentuk baru: bukan hanya hasil panen, tapi juga rasa percaya diri, kesadaran kolektif, dan mimpi tentang kopi yang punya nama.
Karena bagi mereka, dari tanahlah semua harapan itu tumbuh, dan bersama SAVA harapan itu dirawat agar berbuah masa depan yang lebih baik.
Kesimpulan
Program SAVA (Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation) di Semendo membawa perubahan nyata bagi petani kopi. Dari yang awalnya hanya panen dan jual cepat, kini petani mulai peduli pada kualitas, proses, dan keberlanjutan.
Cerita para petani menunjukkan bahwa praktik pertanian mereka lebih baik berkat pelatihan, penggunaan pupuk kompos, dan pendampingan yang konsisten. Perubahan ini memang tidak instan, tapi bertahap melalui pendekatan adaptif yang sesuai konteks lokal.
Kini, SAVA bukan hanya tentang kopi, tapi juga tentang tumbuhnya rasa percaya diri, kesadaran kolektif, dan harapan baru bagi petani untuk masa depan yang lebih baik.
Ikuti kisah suka duka pendampingan tim lapangan di SAVA: Series 3.
Referensi
Miriti, P.K., Lambarraa-Lehnhardt, F. (2025). Understanding farmer preferences and trade-offs for adopting sustainable crop production: a systematic review. Discov Sustain 6, 760.
Finizola e Silva M, Van Schoubroeck S, Cools J and Van Passel S. (2024). A systematic review identifying the drivers and barriers to the adoption of climate-smart agriculture by smallholder farmers in Africa. Front. Environ. Econ. 3:1356335.
Nastis, S. A., Mattas, K., & Baourakis, G. (2019). Understanding Farmers’ Behavior towards Sustainable Practices and Their Perceptions of Risk. Sustainability, 11(5), 1303.