Skip to content

Di Balik Layar SAVA: Cerita Adrian, Bagus, dan Lapangan yang Tak Pernah Tidur

Anwar Muhammad Foundation – Setelah di SAVA: Series 2 kita melihat bagaimana semangat petani mulai tumbuh bersama perubahan kecil yang berarti. Namun, di balik cerita perubahan itu, ada kisah tentang mereka yang setiap hari hadir di tengah petani, mendengar keluh kesah, menemani proses, hingga ikut merasakan jatuh bangun di lapangan.

Mereka adalah para Field Officer. Sosok yang mungkin jarang terlihat, sosok di balik layar, tapi justru menjadi jembatan nyata antara program dan kehidupan sehari-hari petani.

Wajah Nyata di Lapangan

Field Officer SAVA

Sumber: Dokumentasi AMF

Setiap pagi, Adrian dan Bagus, dua Field Officer SAVA menyusuri jalan berlumpur menuju kebun petani. Hujan, panas, dan sinyal yang kerap hilang, menjadi bagian dari ritme keseharian. Tapi bagi mereka, justru dari situlah perubahan bermula. Perubahan tidak hanya hadir dari balik meja rapat, tetapi lahir dari kolaborasi yang hidup antara rencana yang dirancang di kantor dan kenyataan yang dihadapi langsung oleh pendamping di lapangan.

Belajar Setara, Bukan Menggurui

Field Officer SAVA

Sumber: Dokumentasi AMF

Adrian dan Bagus adalah wajah dari implementasi itu. Keduanya alumni dari Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian, Sekolah Vokasi IPB. Mereka membawa cara belajar yang setara—bukan menggurui, tapi membuka ruang dialog. Pelatihan bukan hanya sesi ceramah, tetapi percakapan terbuka di bawah pohon kopi, saat jeda panen, atau bahkan sambil menjemur biji kopi.

“Kita harus tahu kapan bicara, kapan mendengarkan. Sebagai pendatang, kita harus membaur dengan masyarakat. Tidak hanya fokus pada program, tapi juga ikut hadir di acara sosial mereka. Karena pendampingan dan transfer ilmu tidak hanya terjadi di forum pelatihan formal yang dijadwalkan,” ujar Bagus. “Kami juga harus menyesuaikan waktu pendampingan dengan kesibukan petani.”

Adrian menambahkan, “Dukungan para ahli dari dosen Sekolah Vokasi IPB sangat membantu. Kami menjadi jembatan dalam menerjemahkan ilmu-ilmu budidaya yang kompleks menjadi lebih mudah dipahami oleh petani.”

Tantangan dan Kepercayaan

Field Officer SAVA

Sumber: Dokumentasi AMF

Tentu tidak semua berjalan mulus. Motor mereka pernah tergelincir di jalan licin saat hujan deras. Adrian bahkan pernah kehilangan handphone karena jatuh ke sungai saat merekam dokumentasi kegiatan. Tapi, bukan lelah yang mereka ingat, melainkan sambutan hangat dari petani, sering kali dengan kopi hasil kebun sendiri. Dan kepercayaan itu tumbuh dua arah. Tak jarang, petani datang berkunjung ke basecamp mereka untuk bertanya, berdiskusi, atau sekadar berbagi cerita.

Tidak Hanya Lelaki Tangguh, Ada Ayu di Balik Koordinasi

Field Officer SAVA

Sumber: Dokumentasi AMF

Di balik kerja lapangan Adrian dan Bagus, ada sosok Ayu, Project Officer SAVA sekaligus alumni yang sama dari Sekolah Vokasi IPB. Perempuan muda ini memainkan peran penting: menjadi penghubung antara lapangan, akademisi, dan manajemen program.

Ayu tidak hanya mengoordinasikan jadwal dan strategi, tapi juga berusaha merasakan langsung tantangan di lapangan. Ia ikut menyusuri kebun, mendengarkan cerita petani, dan memahami dinamika gender serta peran keluarga dalam pertanian. Dengan cara itu, koordinasi tidak hanya soal logistik, melainkan juga soal empati, inklusi, dan keberlanjutan relasi.

Bagi Adrian dan Bagus, kehadiran Ayu membuat pendampingan lebih terarah dan terukur. Bagi kita, Ayu adalah contoh bahwa perubahan bisa diusung siapa saja, tanpa batasan gender.

Lapangan yang Tak Pernah Tidur

Field Officer SAVA

Sumber: Dokumentasi AMF

Di balik peluh dan lelah, ada kepuasan yang tidak bisa diukur angka. Ada cerita yang tidak muat di laporan teknis. Ada proses kecil yang pelan-pelan mengubah cara pandang petani terhadap kualitas, keberlanjutan, dan harapan hidup yang lebih baik.

Bukan hanya dibangun data, SAVA tumbuh dari relasi dan kolaborasi. Dari rasa saling percaya antara petani, pendamping, akademisi, lembaga, perusahaan, dan komunitas lokal.

Adrian, Bagus, dan Ayu hanyalah tiga dari sekian banyak wajah di balik layar. Namun dari jejak kaki mereka di tanah basah itu, kita tahu: lapangan tidak pernah tidur, dan perubahan sejati selalu dimulai dari sana.

Kesimpulan

Di balik perubahan petani kopi Semendo, ada peran besar para pendamping lapangan (Field Officer) dan Project Officer yang bekerja tanpa lelah. Mereka hadir bukan untuk menggurui, melainkan membangun dialog, mendampingi dengan empati, dan menjadi jembatan antara ilmu, program, dan kenyataan di kebun. Lewat kerja lapangan yang konsisten—menyusuri jalan berlumpur, mendengar cerita petani, hingga ikut merasakan suka duka sehari-hari—terbentuklah kepercayaan dua arah. Dari sinilah lahir perubahan cara pandang petani terhadap kualitas kopi, keberlanjutan, dan masa depan yang lebih baik.

SAVA menunjukkan bahwa perubahan sejati tidak hanya lahir dari rapat atau strategi di atas kertas, melainkan dari relasi, kolaborasi, dan langkah kecil di lapangan yang tak pernah tidur. Dari suka duka di lapangan, kita belajar bahwa perubahan berawal dari langkah kecil. Namun, pernahkah terlintas di benak Anda bahwa satu bangunan juga bisa membawa perubahan besar bagi petani?

Temukan jawabannya di SAVA: Series 4.

Authors