Skip to content

Biomimicry – Perwujudan “Alam Takambang Jadi Guru”

Anwar Muhammad Foundation – Secara terminologi berasal dari kata Bio (kehidupan) dan Mimesis (imitasi, peniruan). Secara harfiah biomimikri merupakan seni sains dalam meniru alam. Biomimikri bergerak dengan mempelajari struktur, fungsi, dan proses di alam untuk perancangan solusi inovatif, berkelanjutan dan ramah lingkungan. Biomimikri juga disebut dengan bioinspirasi atau biomimetiks.

Konsep ini terlihat serupa Nature-based Solution. Jika biomimikri merupakan bentuk adaptasi manusia terhadap permasalahan alam dengan memanfaatkan informasi dari alam itu sendiri, nature-based solution merupakan pendekatan yang menggunakan ekosistem dan proses alam untuk merancang solusi terhadap tantangan manusia, terutama dalam konteks perlindungan lingkungan.

Biomimikri dan nature-based solution memiliki kesinambungan untuk saling melengkapi. Biomimikri memberikan inspirasi untuk merancang solusi berbasis alam yang lebih efisien dan efektif. Biomimikri dapat menyediakan panduan untuk mengidentifikasi dan menerapkan prinsip-prinsip alam dalam merancang nature-based solution, memungkinkan pemanfaatan potensi penuh dari keanekaragaman hayati dan ekosistem.

Baca Juga: Harimau Sumatera: yang Kian Terancam Punah

Penerapan dan inspirasi biomimikri dapat berupa imitasi sistem alam kedalam sistem pengelolaan lahan atau peniruan struktur fisik atau mekanisme kimiawi dari sebuah organisme kedalam bentuk teknologi. Berikut beberapa contoh dari biomimikri.

1. Permaculture

Konsep pertanian yang mengusung spesifikasi kesesuaian lokal dan bersifat regeneratif, serta mampu melestarikan diri sendiri. Konsep ini menggunakan prinsip pemikiran ekologi dan penalaran spasial, seperti respon alam dan iklim mikro, interaksi antar komponen serta konfigurasi spasial. Prinsip yang digunakan adalah sirkulasi dan pengelolan energi lingkungan, dimana mengatur kesinambungan pengelolaan energi pada skala ruang yang telah dibatasi. Konsep ini bertujuan untuk menyesuaikan sistem pertanian tanpa mengubah fungsional lingkungan yang ditempati, melainkan menyesuaikan diri sehingga tidak mengubah sifat resiliensi dari alam.


Sumber: kukuapermaculture.org

2. Fog Water Capture

Desain ini terinspirasi dari berbagai spesies seperti kumbang gurun, kadal berduri, dan jaring laba-laba. Sederhananya, ketiga inspirasi ini memiliki mekanisme untuk mengondensasi uap air melalui konsep Tegangan Laplace yang terdapat pada struktur fisik mereka.  Kumbang gurun memiliki permukaan eksoskeleton berbintil dan kasar. Saat terjadi kabut, permukaan berbintil ini mampu mengondensasi uap air lebih cepat dari para permukaan yang kulit yang datar. Kadal berduri memiliki film tipis asimetri pada setiap sisik, yang mampu mengondensasi dan menarik air hingga langsung ke mulut mereka. Jaring laba-laba memiliki kemampuan untuk mengondensasi uap air pada sepanjang jarring dan mengumpulkannya di simpul jarring. Konsep Inspirasi ini digunakan untuk membuat Fog Capture dengan konsep serupa di daerah berkabut untuk memanen air.

 

Sumber: Bharat Bhusan (royalsocietypublishing.org)

3. Bullet Train

Bullet Train (Kereta Peluru) merupakan transportasi umum yang memiliki kecepatan hingga mencapai 170 mil per jam. Meskipun demikian, masih terdapat kekurangan seperti suara yang berisik terutama setelah keluar dari terowongan atau yang dikenal dengan Tunnel Boom. Adaptasi ini terinspirasi dari 3 jenis burung, yaitu burung hantu, pinguin adelie, dan burung cekakak atau kingfisher. Burung hantu memiliki karakter sayap dengan bentuk sisir melengkung yang mampu meredam suara, serta postur tubuh pinguin adelie yang memudahkan untuk meluncur. Kedua inspirasi ini menjadi dasar untuk memodelkan ulang pantograph (penyuplai daya) yang merupakan salah satu sumber bising dari kereta peluru. Untuk bagian kepala, yang awalnya berbentuk bundar meruncing dibuat menjadi lebih lancip seperti paruh burung cekakak. Hal ini terinspirasi saat burung cekakak yang tidak menimbulkan cipratan air saat memasuki air. Pembaruan desain kereta peluru ini mampu mengurangi drag sampai 30%, bahan bakar sampai 15%, dan kecepatan meningkat hingga 10%.

 

Sumber: Khaleda Khan (The Varsity)

Lalu, apakah konsep biomimikri ini sudah banyak diterapkan untuk menunjang kehidupan manusia di dunia ini?

Sumber: econusa.id

Jawabannya akan ada di artikel #BiomimicrySeries berikutnya, ya!

Referensi:

  1. Benyus, J.M. 1997. Biomimicry: Innovation Inspired by Nature
  2. Dicks et al, 2021. Applying Biomimicry to Cities: The Forest as Model for Urban Planning and Design.
  3. High-Speed Train Inspired by the Kingfisher. Sumber: https://asknature.org/innovation/high-speed-train-inspired-by-the-kingfisher/
  4. Bhusan, B. 2019. Bioinspired water collection methods to supplement water supply. Sumber: https://royalsocietypublishing.org/doi/10.1098/rsta.2019.0119
  5. Putryana, et al. 2020. Penerapan Konsep Permaculture Pada Perancangan Pusat Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Lahan Kering Di Wonogiri.

 

Author