Pada 15 Januari 2021, AMF mengadakan “Lokalatih Laporan Berkelanjutan” untuk para staf AMF. Lokalatih ini membahas Sustainability Report yang umum dengan sebutan Laporan Berkelanjutan. Laporan berkelanjutan berisi pertanggung jawaban perusahaan kepada masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dilansir dari situs ojk.com, laporan keberlanjutan merupakan bentuk laporan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam rangka mengungkapkan (disclose) atau mengkomunikasikan kepada seluruh kepentingan, Sosial, dan Tata kelola yan baik (LST) secara akuntabel. Hingga saat ini, standard yang digunakan oleh AMF dalam menyusun laporan keberlanjutan adalah dari GRI (Global Reporting Initiative).
Pemaparan dalam lokalatih kali ini disampaikan oleh Aldi Muhammad Alizar selaku chairman AMF. Beliau menyampaikan bahwa laporan berkelanjutan ini penting untuk dibuat mengingat manfaatnya bagi perusahaan yang sangat baik, yaitu untuk mengukur dampak yang diberikan oleh perusahaan di berbagai aspek, seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Selain itu, beliau menambahkan bahwa laporan keberlanjutan tidak hanya disusun oleh perusahaan besar saja, melainkan juga dilakukan pada tingkatan UMKM. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa keuangan Nomor 51/POJK.03/2017 tentang penerapan keuangan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan perushaan publik.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pembangunan berkelanjutan, AMF mengedepankan keselarasan dalam bidang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Oleh karena itu, konsep laporan berkelanjutan dinilai sangat berkesuaian dengan AMF dan dijadikan sebagai instrumen dalam mengukur kinerja AMF setiap tahunnya. Di samping itu, dengan menerapkan laporan berkelanjutan dalam tata kelola lembaga, AMF menunjukkan kontribusinya dalam mendukung roadmap Keuangan Berkelanjutan atau yang dikenal dengan istilah sustainable financing di Indonesia.
