Skip to content

Langka! Bunga Bangkai Raksasa Mekar di Gunung Leuser

Anwar Muhammad Foundation – Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) kembali menghadirkan fenomena alam yang menakjubkan. Salah satu bunga paling langka di dunia, Amorphophallus titanum atau lebih dikenal sebagai bunga bangkai raksasa, baru saja mekar sempurna di kawasan Ekowisata Batu Katak, Kabupaten Langkat, yang merupakan salah satu pintu masuk TNGL. Peristiwa ini langsung menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara yang penasaran ingin menyaksikan bunga raksasa beraroma khas ini (Mistar.id, 2025). Mekarnya bunga raksasa tersebut bukan hanya menambah daya tarik ekowisata Leuser, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya menjaga kekayaan hayati Indonesia.

Keajaiban Amorphophallus titanum

Bunga Bangkai Raksasa

Sumber: RRI

Bunga bangkai raksasa dikenal sebagai salah satu bunga majemuk terbesar di dunia. Tingginya bisa mencapai 2–3 meter, dengan diameter tongkol mencapai 1,5 meter (National Geographic Indonesia, 2023). Julukan “bunga bangkai” muncul karena aroma busuk khas yang dikeluarkan saat mekar, yang berfungsi menarik serangga penyerbuk seperti lalat bangkai dan kumbang.

Proses mekarnya juga sangat jarang: hanya sekali dalam 7–10 tahun, dan mekar penuh berlangsung sekitar 3–4 hari saja sebelum kemudian layu kembali (WWF Indonesia, 2021).

Habitat dan Proses Mekar

Bunga Bangkai Raksasa

Sumber: travel kompas

Amorphophallus titanum endemik hutan hujan Sumatra, terutama di wilayah Leuser dan Bengkulu. Ia tumbuh dari umbi raksasa yang bisa berbobot hingga 100 kilogram. Setelah masa dormansi panjang, tanaman ini mengeluarkan satu bunga raksasa yang unik: berupa tongkol (spadix) yang diselubungi seludang (spathe) berwarna ungu gelap (National Geographic Indonesia, 2023).

Fenomena ini tidak hanya memikat peneliti, tetapi juga menjadi magnet wisata alam dan edukasi bagi masyarakat.

Status Konservasi yang Mengkhawatirkan

Bunga Bangkai Raksasa

Sumber: arsip flora

Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), Amorphophallus titanum termasuk kategori rentan (vulnerable) akibat deforestasi, alih fungsi lahan, dan rendahnya peluang reproduksi di alam (IUCN, 2021).

Ancaman utama terhadap kelestarian bunga ini meliputi:

  • Kerusakan habitat hutan hujan tropis karena pembukaan lahan.
  • Eksploitasi berlebihan sebagai tanaman hias langka.
  • Siklus reproduksi panjang yang membuat populasinya sulit pulih dengan cepat.

Upaya konservasi telah dilakukan, salah satunya melalui penelitian, pembibitan ex-situ, serta penguatan ekowisata berbasis masyarakat (KLHK, 2022).

Potensi Wisata Edukasi

Bunga Bangkai Raksasa

Sumber: Kew gardens

Mekarnya Amorphophallus titanum di Batu Katak menjadi daya tarik wisatawan, termasuk dari mancanegara (Mistar.id, 2025). Selain melihat bunga bangkai raksasa, pengunjung dapat menikmati keindahan hutan Leuser, menyusuri gua, mengamati satwa liar seperti orangutan Sumatra, serta belajar tentang pentingnya menjaga ekosistem hutan tropis.

Jika dikelola secara berkelanjutan, fenomena langka ini dapat memberikan manfaat ganda: meningkatkan ekonomi lokal sekaligus memperkuat kesadaran konservasi (WWF Indonesia, 2021).

Baca Juga : Solusi Nyata untuk Mengurangi Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

Mengapa Kita Harus Peduli?

Bunga Bangkai Raksasa

Sumber: walter pinem

Amorphophallus titanum adalah flora khas Indonesia yang mendunia. Kehadirannya di Batu Katak menjadi simbol penting dari kekayaan hayati Leuser. Menjaganya berarti melestarikan hutan, memperkuat identitas ekologis bangsa, dan memastikan generasi mendatang tetap dapat menyaksikan keajaiban alam ini.

Kesimpulan

Fenomena mekarnya Amorphophallus titanum di Ekowisata Batu Katak adalah bukti nyata bahwa Indonesia masih menyimpan keajaiban alam yang luar biasa. Namun, keindahan ini juga rapuh dan terancam hilang apabila hutan terus mengalami degradasi. Oleh karena itu, pelestarian lingkungan dan pengelolaan ekowisata berbasis konservasi menjadi kunci agar bunga bangkai raksasa tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Dengan menjadikan momen langka ini sebagai bahan edukasi, kita tidak hanya mengagumi keindahan bunga terbesar di dunia, tetapi juga belajar untuk lebih peduli, lebih menjaga, dan lebih mencintai alam Indonesia.

Referensi:

  1. Mistar.id. (2025). Fenomena Mekarnya Bunga Bangkai di Langkat Diminati Wisatawan Mancanegara.
  2. National Geographic Indonesia. (2023). Amorphophallus titanum, Bunga Bangkai Raksasa dari Sumatra.
  3. IUCN Red List. (2021). Amorphophallus titanum Conservation Status.
  4. Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser. (2022). Laporan Konservasi Flora Langka di Kawasan TNGL.
  5. WWF Indonesia. (2021). Ancaman dan Upaya Pelestarian Bunga Bangkai di Sumatra.
  6. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). (2022). Strategi Nasional Konservasi Tumbuhan Langka Indonesia

Author