Anwar Muhammad Foundation – Hari Harimau Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Juli ini didedikasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global mengenai pentingnya perlindungan harimau, salah satu predator terbesar dan paling ikonik di dunia. Harimau merupakan simbol kekuatan dan keagungan di alam liar. Namun, sayangnya hari ini, populasi harimau liar semakin terancam oleh berbagai faktor. Perburuan liar, hilangnya habitat akibat deforestasi, serta konflik dengan manusia menjadi ancaman utama yang menyebabkan penurunan drastis jumlah harimau di alam liar.
Dari sekitar 100.000 ekor harimau liar di awal abad ke-20, kini hanya tersisa kurang dari 4.000 ekor, tersebar di sejumlah negara Asia. Hari Harimau Sedunia tidak hanya menjadi momentum untuk merayakan keindahan dan keunikan harimau, tetapi juga mengingatkan kita pada tantangan besar yang dihadapi spesies ini dalam mempertahankan kelestariannya.
Filosofi Nusantara mengenai harimau (dalam berbagai istilah lokal: maung di Sunda, harimau di Melayu, raung atau rimueng di Sumatera, macan di Jawa) sangat kaya, simbolik, dan sarat makna spiritual, politik, serta kultural. Harimau dalam pandangan Nusantara bukan sekadar binatang buas, tetapi makhluk adikodrati yang menjadi penjaga, penjelajah antara dunia, dan lambang kekuasaan yang terhubung dengan dunia leluhur dan kegaiban. Berikut penjabaran filosofinya:
Filosofi Dasar Harimau Nusantara, antara lain sebagai berikut:
1. Simbol Kekuatan dan Kepemimpinan Adil
– Harimau dipandang sebagai lambang kepemimpinan sejati—kuat, berwibawa, namun tidak gegabah.
– Dalam kebudayaan Minangkabau, harimau identik dengan Datuk Harimau Campo—pemimpin adat yang sakti dan menjaga marwah nagari.
2. Penjaga Alam dan Penyeimbang
– Harimau diyakini sebagai penyeimbang ekosistem alam dan spiritual. Jika harimau menghilang dari hutan, maka kekacauan terjadi (baik ekologis maupun sosial).
– Dalam kepercayaan orang rimba atau Suku Anak Dalam, harimau adalah leluhur yang menjelma, menjaga batas-batas antara yang suci dan yang profan.
3. Perwujudan Leluhur dan Roh Penjaga
– Dalam kepercayaan lokal di Sumatera, Kalimantan, hingga Papua, harimau sering dianggap sebagai penjelmaan arwah nenek moyang, penjaga garis keturunan, atau roh pendamping tokoh penting.
– Banyak tokoh karismatik (raja, dukun, pendekar) diyakini memiliki harimau gaib sebagai kawan atau penjaga mereka.
4. Manifestasi Keberanian dan Jalan Ksatria
– Dalam filosofi ksatria Jawa, harimau (macan) melambangkan jiwa pemberani, pengendali hawa nafsu, dan pelindung dari kesewenang-wenangan.
– Seorang pendekar sejati ibarat harimau: tak mencari mangsa, tetapi siap membela bila diganggu.
Kondisi Populasi Harimau Terkini
Sumber: IAS Exam
Populasi harimau liar di dunia telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir berkat berbagai upaya konservasi. Pada tahun 2010, diperkirakan hanya ada sekitar 3.200 ekor harimau liar, namun pada tahun 2024 jumlah ini naik menjadi sekitar 5.500 ekor. Negara-negara seperti India, Rusia, Nepal, dan China berhasil melipatgandakan jumlah harimau mereka dengan program konservasi yang efektif.
Sumber: WWF
India masih menjadi rumah bagi populasi harimau terbesar, dengan lebih dari 3.600 ekor harimau pada 2023, atau sekitar 70% dari total harimau liar di dunia. Indonesia, yang memiliki harimau Sumatera (salah satu subspesies yang paling terancam punah), diperkirakan memiliki sekitar 371 ekor harimau Sumatera yang tersebar di habitat alamnya. Populasi harimau ini sangat rentan karena habitat yang terus menyusut dan ancaman perburuan ilegal.
Baca Juga : Menurunnya Populasi Satwa Liar
Pentingnya Konservasi Harimau
Sumber: WWF
Konservasi harimau sangat penting karena satwa ini berperan sebagai predator puncak yang menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan mengontrol populasi satwa mangsa seperti rusa dan babi hutan, harimau membantu mencegah gangguan berlebihan pada vegetasi dan habitatnya. Jika harimau punah, populasi mangsa bisa melimpah tanpa kontrol, yang dapat merusak ekosistem secara luas. Selain itu, pelestarian habitat harimau berkontribusi penting dalam menjaga fungsi ekosistem yang menyediakan air bersih, pengaturan iklim, dan keanekaragaman hayati.
Melindungi habitat harimau juga sama dengan melindungi banyak spesies terancam punah lainnya serta menjaga keseimbangan alam yang manfaatnya dirasakan manusia. Upaya konservasi harimau di beberapa negara Asia bahkan dapat mengurangi emisi karbon dioksida yang berkontribusi pada perubahan iklim.Konservasi harimau juga membawa manfaat sosial ekonomi, seperti membuka lapangan kerja dan pendapatan melalui ekowisata yang berbasis keberadaan harimau, serta menyediakan mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar habitat harimau.
Ancaman utama yang dihadapi harimau saat ini meliputi:
1. Perburuan Liar
Sumber: forest digest
Masih menjadi ancaman terbesar, terutama harimau Sumatera. Meski patroli dan penegakan hukum sudah diperketat, ekonomi dari perburuan ilegal jauh melebihi hukuman yang diterima, sehingga efek jera belum maksimal. Banyak jerat ilegal yang ditemukan dan menyebabkan kematian harimau.
2. Kerusakan Habitat
Sumber: mongabay
Deforestasi, alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit dan pemukiman, serta pengeringan lahan membuat habitat harimau menyempit. Hilangnya habitat ini berdampak pada berkurangnya ruang berburu dan berkembang biak harimau, yang mendorong mereka masuk ke area manusia.
3. Konflik Manusia-Harimau
Sumber: forest digest
Menipisnya satwa mangsa di hutan dan berkurangnya habitat menyebabkan harimau memasuki pemukiman dan memangsa ternak warga, yang kemudian memicu konflik dan resiko serangan balik manusia. Harimau remaja yang sedang mencari teritori juga sering masuk ke area pemukiman.
Upaya internasional yang mendukung perlindungan harimau meliputi berbagai inisiatif kolaboratif antarnegara dan organisasi:
1. Deklarasi St. Petersburg 2010
Sumber: detik com
Kesepakatan 13 negara pemilik harimau untuk menggandakan jumlah harimau liar pada tahun 2022. Deklarasi ini juga menetapkan peringatan Hari Harimau Sedunia (Global Tiger Day) dan mengatur pertemuan tingkat tinggi secara berkala untuk meninjau kemajuan program pemulihan harimau nasional dan global.
2. Global Tiger Recovery Program (GTRP) dan Global Tiger Initiative (GTI)
Sumber: global tiger forum
Program yang mengoordinasikan negara-negara harimau (Tiger Range Countries) untuk melindungi habitat, memberantas perburuan ilegal, dan meningkatkan pemantauan populasi harimau. Ini dilakukan melalui kolaborasi internasional antara organisasi pemerintah dan masyarakat sipil.
3. Peran World Wide Fund for Nature (WWF)
Sumber: slide player
WWF aktif melakukan pelestarian harimau, khususnya Harimau Sumatera, dengan pendekatan yang mencakup pemantauan dan pengawasan, pemberdayaan masyarakat lokal, peningkatan kapasitas, serta advokasi hukum untuk menekan perdagangan ilegal. WWF juga membentuk jaringan internasional untuk memperkuat efektivitas kerja konservasi dan mendukung kebijakan nasional serta kerja sama lintas batas.
Kesimpulan
Setiap 29 Juli, dunia memperingati Hari Harimau Sedunia sebuah momen reflektif yang mengajak kita semua merenungkan makna kehadiran harimau di alam. Harimau bukan sekadar predator puncak; ia adalah penjaga keadilan ekosistem, simbol keseimbangan antara kekuatan dan kelestarian. Dalam diam dan langkahnya yang penuh wibawa, harimau menjadi penanda kesehatan hutan dan penyeimbang rantai kehidupan.
Namun, kisah harimau di alam liar tidak selalu indah. Di tengah arus perburuan, laju deforestasi, dan gesekan dengan manusia, populasi harimau sempat merosot ke titik kritis—cermin rapuhnya hubungan manusia dengan alam. Untunglah, secercah harapan lahir dari komitmen bersama lewat Deklarasi St. Petersburg 2010 dan gerakan Global Tiger Recovery. Upaya lintas batas itu berhasil membalikkan arah: dari hanya 3.200 ekor pada 2010, kini harimau liar dunia telah meningkat menjadi sekitar 5.500 ekor pada 2024.
Merawat harimau berarti merawat harmoni semesta. Pelestarian harimau bukan sekadar tentang menyelamatkan satu spesies, melainkan menjaga jantung ekosistem yang menopang hidup manusia. Setiap hutan yang tetap lestari berkat sang harimau adalah warisan layanan lingkungan: air bersih, udara segar, tanah subur, dan keanekaragaman hayati yang menyejahterakan kita semua. Pada akhirnya, menyelamatkan harimau adalah bentuk cinta manusia pada kehidupan itu sendiri.
Referensi
WWF Indonesia. (2023). Upaya Konservasi Harimau Sumatera dan Inisiatif Global. Jakarta: WWF Indonesia.
GreenPeace Indonesia. (2022). Laporan Ancaman Deforestasi Terhadap Habitat Harimau Sumatera. Jakarta: GreenPeace Indonesia.
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. (2021). Peran WWF dan Program Global Tiger Recovery dalam Konservasi Harimau. Jurnal Ilmiah FISIP.
Alamendah.org. (2010). Deklarasi St. Petersburg 2010 dan Komitmen Negara-negara Pemilik Harimau.
Newberkeley.wordpress.com. (2010). Global Tiger Day dan Inisiatif Konservasi Harimau.
Intipseleb.com. (2010). Peran Deklarasi St. Petersburg dalam Pelestarian Harimau.