Skip to content

Spesies Invasif: Ancaman Tersembunyi bagi Keanekaragaman Hayati

Anwar Muhammad Foundation – Spesies invasif, atau jenis asing invasif (JAI), merupakan spesies yang masuk ke suatu wilayah baru dengan bantuan manusia, baik secara sengaja maupun tidak. Setelah tiba, spesies ini dapat berkembang biak dan beradaptasi, sering kali menjadi ancaman bagi spesies asli dan ekosistem lokal. Mereka dapat mengubah struktur ekosistem, mempengaruhi keanekaragaman hayati, sehingga dapat mengancam kelangsungan hidup spesies asli, merusak ekosistem, serta menimbulkan kerugian ekonomi. Spesies ini seringkali tidak memiliki predator alami di habitat barunya, sehingga populasi mereka dapat tumbuh tanpa kendali serta berdampak negatif pada aspek sosial dan ekonomi.

 

Spesies invasif memiliki beberapa karakteristik yang memungkinkan mereka untuk berhasil beradaptasi dan berkembang di habitat baru, antara lain:

  • Kemampuan Bereproduksi Cepat: Banyak spesies invasif dapat bereproduksi secara cepat dan dalam jumlah besar.
  • Toleransi Lingkungan: Mereka seringkali memiliki toleransi yang tinggi terhadap berbagai kondisi lingkungan, seperti perubahan suhu dan kelembaban.
  • Kemampuan Menyebar: Spesies ini biasanya memiliki mekanisme penyebaran yang efisien, baik melalui angin, air, atau aktivitas manusia.
  • Kompetisi dengan Spesies Asli: Mereka dapat bersaing dengan spesies asli untuk mendapatkan sumber daya seperti makanan, ruang, dan cahaya.

 

Adapun beberapa contoh spesies invasif  yang sudah menjadi masalah serius di Indonesia

1. Eceng Gondok (Eichhornia crassipes)

spesies invasif

Sumber foto : alamendah

Tumbuhan air ini sangat cepat berkembang biak dan menutupi permukaan perairan. Akibatnya, cahaya matahari tidak dapat menembus, mengganggu proses fotosintesis tumbuhan air asli, dan mengurangi kadar oksigen dalam air. Selain itu, eceng gondok juga dapat menghalangi aliran air dan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

 

2. Putri Malu (Mimosa pudica)

spesies invasif

Sumber foto : umsu.ac.id

Tanaman putri malu (Mimosa pudica) memang sering dianggap sebagai salah satu spesies invasif yang berpotensi menimbulkan masalah di beberapa wilayah di Indonesia. Meskipun tidak sebesar dampak eceng gondok atau kerdeng, pertumbuhannya yang cepat dan kemampuan adaptasinya yang tinggi membuat putri malu dapat mengganggu ekosistem lokal dan mengurangi produktivitas pertanian.

 

3. Kerdeng (Chromolaena odorata)

Sumber foto : portal.wiktrop

Tumbuhan ini berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dan kini telah menyebar luas di Indonesia. Kerdeng dapat tumbuh diberbagai jenis tanah dan kondisi lingkungan, serta menghasilkan senyawa allelopathic yang menghambat pertumbuhan tanaman lain.

 

4. Kucing Feral

spesies invasif

Sumber foto : iStock

Kucing domestik yang hidup liar ini memangsa berbagai jenis satwa asli, seperti burung, reptil, dan mamalia kecil. Populasi kucing feral yang tinggi dapat mengancam kelestarian satwa asli, terutama di pulau-pulau kecil.

 

5. Ikan Gabus (Channa striata)

spesies invasif

Sumber foto : kompasiana

Di beberapa daerah, ikan gabus yang diperkenalkan sebagai ikan konsumsi justru menjadi invasif karena memangsa ikan-ikan asli dan mengganggu keseimbangan ekosistem perairan.

 

6. Ubur-Ubur Kotak

spesies invasif

Sumber foto : darilaut.id

 Meskipun tidak semua jenis ubur-ubur kotak bersifat invasif, namun kehadirannya di beberapa perairan Indonesia dapat mengancam ekosistem terumbu karang dan membahayakan aktivitas wisata bahari.

 

Berikut beberapa cara penyebaran spesies invasif, diantaranya

1. Penyebaran Disengaja:

  • Perdagangan dan Budidaya: Banyak spesies asing diperkenalkan ke Indonesia untuk tujuan ekonomi, seperti tanaman hias, bahan pangan, atau sebagai sekat bakar di hutan. Contohnya, Acacia nilotica ditanam di Taman Nasional Baluran untuk mengurangi risiko kebakaran, tetapi kemudian berkembang menjadi invasif.
  • Penelitian dan Hobi: Spesies juga diperkenalkan untuk penelitian ilmiah atau sebagai hobi oleh individu yang tidak menyadari potensi dampak negatifnya.

2. Penyebaran Tidak Sengaja:

  • Transportasi dan Perdagangan: Banyak spesies invasif tersebar karena mereka terbawa dalam barang dagangan atau melalui kegiatan pariwisata. Misalnya, ikan Arapaima gigas dilepas secara ilegal di Sungai Brantas, yang mengancam ekosistem lokal.

Baca juga: RUSAKNYA BIODIVERSITAS LAUT : TERUMBU KARANG TERANCAM MEMUTIH DAN HILANG

  • Aktivitas Masyarakat: Keterlibatan masyarakat dalam menggunakan spesies invasif untuk keperluan ekonomi juga berkontribusi pada penyebaran mereka. Misalnya, Acacia nilotica digunakan sebagai komoditas yang meningkatkan permintaan lahan dan mengancam keanekaragaman hayati lokal.

3. Karakteristik Biologis

Spesies invasif biasanya memiliki pertumbuhan yang cepat, kemampuan reproduksi tinggi, dan adaptasi yang luas terhadap lingkungan baru, serta sering kali tidak memiliki predator alami di habitat baru mereka. Ini memungkinkan mereka untuk berkembang biak dengan cepat dan mendominasi ekosistem.

 

Kesimpulan

Spesies invasif, yang diperkenalkan ke suatu wilayah baru oleh manusia, menjadi ancaman serius bagi keanekaragaman hayati dan ekosistem lokal di Indonesia. Karakteristik seperti kemampuan bereproduksi cepat, toleransi lingkungan yang tinggi, dan mekanisme penyebaran yang efisien memungkinkan spesies ini untuk berkembang biak tanpa kendali dan bersaing dengan spesies asli. Contoh spesies invasif seperti eceng gondok, putri malu, dan kucing feral menunjukkan dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem, termasuk penurunan produktivitas pertanian dan kerusakan habitat. Penyebaran spesies invasif sering kali disebabkan oleh aktivitas manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, dan ditambah dengan regulasi yang lemah dalam pengendalian mereka. Oleh karena itu, diperlukan upaya mitigasi yang lebih efektif melalui pencegahan, pengendalian, dan edukasi masyarakat untuk melindungi keanekaragaman hayati Indonesia dari ancaman spesies invasif.

 

Referensi :

Antaranews. (2024). Pakar Ingatkan Ancaman Spesies Invasif Bagi Keanekaragaman Hayati.

Pandu, P. (2024, Agustus 14). “Menjinakkan” Para Alien Invasif.

Nursyifa, C. (2015, November 28). SITH ITB Galakan Pencerdasan tentang Perlindungan Ekosistem dari Spesies Invasif.

Author