Skip to content

Koalisi Generasi Hijau: Strategi Transisi Hijau di Wilayah Pertambangan

Anwar Muhammad Foundation – Koalisi Generasi Hijau (KGH) kembali menggelar acara pertemuan 45 harian pada Selasa, 11 Februari 2025 untuk membahas strategi transisi hijau di wilayah pertambangan. Pertemuan ini berfokus pada hasil studi IKI JET yang dilakukan oleh Anwar Muhammad Foundation (AMF) dan ICRES tentang potensi pengembangan bisnis berkelanjutan di kawasan pascatambang.

Dengan pendekatan berbasis kolaborasi lintas sektor, diskusi ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, mulai dari akademisi, praktisi lingkungan, hingga perwakilan sektor swasta dan pemerintah ini menjadi langkah awal dalam mendorong transisi energi yang berkelanjutan dan berkeadilan. Salah satu poin krusial yang mengemuka adalah posisi Indonesia dalam peta transisi energi global.

1. Peluang dan Tantangan dalam Transisi Hijau

Koalisi Generasi Hijau

Sumber foto: Dokumentasi AMF

Dalam diskusi, berbagai tantangan utama dalam implementasi transisi hijau di Indonesia mengemuka. Dalam hal ini, perlu strategi yang matang agar tidak mengurangi penerimaan bagi pihak-pihak terkait, sekaligus tetap menjaga komitmen terhadap energi bersih. Selain itu, ketersediaan pendanaan masih menjadi kendala utama dalam mendukung inisiatif hijau. Peta pemangku kepentingan (stakeholder mapping) menjadi langkah strategis untuk membangun sinergi yang efektif antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sipil. Dengan pendekatan yang lebih kolaboratif, diharapkan transisi hijau dapat berjalan lebih efisien dan berkelanjutan.

 

2. Kolaborasi dan Peran Pemangku Kepentingan

Sumber foto: Dokumentasi AMF

Dalam pertemuan ini, muncul berbagai gagasan terkait peran sektor swasta dan BUMN dalam mendukung pendanaan serta implementasi energi hijau. Beberapa inisiatif yang telah berjalan, seperti pemanfaatan biomassa dari pelet sampah sebagai bauran energi PLN, menjadi contoh bagaimana sektor publik dan swasta dapat bekerja sama dalam mempercepat transisi energi. Di sisi lain, pentingnya regulasi yang lebih jelas juga menjadi sorotan. Saat ini, terdapat banyak kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung energi terbarukan.

 

3. Extended Producer Responsibility (EPR) dan Circular Economy

Koalisi Generasi Hijau

Sumber foto: Dokumentasi AMF

Dalam konteks industri daur ulang, terutama kertas, diskusi menyoroti pentingnya implementasi Extended Producer Responsibility (EPR) untuk perusahaan besar, agar produsen ikut bertanggung jawab terhadap limbah yang mereka hasilkan. Arah pengembangan industri ini mengarah ke circular economy, namun tantangan besar terletak pada kualitas material sampah yang belum dipilah dengan baik.

 

4. Strategi Kemandirian dan Keberlanjutan

Koalisi Generasi Hijau

Sumber foto: Dokumentasi AMF

Salah satu poin penting dalam pertemuan ini adalah bagaimana urgensi membangun kemandirian dalam pendanaan transisi hijau. Indonesia tidak bisa terus menerus bergantung pada donor internasional. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih independen, termasuk penguatan swasta dan optimalisasi pada sumber daya lokal. Selain itu, strategi komunikasi dan advokasi juga menjadi elemen kunci dalam mempercepat transisi energi. Peran masyarakat sipil sebagai kelompok tekanan (pressure group) perlu diperkuat agar kebijakan yang dihasilkan lebih berpihak pada kepentingan lingkungan dan masyarakat luas.

Baca juga: Membangun Kesadaran Lingkungan Melalui Diskusi: Fokus pada Pascatambang dalam IKI JET

Koalisi Generasi Hijau berkomitmen untuk mengadakan diskusi strategis secara berkala guna memastikan roadmap transisi hijau dapat berjalan secara efektif.

Authors