Anwar Muhammad Foundation – Dalam rangka mendiskusikan strategi pengembangan bisnis berkelanjutan di area pascatambang, Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan pada 22 Januari 2025 di Wisma Taman Iskandar Muda, Jakarta Selatan, berhasil mengumpulkan berbagai pemangku kepentingan. Acara ini dihadiri oleh narasumber dari berbagai sektor, termasuk pemerintah, akademisi, dan industri pertambangan. Diskusi dibuka oleh Sopi Maulida, yang dimoderatori oleh Wiwin Winarni Pamungkas, untuk narasumber terdiri dari Dr. Ir. Surya Darma MBA., Dipl. Geotherm. Tech, Chairman ICRES. Aldiza N. Artama, Advisor for Regional Economic Transformation-GIZ. Candra Nugraha dan Andri Muhammad Affandi mewakili tim studi AMF. Tyas Nurcahyani mewakili Dirjen Minerba Kementerian ESDM. Nanang Supriyadi, Manager Community Empowerment PT. Kaltim Prima Coal (KPC).
Hanifah Husein, Direktur Utama Holding PT. Syahid Indah Utama. Axel Try Iddo Daely, Business Analyst at PT. Bukit Asam Tbk. Gita Mahyarani, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI). Ir. Resvani, MBA, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI), Endah, dan terakhir Iqbal Nurulhaq, Lecturer at College Of Vocational Studies IPB University. Sambutan dibuka oleh Surya Darma, Chairman ICRES. Lalu dilanjut oleh Aldiza N. Artama, Advisor for Regional Economic Transformation dari GIZ yang membahas mengenai pentingnya Identifikasi Potensi Pengembangan Usaha Berkelanjutan di Lahan Pascatambang, terutama di Kalimantan Timur dan Sumatra Selatan. Acara selanjutnya adalah sesi pemaparan dari berbagai narasumber yang dimoderatori oleh Wiwin Winarni Pamungkas, Community Empowerment Expert.
1. Pemaparan hasil studi pertama oleh Candra Nugraha dan Andri Muhammad Affandi mewakili AMF
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Membawakan materi Identifikasi Potensi Pengembangan Bisnis Berkelanjutan di Area Pascatambang di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan. Pemaparannya membahas pentingnya pemilihan lokasi dan kondisi kualitas air dalam reklamasi pascatambang, dengan fokus pada PT Kaltim Prima Coal di Kalimantan Timur. Dasar hukum yang mengatur reklamasi mencakup berbagai regulasi, termasuk Kepmen ESDM dan undang-undang terkait. Selain itu, aspek teknis seperti infrastruktur dan kondisi lahan menjadi pertimbangan penting dalam pengembangan model bisnis berkelanjutan. Andri M. Affandi juga menjelaskan bahwa identifikasi model bisnis harus mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, serta potensi masyarakat. Agroforestri menjadi pilihan utama untuk reklamasi, yang dapat mendukung keberlanjutan dan menciptakan peluang bisnis baru. Indikator penilaian yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan juga diperlukan untuk menilai keberhasilan reklamasi. Dengan pendekatan yang komprehensif, reklamasi pascatambang dapat berkontribusi pada pengembangan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
2. Pemaparan kedua oleh Tyas Nurcahyani mewakili Dirjen Minerba Kementerian ESDM
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Menjelaskan bahwa pentingnya reklamasi yang sesuai dengan regulasi, seperti Kepmen ESDM No. 1827/2018 dan Undang-Undang No. 3 Tahun 2020. Reklamasi harus mempertimbangkan aspek biodiversitas dan dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, termasuk pengembangan permukiman, pariwisata, dan budidaya. Keberhasilan reklamasi bergantung pada status lahan dan keterlibatan masyarakat, serta perluasan strategi pengelolaan yang melibatkan generasi muda dan memperkuat regulasi daerah. Dengan pendekatan yang terintegrasi, tambang dapat memberikan nilai tambah melalui pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, menciptakan peluang ekonomi baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.
3. Nanang Supriyadi, Manager Community Empowerment PT. Kaltim Prima Coal (KPC)
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Menekankan bahwa tambang dapat menjadi solusi berkelanjutan melalui praktik reklamasi yang aman, stabil, dan produktif. Pengelolaan air asam tambang menjadi fokus utama, dengan strategi yang baik untuk memanfaatkan air hasil reklamasi, mengendalikan banjir, serta mendukung potensi perikanan dan pariwisata di area pascatambang. Selain itu, pentingnya pemberdayaan masyarakat dan pendidikan dalam transisi energi serta pengelolaan sampah juga ditekankan. Dengan pendekatan yang holistik, tambang tidak hanya berfungsi sebagai sumber daya, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem yang mendukung kehidupan dan keberlanjutan lingkungan.
4. Hanifah Husein, Direktur Utama Holding PT. Syahid Indah Utama
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Paparan ini menekankan pentingnya perhatian pemerintah terhadap kondisi tambang, terutama terkait dengan pengalihan kepemilikan tambang kepada pengusaha. Proses reklamasi harus dilakukan dengan hati-hati, termasuk observasi subsoil untuk mencegah pencemaran tanah oleh zat beracun. Reklamasi berbasis hayati, yang mengutamakan penanaman hortikultura, diharapkan dapat mendukung ketahanan pangan masyarakat sekitar tambang. Ketahanan pangan tidak hanya berkontribusi pada perbaikan lingkungan, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Perempuan memainkan peran penting dalam melestarikan lingkungan dan memanfaatkan sumber daya lokal, seperti tanaman yang tumbuh baik untuk kebutuhan pangan. Dengan lokasi tambang yang dekat dengan perkotaan, aksesibilitas menjadi lebih mudah, memungkinkan integrasi antara sektor tambang dan sektor lainnya. Oleh karena itu, pemberdayaan perempuan dalam proses reklamasi dan pengelolaan sumber daya pascatambang sangat penting untuk menciptakan keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
5. Axel Try Iddo Daely, Business Analyst, PT. Bukit Asam Tbk
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Menjelaskan peran dan rencana model bisnis berkelanjutan PT Bukit Asam (PTBA) dalam mendukung ketahanan pangan dan transisi energi yang adil. PTBA berfokus pada pengembangan area operasi yang ramah lingkungan melalui strategi dekarbonisasi dan pengelolaan karbon. Dengan portofolio yang luas, PTBA melakukan riset dan pengembangan untuk mengoptimalkan operasional, termasuk reklamasi lahan, elektrifikasi alat penambangan, dan penggunaan energi terbarukan. Kerja sama dengan lembaga pendidikan untuk budidaya kaliandra merah bertujuan mengurangi emisi karbon dan menghasilkan biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan campuran di PLTU. Soft launching penanaman kaliandra merah di 80 hektar lahan menunjukkan komitmen PTBA terhadap keberlanjutan. Secara keseluruhan, PTBA berupaya menciptakan sinergi antara kegiatan operasional dan keberlanjutan lingkungan, serta mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar melalui program-program inovatif.
6. Gita Mahyarani, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI)
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Reklamasi dan pascatambang mencakup tiga tahapan utama: eksplorasi, operasi produksi, dan pascatambang. Kegiatan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) No. 15, yang menekankan pentingnya menjaga ekosistem daratan. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan sinkronisasi dan aturan yang ketat dalam pemanfaatan lahan, guna mencegah konflik penggunaan dan memastikan keberlanjutan lingkungan.Ibu Gita juga menyoroti upaya untuk menyuarakan reklamasi sebagai langkah strategis dalam mendorong kebijakan nasional, khususnya dalam sektor pertanian kecil yang berwawasan lingkungan. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan dan pemulihan ekosistem pascatambang.
7. Ir. Resvani, MBA, Wakil Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI)
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Bahwa batu bara masih menjadi komponen penting bagi Indonesia, dengan potensi reklamasi lahan pascatambang yang dapat mendukung kegiatan ekonomi berkelanjutan. Lahan tersebut memiliki peluang besar untuk berbagai penggunaan, termasuk pertanian, pariwisata, dan pengembangan energi baru terbarukan. Ia menyoroti pentingnya kolaborasi antara semua pihak dalam merencanakan dan melaksanakan kebijakan pascatambang agar dapat memberikan manfaat maksimal. Reklamasi bukan hanya kewajiban, tetapi juga kesempatan untuk memberdayakan masyarakat dan memperkuat ketahanan pangan, terutama melalui peran perempuan dalam pengelolaan lahan. Dijelaskan pula bahwa pengembangan bisnis berkelanjutan harus mempertimbangkan regulasi dan sinergi antar pemangku kepentingan. Dengan pendekatan kolaboratif, lahan pascatambang dapat diubah menjadi sumber daya yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
8. Pemaparan oleh Prof Endah
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Pentingnya perubahan mindset dalam industri pertambangan, khususnya terkait dengan tanggung jawab lingkungan dan keberlanjutan. Perusahaan tambang tidak hanya harus fokus pada penggalian sumber daya, tetapi juga perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap serapan karbon dan rehabilitasi lahan pasca-tambang. Untuk mencapai hal ini, inisiatif terkait pertanian dan kehutanan harus dimulai sebelum operasi penambangan berakhir, agar proses pemulihan ekosistem dapat berlangsung lebih efektif. Keamanan pangan juga menjadi isu krusial yang harus diperhatikan, terutama dalam konteks komunikasi publik yang jelas dan transparan mengenai produk pangan yang dihasilkan di area tambang. Selain itu, upaya untuk mengembalikan keanekaragaman hayati perlu ditingkatkan, mengingat saat ini hanya sebagian kecil spesies pohon yang digunakan dalam program reklamasi. Dengan demikian, kolaborasi antara sektor pertambangan dan pertanian serta perhatian terhadap keberagaman spesies sangat penting untuk menciptakan ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan di area pascatambang.
Baca juga: FOCUS GROUP DISCUSSION: RUANG DISKUSI DAN KESIMPULAN AKHIR ISU AGRO DAN MARITIM
9. Pemaparan oleh Iqbal Nurulhaq, Lecturer at College Of Vocational Studies IPB University
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Membahas mengenai pentingnya pengembangan bisnis berkelanjutan dalam konteks ketahanan pangan dan dampaknya terhadap masyarakat. Masalah pangan, terutama dari Sulawesi Selatan, dapat mengurangi kualitas sayuran saat distribusi. Selain itu, perubahan pekerjaan di sekitar tambang dan program pengembangan masyarakat yang melibatkan mahasiswa IPB menjadi fokus utama. Perlunya pendekatan partisipatif dalam memahami kebutuhan masyarakat, bukan sekadar keinginan, dan menggarisbawahi pentingnya agroforestri dalam mendukung keberlanjutan, dengan memanfaatkan sumber daya air untuk pertanian dan kebutuhan perkotaan.
Referensi
Nurhaliza. S. (2025, Januari 22). IKI Just Energy Transition (JET) di Wisma Taman Iskandar Muda.