Skip to content

Krisis Lingkungan: Kerusakan Hutan Mangrove di Sumenep Akibat Perluasan Tambak Udang

Anwar Muhammad Foundation – Hutan mangrove merupakan ekosistem yang sangat penting bagi keseimbangan lingkungan, terutama di daerah pesisir. Namun, keberadaan tambak udang yang semakin meluas di berbagai wilayah, termasuk wilayah Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang menjadi ancaman serius bagi kelestarian hutan mangrove. Aktivitas ini tidak hanya mengubah fungsi lahan mangrove menjadi tempat budidaya udang, tetapi juga menyebabkan pencemaran lingkungan akibat limbah yang dihasilkan. Limbah tambak udang yang dibuang ke laut dapat merusak kualitas air dan mengganggu kehidupan biota laut yang bergantung pada ekosistem mangrove. Kerusakan ini berpotensi menyebabkan abrasi pantai yang lebih parah, mengancam rumah-rumah warga pesisir dan mengurangi keanekaragaman hayati. Selain itu, hilangnya hutan mangrove akan berdampak langsung pada mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam di sekitarnya.

Diketahui, Kabupaten Sumenep memiliki ekosistem mangrove terluas di Madura, yakni mencapai 12.118,2 hektare atau sekitar 80% dari total luas 15.118,2 hektare mangrove di Pulau Madura. Sementara itu, tiga kabupaten lainnya memiliki luas mangrove yang lebih kecil, yaitu Bangkalan dengan 1.508,1 hektare (10%), Sampang dengan 915,3 hektare (6,1%), dan Pamekasan sebesar 599,3 hektare (4%). Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Sumenep, Endang Handayani, mengingatkan semua pihak untuk mewaspadai dampak buruk limbah tambak terhadap ekosistem mangrove. “Kalau kami melakukan rehabilitasi mangrove, tetapi di lokasi yang sama ada tambak udang, kerusakan tetap terjadi. Limbah tambak udang yang dibuang ke laut menjadi salah satu penyebab utama kerusakan ini,” ujarnya kepada awak media pada Rabu (15/1).

 

Perluasan tambak udang memiliki berbagai akibat negatif yang signifikan terhadap hutan mangrove, diantaranya.

1. Kerusakan Ekosistem

Kerusakan Hutan Mangrove

Sumber foto: mongabay

Konversi lahan mangrove menjadi tambak udang menghilangkan fungsi ekosistem mangrove yang vital, seperti habitat bagi berbagai spesies laut dan penyerapan karbon. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan lingkungan.

 

2. Pencemaran Lingkungan

Kerusakan Hutan Mangrove

Sumber foto: mangrove jakarta

Limbah yang dihasilkan dari aktivitas tambak udang sering dibuang ke laut, menyebabkan pencemaran air yang merusak kualitas lingkungan dan mengganggu kehidupan biota laut yang bergantung pada ekosistem mangrove.

 

3. Abrasi Pantai

Kerusakan Hutan Mangrove

Sumber foto: RRI

Hutan mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi. Dengan hilangnya mangrove, risiko abrasi meningkat, yang dapat merusak lahan tambak itu sendiri serta mengancam pemukiman warga pesisir.

Baca juga: Menggali Manfaat Keanekaragaman Hayati dari Segi Petani untuk Keberlanjutan Ekosistem

Berikut ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar hutan mangrove tetap terjaga kelestariannya, antara lain sebagai berikut.

1. Melakukan Pembibitan pada Tanaman Mangrove

Sumber foto: antara news

Pembibitan merupakan langkah awal yang penting untuk memastikan ketersediaan bibit mangrove. Proses ini melibatkan penanaman bibit di lahan khusus, yang diperoleh dari hasil budidaya. Dengan cara ini, regenerasi tanaman mangrove dapat dipercepat tanpa merusak ekosistem yang ada.

 

2. Penanaman Kembali Hutan Mangrove

Sumber foto: forest digest

Setelah bibit mencapai usia yang cukup, langkah selanjutnya adalah melakukan penanaman kembali di kawasan hutan mangrove yang telah rusak. Keterlibatan manusia dalam proses penanaman ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan upaya pelestarian.

 

3. Restorasi Hutan Mangrove

Sumber foto: green network asia

Upaya restorasi bertujuan untuk memulihkan ekosistem mangrove yang telah terganggu. Meskipun bergantung pada kemampuan alam untuk memulihkan diri, intervensi manusia seperti reboisasi juga diperlukan untuk mempercepat proses ini.

 

4. Pengelolaan Tata Ruang

Sumber foto: INDO ASIA

Pengaturan tata ruang yang baik di kawasan pesisir dapat membantu melindungi hutan mangrove dari konversi lahan menjadi tambak atau pemukiman. Dengan menetapkan kawasan konservasi dan batasan penggunaan lahan, keberadaan hutan mangrove dapat terjaga.

 

5. Edukasi kepada Masyarakat

Sumber foto: panda id

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya hutan mangrove dan dampak negatif dari kerusakan ekosistem ini sangat krusial. Kesadaran masyarakat akan peran hutan mangrove dapat mendorong partisipasi aktif dalam upaya pelestarian.

 

Kesimpulan

Perluasan tambak udang di Sumenep, Madura, telah menimbulkan ancaman serius terhadap kelestarian hutan mangrove yang merupakan ekosistem penting bagi keseimbangan lingkungan. Aktivitas ini tidak hanya mengubah fungsi lahan mangrove tetapi juga menyebabkan pencemaran yang merusak kualitas air dan mengganggu kehidupan biota laut. Kerusakan ini berpotensi memperburuk abrasi pantai, yang dapat mengancam rumah warga dan mengurangi keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, upaya pencegahan melalui pembibitan, penanaman kembali, restorasi, pengelolaan tata ruang yang baik, dan edukasi masyarakat sangat penting untuk menjaga kelestarian hutan mangrove. Kesadaran masyarakat yang tinggi dalam merawat hutan mangrove di Sumenep menjadi harapan untuk melindungi ekosistem ini dari kerusakan lebih lanjut.

 

 

Referensi

dlh.semarangkota.go.id. (2020, November). 4 Upaya Menyelamatkan Hutan Mangrove Paling Efisien.

madurapost.net. (2025, Januari 15). Ancaman Kerusakan Hutan Mangrove di Sumenep Akibat Tambak Udang.

kompasiana.com. (2021, April). 5 Cara Menjaga Kelestarian Hutan Mangrove.

Author