Skip to content

Menggali Manfaat Keanekaragaman Hayati dari Segi Petani untuk Keberlanjutan Ekosistem

keanekaragaman hayati dalam pertanian

Anwar Muhammad Foundation – Keanekaragaman hayati merupakan salah satu aset paling berharga bagi keberlanjutan ekosistem, terutama dalam konteks pertanian. Indonesia, sebagai negara megabiodiversitas, memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, yang mencakup berbagai spesies tanaman, hewan, dan mikroorganisme. Namun, pertanian modern yang sering kali mengandalkan penggunaan bahan kimia sintetis seperti pestisida dan pupuk anorganik dapat mengancam keanekaragaman ini. Penurunan keanekaragaman hayati dapat mengakibatkan dampak negatif yang signifikan terhadap ekosistem pertanian dan ketahanan pangan.

Keanekaragaman hayati berperan penting dalam pengendalian hama secara alami melalui keberadaan musuh alami, seperti predator dan parasitoid. Musuh alami ini dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia, yang sering kali berkontribusi pada penurunan keanekaragaman hayati. Selain itu, keberagaman spesies dalam ekosistem pertanian juga mendukung kesehatan tanah dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

 

Petani dapat memanfaatkan keanekaragaman hayati untuk meningkatkan produksi pertanian melalui berbagai strategi yang berfokus pada keberagaman spesies tanaman, adapun beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni diantaranya

1. Pertanian Organik

keanekaragaman hayati dalam pertanian

Sumber foto: Universitas Medan Area

Pertanian organik menghindari penggunaan pestisida dan pupuk sintetis, sehingga menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi serangga, burung, dan organisme bermanfaat lainnya. Dengan menerapkan teknik pertanian organik, petani dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memelihara keanekaragaman hayati, yang pada gilirannya mendukung produktivitas pertanian.

 

2. Rotasi Tanaman

keanekaragaman hayati dalam pertanian

Sumber foto: mertani

Rotasi tanaman melibatkan penanaman berbagai jenis tanaman secara bergantian di lahan yang sama. Praktik ini membantu memecah siklus hama dan penyakit, serta meningkatkan kesehatan tanah dengan memperbaiki struktur dan kesuburan tanah. Misalnya, menanam tanaman polong-polongan setelah tanaman serealia dapat meningkatkan ketersediaan nitrogen di tanah.

 

3. Tumpang Sari (Intercropping)

keanekaragaman hayati dalam pertanian

Sumber foto: Agrozine

Tumpang sari adalah teknik menanam beberapa jenis tanaman secara bersamaan di lahan yang sama. Metode ini tidak hanya meningkatkan keanekaragaman hayati tetapi juga memberikan manfaat tambahan seperti perlindungan terhadap hama dan peningkatan kesuburan tanah. Contohnya, tanaman kacang polong dapat memperbaiki nitrogen dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman lain.

 

4. Agroforestri

Sumber foto: reNature

Agroforestri mengintegrasikan pohon dengan tanaman pertanian dalam satu sistem. Pohon memberikan naungan, mengurangi erosi tanah, dan menyediakan habitat bagi berbagai spesies satwa liar. Sistem agroforestri juga dapat meningkatkan hasil panen serta ketahanan terhadap perubahan iklim.

 

5. Pengendalian Hama Secara Hayati

Sumber foto: Kementerian Pertanian

Dengan memanfaatkan musuh alami hama, seperti predator atau parasitoid, petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Keberadaan berbagai spesies serangga dalam ekosistem pertanian membantu menjaga keseimbangan populasi hama dan meningkatkan kesehatan ekosistem secara keseluruhan.

 

Petani juga menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk beralih dari praktik pertanian konvensional menuju metode yang lebih berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang dihadapi petani

1. Sumber Daya Alam yang Menurun

Sumber foto: Alona co id

Ketersediaan air yang tidak menentu, kualitas tanah yang menurun, dan penurunan kesuburan tanah adalah kendala besar bagi petani. Degradasi lahan akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan juga memperburuk kondisi ini, sehingga mengurangi produktivitas pertanian.

 

2. Akses Terbatas terhadap Teknologi dan Informasi

Sumber foto: Depositphotos

Banyak petani tidak memiliki akses terhadap teknologi modern dan informasi yang diperlukan untuk menerapkan praktik pertanian berkelanjutan. Keterbatasan dalam pelatihan dan pendidikan membuat mereka kesulitan untuk mengadopsi teknik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

 

3. Ketergantungan pada Praktik Pertanian Konvensional

Sumber foto: CNN Indonesia

Perubahan budaya pertanian menjadi tantangan tersendiri, karena banyak petani enggan meninggalkan praktik konvensional yang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun. Hal ini dapat menghambat adopsi metode baru yang lebih berkelanjutan.

 

4. Tingginya Biaya Produksi

Sumber foto: iSeller Commerce

Praktik pertanian berkelanjutan sering kali memerlukan investasi awal yang lebih tinggi, seperti biaya sertifikasi organik dan penggunaan bahan-bahan alami. Ini dapat menjadi hambatan bagi petani, terutama bagi mereka dengan sumber daya terbatas.

Baca juga: Peran Generasi Muda dalam Kampanye Hijau Sebagai Wujud Garda Terdepan untuk Keanekaragaman Hayati – Anwar Muhammad Foundation

 

Kesimpulan

Keanekaragaman hayati memainkan peran penting dalam keberlanjutan ekosistem pertanian, terutama di Indonesia yang kaya akan spesies. Meskipun pertanian modern sering mengandalkan bahan kimia sintetis, penerapan praktik pertanian berkelanjutan seperti pertanian organik, rotasi tanaman, tumpang sari, dan agroforestri dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keanekaragaman hayati. Namun, petani juga menghadapi tantangan seperti penurunan sumber daya alam, akses terbatas terhadap teknologi, dan biaya produksi yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan dan pelatihan kepada petani agar mereka dapat mengadopsi metode yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan demi ketahanan pangan dan kesehatan ekosistem.

 

 

Referensi

odesa.id. (2024, Juli 09). Odesa Indonesia: Pertanian Berkelanjutan di Indonesia Menjawab Tantangan Masa Depan.

mertani.co.id. (2023, September 23). Keuntungan dan Tantangan dalam Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia.

panda.id. (2024). Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dalam Pertanian Berkelanjutan di Desa.

id.wikipedia.org. Keanekaragaman Hayati Pertanian

nestle.co.id. (2023). Pelestarian Keanekaragaman Hayati dengan Tumpang Sari.

Author