Anwar Muhammad Foundation – Didikan Subuh merupakan program edukasi non formal di wilayah Minangkabau yang mengajarkan nilai-nilai Islam sejak tahun 1962. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak mulai dari SD hingga SMP, dibimbing oleh satu atau lebih ustadz maupun ustadzah. Program ini berisikan materi yang beragam, contohnya seperti tilawah Al-Quran, hadits, sirah nabawiyah (sejarah Islam), dan materi keagamaan lainnya. Berbeda dengan kegiatan belajar mengaji atau taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ) pada umumnya, Didikan Subuh menjadi wadah bagi peserta didik untuk dapat belajar, melatih, dan mengamalkan ilmu yang telah dipelajari pada saat TPQ. Kegiatan ini biasanya dilakukan satu pekan sekali pada hari minggu setelah shalat subuh.
Dalam pelaksanaannya, para peserta didik akan secara bergiliran maju ke depan untuk memperlihatkan hasil belajarnya, seperti membaca hafalan surah pendek, doa sehari-hari, doa dalam shalat, pidato, dan lain-lain. Kegiatan didikan subuh sendiri tidak lepas dari budaya turun-menurun di Sumatera Barat yang sangat menjunjung tinggi ilmu serta falsafah hidup masyarakat Minangkabau “Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah” atau ABS-SBK. Falsafah ini bermakna bahwa adat Minangkabau bersendikan agama Islam, dan agama Islam berpedoman kepada Al-Qur’an. Nilai ini yang kemudian ingin dilestarikan dan menjadi program wajib bagi seluruh pelajar di Sumatera Barat dengan tujuan untuk menanamkan dan membangun nilai-nilai islam kepada para peserta didik sejak dini, agar kelak mereka dapat memiliki fondasi agama yang kokoh ketika meninggalkan tanah Minang.
Peran MUI Nagari Kacang dalam program Didikan Subuh di Masjid Tuo Kacang
Untuk mendukung program didikan subuh yang telah rutin dilakukan oleh setiap kelompok TPQ, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nagari Kacang mengusung program Didikan Subuh Gabungan. Kegiatan ini merupakan kegiatan gabungan yang melibatkan seluruh TPQ di Nagari Kacang. Meskipun baru berjalan dua bulan, kegiatan tersebut disambut antusias oleh para peserta didik dan masyarakat setempat, termasuk wali nagari, yang memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini. Peran serta masyarakat dan wali nagari menjadi sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pendidikan agama. Dukungan mereka tidak hanya memastikan kelancaran acara, tetapi juga memperkuat rasa kepemilikan terhadap program ini. Hal ini terlihat pada pelaksanaan acara di Masjid Tuo Kacang pada 8 Desember 2024, di mana berkumpul 8 TPQ dengan total jumlah peserta didik mencapai 200 orang. Kegiatan tersebut berjalan dengan meriah namun tetap khidmat dengan para peserta didik yang maju mewakili setiap TPQ yang hadir. Acara ditutup dengan menampilkan sebuah kajian singkat oleh Ustadz Malin Sulaiman serta sarapan bersama.
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Baca juga: Surau dari Masa ke Masa
Dengan ini harapannya kegiatan Didikan Subuh gabungan tidak hanya dapat meningkatkan semangat dan ukhuwah bagi para peserta didik dalam belajar dan mengamalkan ilmu yang telah mereka peroleh, tetapi juga menjadi momentum bagi masyarakat setempat untuk bersinergi dalam membangun generasi yang berakhlak mulia dan berpengetahuan. Dengan dukungan dari MUI Nagari Kacang, program ini diharapkan dapat terus berkembang dan menciptakan lingkungan dengan nilai-nilai islam yang terjaga.
Kesimpulan
Program Didikan Subuh merupakan upaya edukasi nonformal di Minangkabau yang telah berjalan sejak tahun 1962 untuk menanamkan nilai-nilai Islam pada generasi muda. Program ini tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga melatih dan mengamalkan ilmu agama, sesuai dengan falsafah Minangkabau “Adaik Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah”. Dalam pelaksanaannya, peserta aktif menampilkan hafalan, pidato, dan keterampilan agama lainnya. Untuk memperkuat program ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nagari Kacang memprakarsai kegiatan Didikan Subuh Gabungan yang melibatkan banyak TPQ di wilayah tersebut.
Acara ini mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah setempat, seperti yang terlihat pada pelaksanaannya di Masjid Tuo Kacang yang dihadiri 200 peserta dari 8 TPQ. Dengan dukungan masyarakat, program ini diharapkan terus berkembang, membangun generasi muda yang berakhlak mulia, berpengetahuan, dan menjaga nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.