Skip to content

BINA SUASANA DAN ANALISIS SWOT DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PELATIHAN KELOMPOK TANI GUNUNG PATAH (KTGP)

meningkatkan kapasitas pelatihan

Anwar Muhammad Foundation – Pelatihan kelembagaan KTGP (Kelompok Tani Gunung Patah) merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan keterampilan anggota dalam pengelolaan usaha tani. Salah satu sesi penting dalam pelatihan ini adalah “Bina Suasana,” yang bertujuan untuk menciptakan ikatan antar anggota dan memfasilitasi interaksi yang positif. Dalam sesi ini, anggota diperkenalkan satu sama lain dan diharapkan dapat saling mengenal, sehingga membangun suasana yang kondusif untuk kolaborasi. Melalui kegiatan ini, diharapkan setiap anggota dapat menyampaikan harapan dan tujuan mereka, yang akan menjadi dasar untuk kerjasama yang lebih efektif dalam kelompok.

Dalam sesi ini, beberapa harapan anggota yang disampaikan antara lain

  • Pak Awaludin berharap agar petani sukses dalam usaha mereka.
  • Pak Sadikin menginginkan kemakmuran dan kemajuan bagi petani.
  • Siswanto berharap dapat menjadi anggota dengan alat penggiling kopi serta pencairan dana untuk membeli alat pertanian.
  • Pak Hidayat ingin memiliki alat penunjang perkebunan agar petani semakin maju ke depan.

Baca juga: Kegiatan AMF di Rantau Dedap: Studi Pemetaan Sosial dan SESVA

 

Untuk mengatur jalannya pelatihan, ada beberapa langkah diambil yaitu

  • Pak Ismanto terpilih sebagai ketua kelas untuk memimpin sesi pelatihan.
  • Ditetapkan aturan yang harus dipatuhi oleh semua peserta, termasuk larangan bertanya saat materi disampaikan dan menjaga fokus pada pembelajaran.

Sumber foto: Dokumentasi pribadi

 

Analisis SWOT yang dilakukan untuk kelompok tani dalam pelatihan kelembagaan KTGP mencakup evaluasi menyeluruh terhadap kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi. Berikut adalah rincian dari masing-masing elemen analisis SWOT tersebut.

Sumber foto: WQA APAC

1.Kekuatan (Strengths)

  • Kelompok tani memiliki akses ke lahan yang subur, mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal.
  • Pengetahuan dan praktik tradisional yang telah diwariskan dapat meningkatkan efektivitas dalam pengelolaan pertanian.
  • Terdapat budaya kerjasama yang kuat di antara anggota, memudahkan kolaborasi dalam berbagai kegiatan.
  • Hubungan antar anggota yang erat menciptakan suasana saling mendukung dan memperkuat komitmen kelompok.

2. Kelemahan (Weaknesses)

  • Banyak anggota menghadapi keterbatasan dalam hal pendanaan untuk investasi dalam usaha tani.
  • Anggota mungkin tidak memiliki akses yang cukup terhadap informasi terbaru dan pelatihan dalam budidaya pertanian.

3. Peluang (Opportunities)

  • Terdapat peluang untuk mendapatkan dukungan finansial melalui lembaga keuangan yang bersedia bekerja sama dengan kelompok tani.
  • Kesempatan untuk berkolaborasi dengan lembaga-lembaga ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota.
  • Permintaan produk pertanian yang terus meningkat memberikan peluang untuk memperluas pasar.

4. Ancaman (Threats)

  • Persaingan dari produk kopi impor dapat menekan harga jual kopi lokal, mengancam pendapatan petani.
  • Variabilitas cuaca dapat mempengaruhi produktivitas hasil kopi dan keberlanjutan usaha tani.

 

Kesimpulan

Sesi bina suasana dalam pelatihan kelembagaan KTGP sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif. Dengan saling mengenal dan memahami harapan masing-masing, anggota diharapkan dapat bekerja sama lebih efektif dalam mencapai tujuan kelompok tani. Melalui kegiatan ini, diharapkan akan terbentuk sinergi yang kuat antar anggota, mendukung keberhasilan usaha tani secara keseluruhan. serta analisis SWOT yang dilakukan untuk kelompok tani dalam pelatihan kelembagaan KTGP menunjukkan bahwa kelompok ini memiliki potensi yang signifikan untuk berkembang, namun juga menghadapi beberapa tantangan yang perlu diatasi.

 

 

Referensi

wqa-apac.com. (2019). Analisis SWOT – Pahami Dengan Pertanyaan.

Author