Skip to content

COP29: Kesempatan Terbaik bagi Pemimpin Indonesia untuk Memperkuat Kedaulatan Keanekaragaman Hayati demi Dunia yang Lebih Baik

Anwar Muhammad Foundation – Pada COP29, Indonesia memiliki kesempatan bersejarah untuk menjadi suara utama dalam mempertahankan keanekaragaman hayati global. Dengan kekayaan ekosistem yang mencakup 10% spesies tumbuhan dan hewan dunia, Indonesia tidak hanya penting bagi warganya sendiri, tetapi juga bagi kesehatan ekosistem global. Di forum internasional ini, para pemimpin Indonesia dihadapkan pada sebuah panggilan: melindungi kedaulatan alam Indonesia, demi kepentingan bersama di tengah ancaman perubahan iklim, deforestasi, dan penurunan habitat yang merajalela.

 

Forum seperti COP29 sering kali menjadi medan negosiasi yang penuh perhitungan antara negara-negara maju dan berkembang. Di sini, Indonesia memiliki peluang untuk mengadvokasi nilai strategis keanekaragaman hayatinya—bukan sekadar sebagai sumber daya, tetapi sebagai penopang keseimbangan iklim dan keanekaragaman hayati dunia. Namun, untuk benar-benar memberikan dampak, para pemimpin Indonesia perlu datang dengan strategi yang kuat, memperlihatkan urgensi dan konsistensi dalam melindungi alam Indonesia. Mereka juga harus tegas dalam memperjuangkan hak-hak lingkungan sambil menjaga kepentingan nasional.

 

Cerita Nusantara: Kekuatan Keanekaragaman Hayati untuk Dunia

Sumber foto: Hellymedia com

 Indonesia memiliki 4 wilayah yang telah disahkan menjadi UNESCO World Heritage serta 12 wilayah yang telah disahkan menjadi UNESCO Biosphere Reserve. Wilayah ini terbentang mulai dari Sumatra hingga Papua. Wilayah tersebut beserta wilayah konservasi lannya di Indonesia menjadi suaka perlindungan lebih dari 25.000 spesies flora dan fauna. Perairan Indonesia pun tempat tinggal bagi 76% spesies karang dunia, memberikan tempat berlindung bagi ribuan spesies ikan yang menopang ekosistem laut global. Indonesia tidak hanya menjadi suaka perlindungan keanekaragaman hayati, namun juga memiliki potensi dan peran vital dalam menyeimbangkan iklim dunia.  Ekosistem daratan dan perairan memiliki peran penting sebagai serapan karbon dan regulasi siklus biogeokimia.

 

Sayangnya, tekanan akibat alih fungsi lahan dan pencemaran lingkungan terus menggerus kelestarian ekosistem vital tersebut. Deforestasi, serta degradasi habitat dan ekosistem memberikan dampaknya bukan hanya pada Indonesia, tetapi juga pada dunia. Bayangkan dampak global yang bisa terjadi jika hutan dan laut Indonesia terus menyusut. Kita kehilangan lebih dari sekadar pepohonan atau ikan—kita kehilangan solusi alami terhadap krisis iklim global. Dengan latar belakang ini, para pemimpin Indonesia memiliki mandat moral untuk mempertahankan kedaulatan atas keanekaragaman hayati negeri ini dan menempatkannya sebagai prioritas dalam negosiasi COP29.

 

Strategi Negosiasi: Menegaskan Kedaulatan Keanekaragaman Hayati Indonesia 

cop29

Sumber foto: National Geographic Indonesia – Grid ID

Untuk berhasil di COP29, Indonesia perlu datang dengan pendekatan yang kokoh dan fokus. Pertama, Indonesia harus menegaskan posisi sebagai pemilik salah satu keanekaragaman hayati terkaya di dunia, dan mengadvokasi bahwa upaya pelestarian ini tidak bisa hanya dipikul oleh satu negara saja. Karena itulah, Indonesia harus memastikan negara-negara maju, yang sebagian besar menyumbang pada emisi karbon global, ikut bertanggung jawab dengan memberikan dukungan finansial dan teknis bagi pelestarian ekosistemnya.

 

Kedua, Indonesia perlu menuntut transparansi dalam bentuk komitmen nyata dari negara-negara maju untuk memberikan dana iklim yang tidak mengikat, yang dapat digunakan secara langsung untuk proyek pelestarian keanekaragaman hayati. Pendanaan ini sebaiknya tidak hanya berfokus pada penurunan emisi, tetapi juga pada upaya rehabilitasi dan perlindungan ekosistem lokal yang berperan penting dalam mitigasi perubahan iklim global.

 

Ketiga, pemimpin Indonesia harus memperkuat posisi dengan data konkret yang menunjukkan bagaimana keanekaragaman hayati berkontribusi pada stabilitas iklim global. Dengan data ini, Indonesia dapat memperkuat argumen bahwa mempertahankan ekosistem lokal adalah investasi untuk keamanan lingkungan global. Hal ini juga dapat memaksa negara-negara maju untuk melihat nilai nyata yang dimiliki Indonesia dan meningkatkan kontribusi mereka dalam bentuk pendanaan dan teknologi hijau.

 

Menegaskan Kedaulatan Tanpa Tergoda Greenwashing

Sumber foto: The Conversation

Di tengah arus greenwashing global, Indonesia harus berhati-hati agar tidak terjebak pada janji-janji kosong dari berbagai pihak yang hanya berusaha menjaga citra tanpa tindakan nyata. Ini berarti menolak proyek-proyek yang hanya memberikan manfaat jangka pendek dan merusak kedaulatan lingkungan jangka panjang. Indonesia perlu memperjelas bahwa setiap dukungan haruslah berfokus pada keberlanjutan nyata, bukan hanya sekadar memanfaatkan keanekaragaman hayati Indonesia sebagai alat pemasaran untuk perusahaan atau negara lain.

Baca juga: Membantu Masa Depan Bumi Menuju 2050: Kerangka Kerja Keanekaragaman Hayati Global Kunming – Montreal (KM-GBF)

Indonesia juga harus memastikan bahwa setiap kemitraan didasarkan pada asas kesetaraan dan transparansi, di mana Indonesia tidak hanya dijadikan penerima dana, tetapi juga sebagai mitra yang memiliki hak penuh dalam menentukan penggunaan dan pengelolaan sumber daya yang ada. Ini adalah kunci dalam menjaga kedaulatan ekosistem, sekaligus menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah pemain utama, bukan sekadar peserta dalam percaturan iklim global.

 

Panggilan Aksi untuk Pemimpin Indonesia

cop29

Sumber foto: Ekonomi Bisnis

Para pemimpin Indonesia di COP29 memiliki tanggung jawab besar. Di hadapan negara-negara di dunia, mereka membawa mandat tidak hanya dari rakyat Indonesia, tetapi dari seluruh makhluk hidup yang bergantung pada keanekaragaman hayati nusantara. Dengan suara tegas, mereka dapat menempatkan kedaulatan lingkungan sebagai prioritas nasional dan menunjukkan bahwa Indonesia bukan sekadar “penjaga hutan tropis,” tetapi pemimpin global yang siap mempertahankan hak dan tanggung jawabnya terhadap keanekaragaman hayati di darat maupun di laut.

 

Waktunya untuk menyampaikan pesan kuat kepada dunia

Sumber foto: LSPR

Keanekaragaman hayati Indonesia bukanlah komoditas yang bisa ditawar. Ini adalah aset yang berharga bagi dunia, dan hanya dengan komitmen nyata dari semua pihak, keberlanjutan ini dapat terwujud. Dunia membutuhkan Indonesia untuk mempertahankan hutan, laut, dan seluruh kekayaan alamnya. Dan Indonesia membutuhkan dukungan dunia untuk melakukannya dengan bermartabat dan efektif.

 

Referensi

EY. (2024). Over Half of CFOs Fear Greenwashing Risk as Sustainability Data Problems Persist. Retrieved from https://www.esgtoday.com/over-half-of-cfos-fear-greenwashing-risk-as-sustainability-data-problems-persist-ey-survey/

  1. ESG Today. (2024). Over 500 Companies Commit to Report on Nature Biodiversity Risk Using TNFD Framework. Retrieved from https://www.esgtoday.com/over-500-companies-commit-to-report-on-nature-biodiversity-risk-using-tnfd-framework/
  2. The Guardian. (2024). Carbon Emissions of Richest 1% Increase Hunger, Poverty, and Deaths, Says Oxfam. Retrieved from https://www.theguardian.com/environment/2024/oct/28/carbon-emissions-of-richest-1-increase-hunger-poverty-and-deaths-says-oxfam
  3. Green Network. (2024). Alih Fungsi Hutan Ancam Habitat dan Populasi Gajah Sumatera. Retrieved from https://greennetwork.id/kabar/alih-fungsi-hutan-ancam-habitat-dan-populasi-gajah-sumatera/
  4. Asia Times. (2024). Prabowo’s Big Chance to Be a Global Green Leader. Retrieved from https://asiatimes.com/2024/10/prabowos-big-chance-to-be-a-global-green-leader/

Authors