Skip to content

Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan Melalui Pertanian

Anwar Muhammad Foundation – Pertanian membawa dampak yang luas dan kompleks terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Pertanian berjasa untuk para petani, pembuat pupuk, pengusaha produk olahan hasil pertanian, hingga masyarakat awam sebagai konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa pertanian memberikan manfaat bagi berbagai kalangan masyarakat secara horizontal ataupun vertikal.

Setiap tanggal 21 Juni, masyarakat Indonesia yang berkecimpung dalam dunia pertanian memperingati Hari Krida Pertanian. Hari Krida Pertanian merupakan suatu bentuk syukur masyarakat Indonesia atas anugerah pertanian yang didapatkan. Peringatan ini juga merupakan momen apresiasi bagi petani, produsen olahan produk pertanian, ataupun pihak-pihak lain yang andil dalam sektor pertanian. Pihak-pihak tersebut telah mendukung pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat Indonesia.

Di Balik Penentuan Tanggal 21 Juni sebagai Hari Krida Pertanian

(sumber foto: pexels.com)

Sejak abad ke-9, diciptakan suatu sistem kalender yang disebut dengan Pranata Mangsa. Kalender Pranata Mangsa merupakan suatu sistem pembagian musim cocok tanam yang mempertimbangkan cuaca, kondisi angin, penyakit, keberadaan serangga, dan sebagainya. Kalender ini menjadi acuan kegiatan pertanian di Indonesia.

Baca Juga: Mendalami Sektor Prioritas Pembangunan Berketahanan Iklim

Tanggal 21 Juni merupakan awal dari siklus 12 musim pada Kalender Pranata Mangsa. Pada tanggal tersebut, matahari berada di garis balik utara (23,5o Lintang Utara). Posisi ini menyebabkan terjadinya pergantian iklim yang menyebabkan perubahan pula pada kegiatan pertanian. Waktu tersebut juga merupakan masa panen berbagai komoditas pertanian, seperti cengkeh, kopi, dan lada.

Menyongsong Peningkatan Produktivitas Pertanian untuk Ekonomi Inklusif dan Berkelanjutan

Indonesia tengah berjuang menciptakan ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas dan berkeadilan. Hal ini dapat diwujudkan dengan beberapa program prioritas. Sektor pertanian andil dalam mencapai prioritas nasional tersebut. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan ketersediaan, akses, serta kualitas konsumsi pangan. Tidak hanya itu, dilakukan peningkatan nilai tambah lapangan kerja dan investasi di sektor pertanian.

Baca Juga: ESG atau Greenwashing? Bagaimana Cara Membedakan Keduanya?

Berdasarkan RSPP (Redesain Sistem Perencanaan dan Penganggaran), Kementerian Pertanian melakukan program-program seperti program ketersediaan, akses, dan kualitas konsumsi pangan. Selain itu, program peningkatan nilai tambah dan daya saing industri pertanian juga bisa dilakukan. Pendidikan dan pelatihan vokasi pertanian juga dapat diselenggarakan untuk membekali sumber daya manusia dalam sektor pertanian. Tidak hanya itu, dapat dilakukan pula program dukungan manajemen pertanian. Dengan program-program ini, disertai dengan dukungan masyarakat dan pihak swasta, sektor pertanian diharapkan menjadi penyokong terciptanya ekonomi berketahanan.

Author