Skip to content

Mendalami Sektor Prioritas Pembangunan Berketahanan Iklim

Anwar Muhammad Foundation – Berketahanan iklim merupakan upaya antisipasi potensi kerugian akibat dampak dan risiko perubahan iklim secara terencana atau pun tidak. Ketahanan iklim perlu dimiliki oleh seluruh daerah di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara yang rentan akan dampak perubahan iklim. Daerah-daerah yang memiliki kerentanan lebih tinggi harus memiliki ketahanan yang lebih kuat pula.

Terdapat beberapa sektor yang menjadi fokus Indonesia dalam meningkatkan ketahanan iklim. Terdapat sektor kelautan dan pesisir, sektor air, sektor pertanian, serta sektor kesehatan. Keempat sektor ini memiliki kerentanan yang tinggi terhadap dampak perubahan. Upaya yang lebih kuat pun perlu diterapkan untuk keempat sektor prioritas ketahanan iklim Indonesia.

Sektor Kelautan dan Pesisir

Berketahanan Iklim

(sumber foto: Unsplash)

Indonesia merupakan negara maritim yang berarti bahwa area perairan mendominasi wilayah Indonesia. Dalam kacamata internasional pun, Indonesia terkenal akan kekayaan laut dan pantainya. Karakteristik ini bagaikan dua mata pisau. Perubahan iklim dapat berpengaruh terhadap kondisi laut Indonesia.

Perubahan iklim dapat menyebabkan peningkatan suhu air laut dan kenaikan muka air laut. Hal ini dapat berpengaruh pada ekosistem laut. Coral bleaching dapat terjadi. Eksistensi plankton yang bertugas menyerap emisi karbon juga terancam. Tidak hanya itu, perubahan pola arus air laut juga dapat terjadi.

Baca Juga: Merangkul Keberagaman Warga dalam Mewujudkan Ekonomi Hijau

Perubahan iklim dapat menciptakan gelombang yang tinggi. Kurang lebih 90% luas wilayah perairan Indonesia berbahaya bagi kapal berkapasitas kurang dari 10 GT. Lebih lanjut, kelangsungan kehidupan manusia terutama yang bermata pencaharian sebagai nelayan akan terancam. Total potensi kerugian ekonomi akibat kerentanan sektor kelautan akan perubahan iklim mencapai 400 triliun rupiah.

Tidak hanya itu, Indonesia memiliki banyak penduduk yang tinggal di daerah pesisir. Kurang lebih 1.800 km panjang pesisir Indonesia memiliki kerentanan yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim. Masyarakat pesisir terancam kehilangan tempat tinggal akibat dampak perubahan iklim yang terjadi. Untuk sektor pesisir, total kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 6,7 triliun rupiah.

Sektor Air

Masyarakat yang memiliki ketahanan terhadap sektor air adalah masyarakat yang mampu mengelola air untuk kebutuhan air bersih dan sanitasi. Air juga mampu mendukung produktivitas ekonomi pertanian, industri, dan energi dari masyarakat tersebut. Selain itu, wilayah yang memiliki ketahanan air juga nyaman untuk ditinggali. Ekosistem di sekitar masyarakat menjadi seimbang dan masyarakat juga tahan terhadap perubahan yang terjadi akibat kondisi eksternal.

Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem di Indonesia. Pada cuaca kering yang ekstrem, ketersediaan air di Indonesia akan terancam. Hal ini utamanya terjadi di wilayah pulau Jawa yang infrastruktur airnya belum optimal. Kekurangan air akan menyebabkan berbagai dampak lain, seperti penyakit, tidak produktifnya masyarakat, serta kekurangan pangan.

Baca Juga: Indonesia Ikut Menciptakan Sistem Penilaian ESG Perusahaan

Pada sektor air, perubahan iklim juga dapat menyebabkan berbagai bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor. Hal ini diperparah dengan pembangunan yang mentransformasi kawasan hutan menjadi lahan terbangun yang tidak mampu menyerap air hujan. Kerugian ekonomi akan kerentanan sektor air terhadap perubahan iklim mencapai hampir 28 triliun rupiah.

Sektor Pertanian

Perubahan iklim dapat menyebabkan cuaca yang ekstrem dan dapat menjadi salah satu faktor yang menyerang sektor pertanian. Kekeringan dapat menjadikan lahan pertanian tidak produktif. Di sisi lain, hujan yang terlalu ekstrem dapat merusak kualitas pertanian yang dihasilkan.

Indonesia sangat bergantung pada pertanian padi, mengingat bahwa makanan pokok masyarakat adalah nasi. Akibat perubahan iklim, diperkirakan penurunan produksi padi terjadi hingga lebih dari 25% di beberapa daerah Indonesia. Pulau Jawa dan Sumatera akan mengalami penurunan produksi beras hingga 17%. Padahal kedua daerah ini merupakan pusat produksi beras di Indonesia. Maka dari itu, penting untuk menciptakan pertanian yang berketahanan iklim, terlebih pertanian menjadi salah satu penunjang  pemenuhan kebutuhan makanan masyarakat.

Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali Menjadi Terburuk Di Dunia

Sektor Kesehatan

Perubahan iklim juga berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat. Banjir yang disebabkan oleh curah hujan tinggi akibat perubahan iklim dapat menyebabkan lingkungan masyarakat menjadi kotor. Penyebaran vektor penyakit, salah satunya demam berdarah, dapat meningkat. Kerugian ekonomi akibat demam berdarah diperkirakan jauh lebih besar dari 30 triliun rupiah. Di sisi lain, perubahan iklim yang menyebabkan kemarau ekstrem berpotensi menyebabkan kebakaran hutan. Fenomena ini dapat mengganggu kesehatan pernapasan masyarakat.

Keempat sektor prioritas pembangunan berketahanan iklim memang memerlukan perhatian lebih. Hal ini karena keempat sektor tersebut memiliki kerentanan yang tinggi dan dampak yang komprehensif terhadap kehidupan masyarakat Indonesia. Namun, hal ini tidak menghalangi kita untuk memperhatikan sektor-sektor lain agar berketahanan iklim.

Author