Biodiversity Action Plan: Rencana Pengembangan Sumur Eksplorasi di Wilayah Kerja Pertamina Hulu Sanga Sanga

Ringkasan Eksekutif

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), mengelola blok minyak dan gas di Kalimantan Timur dan berencana melakukan pengembangan sumur eksplorasi dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomis, dan lingkungan. Dalam rangka menjaga keanekaragaman hayati, disusun Biodiversity Action Plan (BAP) yang mengacu pada standar International Finance Corporation (IFC) untuk menghindari, meminimalkan, merehabilitasi, dan mengompensasi potensi dampak operasional terhadap ekosistem.

Anwar Muhammad Foundation (AMF), dengan pengalaman dalam pengelolaan keanekaragaman hayati, berperan dalam penyusunan proposal studi BAP yang komprehensif dengan mengedepankan pendekatan ilmiah serta pelibatan aktif pemangku kepentingan untuk mendukung keberhasilan implementasi.

Latar Belakang

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), berkomitmen melaksanakan eksplorasi dan pengembangan sumur minyak serta gas secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan dan keanekaragaman hayati. Melalui PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) sebagai operator di WK Sanga-Sanga, kegiatan ini ditujukan untuk menjaga produksi, menemukan cadangan baru, dan memenuhi target pemerintah. Sebagai bagian dari komitmen tersebut, PHI menyusun Biodiversity Action Plan (BAP) yang mengacu pada regulasi nasional, standar internasional, serta praktik terbaik konservasi untuk memastikan kepatuhan, pencapaian No Net Loss (NNL), dan upaya menuju Net Positive Impact (NPI) bagi keanekaragaman hayati di wilayah operasi.

Klien

Pertamina Hulu Indonesia

Tahun

2024/Indonesia

Lokasi

Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan

Tujuan Intervensi

Implementasi

Hasil Utama dan Keluaran

Studi berhasil mengidentifikasi variasi tutupan dan penggunaan lahan (perkebunan, pertanian lahan basah, pertanian lahan kering, dan kawasan transmigrasi) serta menilai tekanan ekosistem akibat aktivitas manusia

Hasil kajian menunjukkan bahwa wilayah studi tidak memenuhi kriteria sebagai habitat kritis.

Risiko terhadap keanekaragaman hayati meliputi kehilangan dan degradasi habitat, penurunan jumlah spesies, serta potensi gangguan terhadap satwa liar.

Enam rencana aksi utama ditetapkan untuk mencapai No Net Loss (NNL) dan Net Positive Impact (NPI).

Tantangan yang Ditemui

  • Keanekaragaman kondisi lapangan membuka ruang pengembangan metode observasi yang lebih adaptif.
  • Variasi ekosistem memperkaya analisis sekaligus menuntut strategi mitigasi yang holistik.

Pembelajaran

  • Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan sejak awal memperkuat kepercayaan dan kolaborasi.

Dokumentasi

Anwar Muhammad Foundation

Jl. O Kavling No. 12, RT. 10 RW. 14, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12830

Berkolaborasi Bersama Kami