Capacity Building Sustainability and Value Added in Agricultural Supply Chains in Indonesia (SASCI+): Capacity building on Sustainable Coffee in West Java

Ringkasan Eksekutif

Program Sustainability and Value Added in Agricultural Supply Chains (SASCI+) merupakan inisiatif GIZ bersama Kementerian Pertanian Indonesia untuk meningkatkan keberlanjutan produksi, pengolahan, dan akses pasar komoditas utama seperti kopi, kakao, karet, dan kelapa sawit. Di Jawa Barat, proyek ini mendukung 1.000 petani kopi di wilayah Preanger untuk meningkatkan produktivitas, ketahanan iklim, dan penerapan praktik pertanian berkelanjutan (Good Agricultural Practices), dengan tujuan meningkatkan pendapatan, memperkuat organisasi petani, serta membangun rantai pasok bebas deforestasi yang peka gender. Melalui kemitraan dengan sektor swasta, SASCI+ berupaya menghadirkan sistem produksi kopi yang lebih tangguh, diversifikasi pendapatan, serta kontribusi nyata pada pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Latar Belakang

Komoditas pertanian seperti kopi, kakao, karet, dan kelapa sawit berperan penting bagi pembangunan ekonomi, namun masih menghadapi tantangan keberlanjutan karena praktik yang memicu deforestasi dan degradasi hutan. Proyek SASCI+ (GIZ) bertujuan meningkatkan keberlanjutan produksi, memperkuat pengolahan pascapanen, dan memperluas akses pasar guna meningkatkan kesejahteraan petani, melindungi sumber daya alam, serta membangun rantai pasok bebas deforestasi. Di Jawa Barat, SASCI+ mendukung 1.000 petani kopi di wilayah Java Preanger (Kabupaten Bandung Barat, Bandung, dan Garut) untuk meningkatkan produktivitas, ketahanan iklim, dan penerapan praktik berkelanjutan sehingga pendapatan petani naik dan kesenjangan menuju living income berkurang. Proyek ini juga memperkuat organisasi petani dan mengarusutamakan aspek gender. Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) menjadi langkah penting, dengan manfaat seperti diversifikasi pendapatan, pengurangan risiko, peningkatan produktivitas, pencegahan deforestasi, serta pengelolaan tanah yang lebih baik. Tahap awal mencakup penyusunan materi pelatihan GAP sesuai konteks lokal serta pelaksanaan Training of Trainers (ToT) bagi 7 agronomis dan pelatih untuk mendukung peningkatan kapasitas petani.

Klien

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)

Tahun

2023-2024/Indonesia

Lokasi

Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat

Tujuan Intervensi

Implementasi

Hasil Utama dan Keluaran

Hasil Utama dan Keluaran

Studi literatur dan kunjungan lapangan melalui FGD, wawancara, dan observasi menghasilkan beberapa temuan utama terkait situasi kopi di Jawa Barat, yaitu: pentingnya kolaborasi multipihak; keterbatasan akses modal dan kapasitas manajemen petani; adanya isu sosial termasuk keterlibatan perempuan dan kesenjangan upah; penerapan praktik GAP yang masih memerlukan pendampingan; serta kebutuhan praktik adaptif terkait kondisi lingkungan, iklim, dan kepatuhan pada regulasi keberlanjutan.

Pengembangan modul pelatihan disusun berdasarkan data yang diperoleh dari hasil studi dan kunjungan lapangan, sehingga materi yang dihasilkan relevan, kontekstual, dan selaras dengan kebutuhan spesifik petani kopi di Jawa Barat.

Lokakarya konsultasi modul yang melibatkan pemangku kepentingan menghasilkan masukan berharga untuk penyempurnaan modul dan manual, sehingga materi pelatihan menjadi lebih komprehensif, aplikatif, serta sesuai dengan harapan dan standar para pemangku kepentingan proyek

Pelatihan diikuti oleh 27 peserta yang terdiri dari Agronomis Indocafco, perwakilan KUPS, koperasi, LMDH, serta Penyuluh Pertanian Kabupaten Bandung. Materi pelatihan meliputi Standar Praktik Pertanian Baik dan Berkelanjutan untuk Budidaya Kopi, mulai dari persiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan, panen, hingga pembahasan permasalahan dan solusi. Kegiatan berlangsung di dua lokasi di Kabupaten Bandung, dengan kombinasi sesi kelas dan praktik lapangan di lahan petani serta pusat pelatihan, sehingga peserta memperoleh pemahaman teoritis sekaligus pengalaman praktis.

Tantangan yang Ditemui

  • Temuan mengenai praktik pertanian cukup kompleks.
  • Pemilihan peserta dengan komitmen kuat dan target yang tepat menjadi tantangan.

Pembelajaran

  •  Diperlukan analisis mendalam dan pendekatan yang disesuaikan untuk menyusun modul.
  • Penting untuk memastikan bahwa peserta yang terpilih benar-benar sesuai agar efektivitas sesi pelatihan dapat dimaksimalkan.

Dokumentasi

Anwar Muhammad Foundation

Jl. O Kavling No. 12, RT. 10 RW. 14, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12830

Berkolaborasi Bersama Kami