Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN (ASEAN-REPEAT-SUPA): Value Chain Development Potential and Market Access and Competitiveness for Three (3) Agroforestry Commodities

Ringkasan Eksekutif

Lahan gambut menyimpan potensi besar untuk pertanian berkelanjutan, namun pemanfaatannya masih terbatas. Melalui program ASEAN-REPEAT-SUPA, GIZ bersama Anwar Muhammad Foundation (AMF) mendukung pengelolaan gambut di Aceh Barat dan Nagan Raya dengan fokus pada identifikasi tiga komoditas unggulan, analisis rantai nilai, serta pelatihan petani. Proyek ini bertujuan meningkatkan ketahanan iklim, membuka akses pasar, dan memperkuat penghidupan masyarakat lokal melalui sistem pertanian terpadu yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Latar Belakang

Lahan gambut memiliki potensi besar untuk pertanian dan kegiatan ekonomi lain karena kandungan hara dan kelembapan yang tinggi. Identifikasi komoditas potensial diperlukan untuk memaksimalkan manfaat ekonomi dan lingkungan, membangun sistem produksi yang sesuai kondisi gambut, serta membuka peluang usaha baru. Dengan demikian, pengembangan komoditas unggulan diharapkan mendorong pemanfaatan gambut yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Melalui program ASEAN-REPEAT-SUPA, GIZ mendukung implementasi strategi pengelolaan gambut di ASEAN, termasuk di 10 desa prioritas di Aceh Barat dan Nagan Raya. Di desa-desa ini, telah dikembangkan demplot dengan budidaya komoditas pertanian, perikanan, dan spesies hutan gambut yang sesuai dengan kondisi lahan.

Klien

Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ)

Tahun

2024/Indonesia

Lokasi

Kabupaten Aceh Barat & Kabupaten Nagan Raya, Aceh

Tujuan Intervensi

Implementasi

Hasil Utama dan Keluaran

Hasil Utama dan Keluaran

Hasil asesmen komoditas menunjukkan bahwa dari 10 desa, teridentifikasi 18 komoditas potensial untuk dikembangkan seperti tanaman pangan, hortikultura, serta ternak/ikan.

Tiga komoditas prioritas utama yang potensial dikembangkan di lahan gambut Nagan Raya dan Aceh Barat adalah nanas, madu kelulut, dan lele

Pelatihan bagi petani lokal dilaksanakan dengan materi terkait; hidrologi gambut, pola budidaya; rantai nilai komoditas serta pengelolaan komunitas petani gambut, mobilisasi sumber daya, dan keterlibatan pemangku kepentingan; pengembangan rantai nilai dan pengelolaan masyarakat.

Terjalin kolaborasi multi-pihak antara pengusaha, akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam mengembangkan tiga komoditas utama: madu trigona, ikan lele, dan nanas

Tantangan yang Ditemui

  • Petani memiliki pengalaman, antusiasme tinggi, serta ketersediaan lahan, namun masih lemah dalam pemahaman Good Agricultural Practices (GAP), CSA (Climate Smart Agriculture), akses modal, dan infrastruktur.
  • Ditemukan permasalahan pada bisnis lokal diantaranya kelebihan pasokan lele, terbatasnya pasar nanas, serta ketidakstabilan produksi madu trigona.

Pembelajaran

  • Diperlukan adanya Pengembangan Kelembagaan Multi-Pihak (Forum Quad Helix)
  • Pendampingan TKPPEG (Petani Lokal) dapat memperkuat kapasitas dan keberlanjutan ekonomi.

Dokumentasi

Anwar Muhammad Foundation

Jl. O Kavling No. 12, RT. 10 RW. 14, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12830

Berkolaborasi Bersama Kami