Biodiversity Action Plan for Graho Nyabu Geothermal Project

Ringkasan Eksekutif

Anwar Muhammad Foundation (AMF) melaksanakan penyusunan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati (Biodiversity Action Plan/BAP) untuk Proyek Panas Bumi Graho Nyabu di Merangin dan Kerinci, Jambi, yang berada di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Kawasan ini merupakan habitat penting berbagai spesies dilindungi seperti harimau sumatra, tapir malaya, dan bunga bangkai raksasa. BAP yang disusun AMF bertujuan memastikan tidak ada kerugian bersih terhadap habitat alami serta mendukung konservasi melalui perlindungan spesies, kolaborasi dengan pengelola TNKS, dan kemitraan dengan masyarakat lokal.

Latar Belakang

PT EDC Indonesia (PT EDCI), anak perusahaan Energy Development Corporation, berfokus pada pengembangan energi panas bumi untuk pembangkit listrik di Indonesia, khususnya di Kabupaten Merangin dan Kerinci, Provinsi Jambi. Proyek ini berlokasi di kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), taman nasional terbesar di Sumatra yang memiliki nilai ekologis tinggi dan menjadi habitat penting satwa dilindungi seperti Harimau Sumatra. Oleh karena itu, strategi pengelolaan yang tepat diperlukan untuk menjaga habitat satwa liar dan kelestarian keanekaragaman hayati. Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati (BAP) disusun untuk mendukung pengelolaan keanekaragaman hayati secara efektif serta memastikan kepatuhan proyek terhadap standar internasional, dengan mengacu pada IFC Performance Standards.

Klien

PT Energy Development Corporation Indonesia

Tahun

2024/Indonesia

Lokasi

Kabupaten Merangin & Kabupaten Kerinci, Jambi

Tujuan Intervensi

Implementasi

Tujuan Intervensi

Implementasi

Tujuan Intervensi

Implementasi

Hasil Utama dan Keluaran

1. Kondisi Biodiversitas

  • Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka dan studi lapangan
  • Teridentifikasi >500 spesies tanaman, >20 spesies mamalia, >50 spesies unggas, dan 10 spesies reptil dan amfibi, dan 2 biota air tawar

2. Asesmen Habitat Kritis

  • Asesmen habitat kritis berdasarkan enam kriteria IFC menunjukkan bahwa kawasan proyek, yang berada di dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), memenuhi kriteria habitat penting bagi spesies terancam, spesies endemik, ekosistem unik, proses evolusi utama, serta kawasan yang dilindungi secara hukum dan diakui internasional. Dengan demikian, TNKS dipastikan terpicu sebagai habitat kritis dengan nilai konservasi global sangat tinggi.

3. Asesmen Dampak Biodiversitas

  • Gangguan terhadap habitat alami pada tahap konstruksi di fase eksplorasi dapat berdampak pada habitat serta spesies yang menempatinya. Langkah-langkah mitigasi disusun agar dapat diterapkan bersama dengan rencana pengelolaan lingkungan yang sudah dimiliki PT EDCI. Dengan menerapkan langkah mitigasi pada habitat terdampak, secara tidak langsung juga akan membantu meminimalkan dan menjaga keutuhan keanekaragaman hayati pada tingkat spesies di Area Proyek.
  • Gangguan terhadap habitat alami pada tahap operasional di fase eksplorasi juga dapat menimbulkan dampak terhadap habitat maupun spesies yang menempatinya. Meskipun dampak terhadap habitat telah ditangani pada tahap konstruksi, langkah mitigasi dan pengelolaan tetap perlu diterapkan pada tahap operasional.

4. Penyusunan Dokumen Biodiversity Action Plan (BAP)

Action Plan 1
Action Plan 1

Perlindungan dan Pemantauan Spesies Pemicu Habitat Kritis dan Habitat Sekitar Proyek

Rencana ini menekankan perlindungan habitat kritis dan spesies penting di sekitar proyek melalui pengelolaan lahan yang hati-hati, konservasi flora asli, serta pencegahan perburuan dan gangguan satwa. Pemantauan lanskap, pengendalian limbah, serta pencegahan spesies invasif juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Edukasi bagi pekerja dan pengunjung menjadi bagian penting, sementara rehabilitasi dan restorasi dilakukan pasca-konstruksi agar habitat tetap berfungsi secara berkelanjutan.

Action Plan 2
Action Plan 2

Kolaborasi dengan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat)

Rencana ini menekankan pembentukan forum komunikasi dengan pemangku kepentingan untuk berbagi informasi proyek dan peluang kolaborasi. Melalui hubungan yang baik dengan berbagai pihak, kegiatan konservasi keanekaragaman hayati dapat diperluas dan diperkuat.

Action Plan 3
Action Plan 3

Keterlibatan Pemangku Kepentingan

Rencana ini menekankan perlindungan habitat kritis dan spesies penting di sekitar proyek melalui pengelolaan lahan yang hati-hati, konservasi flora asli, serta pencegahan perburuan dan gangguan satwa. Pemantauan lanskap, pengendalian limbah, serta pencegahan spesies invasif juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Edukasi bagi pekerja dan pengunjung menjadi bagian penting, sementara rehabilitasi dan restorasi dilakukan pasca-konstruksi agar habitat tetap berfungsi secara berkelanjutan.

Action Plan 4
Action Plan 4

Kemitraan dengan Komunitas Lokal

Rencana ini berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat lokal tentang pentingnya melindungi spesies dilindungi serta pencegahan aktivitas ilegal. Selain itu, dikembangkan program partisipatif seperti patroli bersama dan edukasi konservasi untuk memperkuat keterlibatan masyarakat dalam menjaga keanekaragaman hayati.

Tantangan yang Ditemui

  • Kendala administrasi yang menyebabkan diperlukannya penyesuaian dan perubahan jadwal pelaksanaan kegiatan.
  • Pelaksanaan kegiatan yang dipengaruhi oleh cuaca.
  • Keterbatasan komunikasi yang mempengaruhi kepastian keselamatan tim survey lapangan.

Pembelajaran

  • Penguatan Administrasi dan Perizinan.
  • Mitigasi Faktor Tidak Terduga.
  • Perlunya membuat protokol yang detil terkait K3, komunikasi & tanggap darurat

Dokumentasi

Anwar Muhammad Foundation

fJl. O Kavling No. 12, RT. 10 RW. 14, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12830

Berkolaborasi Bersama Kami

Menu