Lompat ke konten

Tak Hanya Satwa dan Tumbuhan, Mikroorganisme Pun Kini Terancam

Anwar Muhammad Foundation – Keanekaragaman hayati di bumi merupakan fondasi bagi kelangsungan hidup semua makhluk. Dalam perbincangan umum, ancaman terhadap satwa dan tumbuhan sering menjadi fokus utama dalam pelestarian lingkungan. Namun, keberadaan mikroorganisme yang tak kasat mata juga sama pentingnya bagi keseimbangan ekosistem dan beragam fungsi alam. Mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan ganggang mendukung siklus biogeokimia, kesuburan tanah, serta kesehatan makhluk hidup secara menyeluruh.

Peran Vital Mikroorganisme dalam Ekosistem

Mikroorganisme pun kini terancam

Sumber: wikipedia

Mikroorganisme adalah makhluk hidup berukuran mikroskopis yang meliputi berbagai jenis seperti bakteri, archaea, jamur, dan ganggang. Mereka berfungsi sebagai pengurai bahan organik yang membantu mendaur ulang nutrisi dalam tanah dan air, yang pada gilirannya menopang pertumbuhan tumbuhan dan keberlangsungan fauna. Beberapa mikroorganisme seperti cyanobacteria juga memproduksi oksigen melalui fotosintesis, berperan penting dalam siklus oksigen global. Selain itu, mikroorganisme membentuk komunitas mikrobiota yang menjaga kesehatan manusia dan hewan melalui interaksi simbiotik di dalam tubuh mereka. Dengan demikian, mikroorganisme merupakan pilar utama yang menopang rantai kehidupan di Bumi.

Ancaman bagi Keberlangsungan Mikroorganisme

Mikroorganisme pun kini terancam

Sumber: MSMB

Sayangnya, mikroorganisme menghadapi berbagai ancaman besar yang bersumber dari aktivitas manusia dan perubahan lingkungan:

  • Fluktuasi suhu, perubahan pola curah hujan, dan kejadian ekstrim menyebabkan ketidakseimbangan habitat mikroorganisme, terutama spesies yang sensitif terhadap perubahan lingkungan.
  • Pencemaran tanah dan perairan oleh bahan kimia berbahaya seperti logam berat, pestisida, dan limbah industri menurunkan kelimpahan dan keanekaragaman mikroba yang vital bagi fungsi ekosistem.
  • Penggunaan berlebihan pestisida dalam pertanian dan antibiotik dalam kesehatan memicu resistensi mikroba dan menghilangkan mikroorganisme baik, berdampak pada keseimbangan mikrobiota lingkungan dan organisme hidup.
  • Deforestasi, konversi lahan, dan urbanisasi menghilangkan habitat alami mikroorganisme, yang menyebabkan fragmentasi dan penurunan komunitas mikroba yang esensial.

Baca juga: Mengenal Phytoplankton: Spesies yang Terancam oleh Peningkatan Suhu Laut

Ancaman-ancaman tersebut menyebabkan degradasi fungsi mikroorganisme yang pada akhirnya mengganggu siklus ekosistem dan ketahanan lingkungan.

Dampak Kehilangan Mikroorganisme

Sumber: greeeners.co

Kehilangan keanekaragaman mikroorganisme membawa konsekuensi luas bagi ekosistem dan manusia:

  • Penurunan Kesuburan Tanah: Proses penguraian bahan organik menjadi nutrisi esensial melemah, mengakibatkan berkurangnya produktivitas pertanian dan kesehatan tanah.
  • Gangguan Siklus Nutrisi: Nitrogen, karbon, dan unsur penting lainnya tidak dapat didaur ulang dengan baik, mempengaruhi keseimbangan ekosistem dan produksi pangan.
  • Kerentanan Terhadap Penyakit dan Perubahan Lingkungan: Kurangnya mikroorganisme pembantu menyebabkan organisme lain lebih rentan terhadap stres lingkungan dan penyakit.
  • Pengaruh Negatif pada Kesehatan Manusia: Mikroorganisme baik di dalam tubuh berperan dalam sistem kekebalan dan pencernaan; kehilangannya dapat meningkatkan risiko penyakit kronis.

Dengan begitu, mikroorganisme bukan hanya bagian dari lingkungan, melainkan juga kunci bagi keberlangsungan hidup dan kesejahteraan manusia.

Strategi Pelestarian Mikroorganisme

Sumber: kompasiana

Melindungi mikroorganisme memerlukan langkah-langkah strategis yang komprehensif dan berkelanjutan, antara lain:

  • Mengurangi pemakaian pestisida, herbisida, dan antibiotik untuk mencegah kematian dan resistensi mikroba.
  • Menghindari deforestasi dan menjaga ekosistem alami agar mikroorganisme dapat berkembang secara optimal.
  • Menggunakan teknik bioremediasi dengan mikroorganisme untuk memulihkan tanah dan perairan yang tercemar.
  • Mengedukasi masyarakat dan pelaku industri tentang pentingnya mikroorganisme dan dampak aktivitas manusia terhadap mereka.
  • Pemerintah dan lembaga lingkungan harus mengintegrasikan pelestarian mikroorganisme dalam kebijakan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Upaya ini akan membantu memperkuat fungsi mikroorganisme dalam ekosistem sekaligus menjaga keseimbangan alam jangka panjang.

 

Kesimpulan

Mikroorganisme memiliki peranan fundamental dalam menjaga keseimbangan dan kesehatan ekosistem bumi. Namun, mereka kini menghadapi ancaman serius dari berbagai tekanan lingkungan dan aktivitas manusia, yang seringkali kurang diperhatikan dibandingkan satwa dan tumbuhan. Kehilangan mikroorganisme akan mengganggu produktivitas tanah, siklus nutrisi, serta kesehatan manusia dan makhluk hidup lain. Oleh karena itu, pelestarian dan konservasi mikroorganisme harus menjadi bagian integral dari upaya perlindungan keanekaragaman hayati global. Meningkatkan kesadaran dan tindakan nyata terkait mikroorganisme sangat penting untuk masa depan bumi yang berkelanjutan.

 

Referensi

Bardgett, R. D., & van der Putten, W. H. (2014). Belowground biodiversity and ecosystem functioning. Nature, 515(7528), 505-511.

Wall, D. H., et al. (2015). Soil biodiversity and human health. Nature, 528(7580), 69-76.

Global Soil Biodiversity Atlas (2016). FAO & Biodiversity International.

Fierer, N. (2017). Embracing the unknown: disentangling the complexities of the soil microbiome. Nature Reviews Microbiology, 15(10), 579-590.

Knight, R., et al. (2018). The microbiome and human biology. Annual Review of Genomics and Human Genetics, 19, 359-386.

Author