Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation (SAVA)

Ringkasan Eksekutif

Program CSR PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) di Sumatera Selatan berfokus pada pengembangan komunitas dan adaptasi perubahan iklim melalui Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation (SAVA). Inisiatif ini bertujuan memenuhi standar Rainforest Alliance dengan lima sasaran utama: penguatan kelembagaan dan keuangan kelompok tani, penerapan agroforestri berkelanjutan, peningkatan keterlacakan produk, pengembangan nilai tambah kopi, serta penerapan praktik bisnis bertanggung jawab.

Latar Belakang

PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) mengembangkan Proyek PLTP di Sumatera Selatan dan berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, khususnya petani kopi sebagai sumber mata pencaharian utama. Melalui kemitraan dengan Anwar Muhammad Foundation (AMF), program Livelihood Improvement Program (2020–2022) dan CSR 2023 telah dilaksanakan untuk memperkuat pendapatan, kapasitas, dan keberlanjutan usaha tani kopi.Program Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation (SAVA) menjadi kelanjutan inisiatif tersebut, dengan fokus pada penguatan kelembagaan kelompok tani, penerapan agroforestri, keterlacakan produk, pengolahan bernilai tambah, serta praktik bisnis berkelanjutan. SAVA bertujuan menggabungkan peningkatan produktivitas dengan pelestarian lingkungan demi keberlanjutan ekonomi petani dan rantai pasok kopi di wilayah operasi PT SERD.

Klien

PT. Supreme Energy Rantau Dedap (SERD)

Mitra

Sekolah Vokasi IPB University

Tahun

2024-2025/Indonesia

Lokasi

Kabupaten Lahat & Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan

Tujuan Intervensi

Implementasi

September - Desember 2024

1.Penempatan Field Officer: Field Officer dilakukan untuk memastikan pendampingan yang berkesinambungan dan responsif terhadap kebutuhan di lapangan. Field Officer berperan strategis dalam penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dan memberikan pendampingan langsung secara intensif, sehingga diharapkan dapat mendorong pencapaian program yang lebih optimal.

2. Pengembangan Manajemen Kelompok dan Keuangan: Pengembangan manajemen kelompok dan keuangan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kelompok tani dalam mengelola kelembagaan dan keuangan secara efektif sebagai bagian dari upaya mendukung pertanian berkelanjutan.

3. Monitoring dan Evaluasi: AMF menerapkan pendekatan PMEALIE (Planning, Monitoring, Evaluation, Accountability, Learning, and Impact Evaluation) untuk memastikan manajemen data, pelaporan, dan komunikasi proyek berlangsung terstruktur dan sistematis, mendukung pencapaian output yang berkualitas.

Januari 2025

1. Sistem Manajemen Pemanenan dan Pasca Panen

a. Optimalisasi Fasilitas Pasca Panen: Kegiatan optimalisasi fasilitas pasca panen sebagai bagian dalam rangka meningkatkan kreasi nilai produksi kopi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses pengeringan buah kopi. Dengan memastikan distribusi panas yang merata, ventilasi yang baik, dan perlindungan dari kelembapan atau kontaminasi eksternal, dome dapat meminimalkan risiko kerusakan produk selama proses pengeringan.

2. Pengelolaan Sistem Penanaman Kopi Secara Agroforestri

a. Identifikasi Kebiasaan Pemeliharaan Tanaman Kopi: Kegiatan identifikasi kebiasaan pemeliharaan tanaman kopi ini dilakukan dengan fokus pada kebiasaan-kebiasaan pemeliharaan tanaman kopi yang dilakukan oleh petani serta kondisi kesehatan tanaman kopi. Identifikasi dilakukan dengan metode kunjungan kebun dan wawancara kepada petani.

b. Pelatihan Pemeliharaan Tanaman Kopi yang Tepat: Pelatihan tersebut mencangkup materi (1) Pemangkasan tanaman kopi (2) Koonservasi tanah dan air (3) Pengendalian gulma (4) Pemupukan tanaman kopi (5) Pembuatan pupuk organik. Sebagai bagian dari pelatihan, kami juga menyusun buku saku dengan judul “Buku Saku Pemeliharaan Tanaman Kopi yang Tepat”.

3. Pengembangan Manajemen Kelompok dan Keuangan

a. Hasil Analisis Studi Karakter Keuangan: Hasil analisis data ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi literasi keuangan, keterampilan pengelolaan keuangan, serta faktor sosial dan ekonomi yang memengaruhi kemampuan finansial responden.

4. Pemetaan Lahan Perkebunan Kopi: Pemetaan lahan dan lingkungan sekitarnya berperan penting dalam mendukung keterlacakan, pengelolaan mitigasi risiko lingkungan, dan perubahan iklim dapat diidentifikasi.

5. Pendampingan dan Pemantauan: Pendampingan dan pemantauan yang dilakukan oleh Field Officer bertujuan untuk memastikan keberlanjutan hasil pelatihan serta mendukung kelompok dalam mengimplementasikan hasil pelatihan secara efektif.

6. Monitoring dan Evaluasi: AMF menerapkan pendekatan PMEALIE (Project Planning, Monitoring, Evaluation, Accountability, Learning, and Impact Evaluation) untuk memastikan manajemen data, pelaporan, dan komunikasi proyek berlangsung terstruktur dan sistematis, mendukung pencapaian output yang berkualitas.

Tantangan yang Ditemui

  • Dinamika kelompok masih berkembang, sehingga diperlukan fasilitasi lebih lanjut untuk memperkuat komunikasi dan kolaborasi antaranggota.
  • Jadwal petani yang tidak menentu mendorong tim untuk berinovasi dalam penjadwalan pendampingan agar lebih adaptif dengan aktivitas sehari-hari anggota.

Pembelajaran

  • Pelibatan multipihak secara dini mempercepat pencarian solusi yang inklusif.
  • Riset awal yang kuat mempermudah tahap implementasi program.
  • Replikasi program perlu disesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, lingkungan, dan kapasitas SDM setempat.

Dokumentasi

Anwar Muhammad Foundation

fJl. O Kavling No. 12, RT. 10 RW. 14, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan – Indonesia 12830

Berkolaborasi Bersama Kami

Menu