Anwar Muhammad Foundation – “Pelibatan publik bukan daftar periksa—ini tentang membangun hubungan.” Kalimat ini menjadi refleksi yang kuat bagi AMF selama mengikuti pelatihan “Fundamentals of Public Participation” bersama IAP2 Indonesia. Bagi kami, pelatihan ini bukan sekadar sesi peningkatan kapasitas, tetapi sebuah momen penting yang menandai komitmen baru dalam membangun pendekatan yang lebih inklusif, kolaboratif, dan adil.
Mengubah Cara Pandang, Memperkuat Akar Pelibatan
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Sebagai organisasi yang selama ini aktif dalam isu-isu sosial, lingkungan, dan keberlanjutan, AMF menyadari bahwa partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan jangka panjang. Namun, pelatihan ini menyadarkan kami bahwa kualitas pelibatan jauh lebih penting daripada kuantitas konsultasi.
Melalui pendekatan IAP2 yang berbasis nilai, kami belajar bahwa pelibatan yang bermakna harus didasarkan pada kesediaan mendengar suara dari semua pihak, terutama mereka yang kerap terpinggirkan. AMF kini melihat partisipasi bukan hanya sebagai mekanisme, tapi sebagai relasi—antara kami, masyarakat, dan masa depan yang ingin kita bangun bersama.
Dari Pelatihan ke Praktik: Komitmen Kami ke Depan
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Pelatihan ini memperkuat langkah kami dalam memperluas penerapan partisipasi publik di berbagai program utama AMF, seperti:
- Restorasi penghidupan masyarakat terdampak di sekitar wilayah proyek
- Program CSR berbasis sosial dan lingkungan yang merespons kebutuhan nyata komunitas
- Pengembangan platform agroforestri kolaboratif, yang membuka ruang bagi masyarakat untuk berkontribusi dan mengambil peran aktif
Prinsip-prinsip IAP2, seperti distribusi kekuatan secara adil, penciptaan ruang aman, serta keberpihakan terhadap keadilan sosial, akan kami integrasikan ke dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan program.
Refleksi yang Mengubah Arah
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Di akhir pelatihan, tim AMF diajak merenungkan satu hal penting: keberhasilan pelibatan publik tidak hanya soal hadir dalam forum diskusi, tetapi tentang siapa yang merasa aman untuk bersuara, dan apakah suara mereka sungguh didengarkan.
Kami belajar untuk tidak sekadar “melibatkan” masyarakat, tetapi juga berbagi pengaruh, memperkuat kapasitas komunitas, dan menjadikan setiap proses sebagai ruang belajar bersama. Inilah cara kami memastikan bahwa partisipasi menjadi bagian utuh dari kerja-kerja sosial dan lingkungan yang kami jalankan.
Baca Juga : Warisan Hijau Nusantara
Menuju Ekosistem Kolaborasi yang Lebih Inklusif
Sumber foto: Dokumentasi AMF
Bagi AMF, pelatihan ini menjadi langkah awal dari perjalanan yang lebih besar. Kami tidak ingin berhenti sampai di sini. Ke depan, AMF akan terus mendorong terciptanya ekosistem pelibatan publik yang berkualitas, dengan menjadikan nilai-nilai partisipatif sebagai inti budaya organisasi.
Kami juga membuka peluang kolaborasi lintas sektor—bersama pemerintah, komunitas, dan mitra lainnya—untuk menciptakan proses pembangunan yang tidak hanya lebih adil, tetapi juga lebih bermakna bagi semua.