Skip to content

Pertanian Organik: Tren atau Solusi?

Anwar Muhammad Foundation – Pertanian organik telah menjadi topik yang semakin populer dan banyak diperbincangkan di berbagai kalangan, mulai dari petani, konsumen, hingga pembuat kebijakan. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan lingkungan mendorong meningkatnya permintaan produk organik yang dianggap lebih alami dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Di sisi lain, isu-isu global seperti perubahan iklim, degradasi tanah, dan penurunan keanekaragaman hayati menuntut adanya sistem pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pertanian organik, yang menekankan penggunaan bahan alami, pengelolaan tanah secara holistik, dan pelestarian ekosistem, muncul sebagai salah satu pendekatan yang menjanjikan untuk menjawab tantangan tersebut. Namun, di tengah popularitasnya yang terus meningkat, muncul pula perdebatan mengenai apakah pertanian organik hanyalah sebuah tren sementara yang digerakkan oleh gaya hidup dan pemasaran, ataukah benar-benar merupakan solusi jangka panjang yang mampu memenuhi kebutuhan pangan dunia secara berkelanjutan.

Cara meningkatkan produktivitas pertanian organik dapat dilakukan melalui beberapa strategi yang mengintegrasikan aspek teknis, edukasi, dan pemanfaatan teknologi, dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan dan ramah lingkungan. Berikut beberapa cara utama yang dapat diterapkan:

1. Penggunaan Benih Berkualitas dan Sesuai Lokal

Sumber foto: blibli

Memilih benih unggul dan adaptif terhadap kondisi lokal sangat penting untuk meningkatkan hasil panen. Benih yang berkualitas akan tumbuh lebih baik dan tahan terhadap serangan hama serta kondisi lingkungan yang berubah-ubah.

2. Pemupukan dengan Pupuk Organik Berkualitas

Sumber foto: kompas com

Pemupukan menggunakan pupuk organik seperti kompos, pupuk kandang, dan inovasi seperti Biochar Three In One (Biotron) dapat meningkatkan kesuburan tanah secara alami, memperbaiki struktur tanah, serta menyediakan nutrisi yang berkelanjutan bagi tanaman. Biotron, misalnya, menggabungkan biochar, pupuk organik, dan agen hayati untuk memperbaiki aspek fisik, kimia, dan biologi tanah sekaligus mengendalikan organisme pengganggu tanaman.

3. Pengelolaan Tanah yang Baik

Sumber foto: RRI

Praktik pengelolaan tanah seperti penggunaan mulsa, penanaman tanaman penutup tanah, dan rotasi tanaman membantu menjaga kesuburan tanah, mengurangi erosi, serta mengendalikan hama dan penyakit secara alami. Rotasi tanaman juga meningkatkan keragaman hayati dan mengurangi risiko kegagalan panen.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit Secara Alami

Sumber foto: Dharma Guna Wibawa

Menggunakan metode pengendalian hama alami, seperti memperkenalkan predator alami (misalnya lebah, kepik hijau) dan pemanfaatan metode biologi dan mekanik tanpa bahan kimia sintetis, dapat menjaga ekosistem pertanian tetap sehat dan mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

5. Pendidikan dan Pelatihan Petani

Sumber foto: JPPN com

Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani melalui pendidikan formal, penyuluhan, dan pelatihan intensif sangat penting agar petani mampu mengelola pertanian organik secara efektif dan efisien. Regenerasi petani muda yang melek teknologi juga dapat mempercepat adopsi inovasi dan praktik pertanian organik

Baca Juga : Mengapa Anak Muda Perlu Terjun ke Dunia Tani

Lalu Apakah Pertanian Organik Hanya Tren Atau Bisa Jadi Solusi?

Sumber foto: akurat co

Pertanian organik bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah solusi nyata untuk pertanian berkelanjutan dan perbaikan ekosistem pertanian. Meskipun popularitasnya meningkat seiring tren hidup sehat dan permintaan pasar yang berkembang, pertanian organik menawarkan manfaat jangka panjang seperti peningkatan kesuburan tanah, ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit, serta pengurangan penggunaan bahan kimia sintetis yang merusak lingkungan.

 

Kesimpulan

Pertanian organik mendukung keberlanjutan sistem pertanian dengan menjaga keanekaragaman hayati dan mendorong kemandirian petani melalui pengurangan ketergantungan pada input eksternal yang mahal. Meskipun menghadapi tantangan teknis, sosial, dan ekonomi, pertanian organik memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia dan dunia sebagai solusi jangka panjang dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan berkelanjutan.

 

Referensi:

Badan Standardisasi Nasional (BSN). (2016). Standar Nasional Indonesia (SNI) 6729: Pertanian Organik. Jakarta: BSN.

Departemen Pertanian Republik Indonesia. (2020). Pedoman Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Sjam, S. (2019). Pertanian Organik: Konsep, Teknik, dan Implementasi. Makassar: Universitas Hasanuddin Press.

Aliansi Organik Indonesia (AOI). (2021). Laporan Tahunan Pengembangan Pertanian Organik di Indonesia. Jakarta: AOI.

Purnomo, E., & Wulandari, D. (2018). “Pengaruh Pemupukan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Produktivitas Tanaman.” Jurnal Agronomi Indonesia, 46(2), 112-120

Author