Lompat ke konten

Mengenal Phytoplankton: Spesies yang Terancam oleh Peningkatan Suhu Laut

Anwar Muhammad Foundation – Sebagian besar kehidupan laut bergantung pada organisme mikroskopis yang kerap luput dari perhatian — phytoplankton. Meskipun berukuran sangat kecil, peranannya dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut dan iklim global sangatlah besar. Phytoplankton menjadi fondasi rantai makanan laut, penghasil utama oksigen, sekaligus penyerap karbon dioksida (CO₂) dalam skala global. Namun, fenomena kenaikan suhu laut akibat perubahan iklim kini menimbulkan tekanan ekologis serius terhadap keberlangsungan spesies ini.

Phytoplankton: Fondasi Kehidupan Laut dan Iklim Global

Phytoplankton dan Iklim

Sumber: phys.org

Phytoplankton merupakan organisme autotrof yang hidup di lapisan permukaan laut, memanfaatkan energi matahari untuk melakukan fotosintesis. Mereka mengubah CO₂ dan nutrien menjadi energi, sekaligus menghasilkan oksigen — proses yang menjadi dasar bagi seluruh sistem kehidupan di lautan.

Secara ekologis, peran phytoplankton mencakup:

  • Dasar rantai makanan laut. Phytoplankton menjadi sumber energi utama bagi zooplankton, ikan kecil, hingga predator besar seperti paus. Tanpa keberadaan mereka, rantai makanan laut tidak akan berfungsi.
  • Penyerap karbon alami. Melalui fotosintesis, phytoplankton menyerap sekitar seperempat dari total karbon dioksida atmosfer, membantu mengurangi akumulasi gas rumah kaca.
  • Penghasil oksigen global. Diperkirakan lebih dari setengah oksigen di atmosfer bumi dihasilkan oleh aktivitas fotosintesis phytoplankton.

Dengan demikian, phytoplankton tidak hanya menopang kehidupan laut, tetapi juga memainkan peran vital dalam menjaga stabilitas iklim bumi.

Ancaman Kenaikan Suhu Laut terhadap Keberlangsungan Phytoplankton

Phytoplankton dan Iklim

Sumber: media indonesia

Kenaikan suhu laut yang dipicu oleh perubahan iklim menimbulkan sejumlah dampak ekologis terhadap phytoplankton. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi produktivitas, tetapi juga komposisi spesies serta distribusi geografisnya.

Beberapa dampak utama yang telah teridentifikasi antara lain:

  1. Penurunan produktivitas primer. Peningkatan suhu mengganggu proses fotosintesis dan mempercepat metabolisme sel, sehingga efisiensi energi menurun.
  2. Perubahan pola distribusi. Spesies yang sensitif terhadap suhu cenderung bermigrasi ke wilayah dengan perairan lebih dingin, menggeser struktur komunitas ekosistem laut.
  3. Penurunan ketersediaan nutrien. Pemanasan permukaan laut memperkuat stratifikasi termal (lapisan suhu), yang menghambat sirkulasi nutrien dari lapisan dalam ke permukaan. Akibatnya, pertumbuhan phytoplankton menjadi terbatas.
  4. Penurunan biomassa global. Penelitian menunjukkan bahwa populasi phytoplankton global mengalami penurunan signifikan — hingga 40% dalam lima dekade terakhir (Boyce et al., 2010) — seiring meningkatnya suhu laut dan penurunan nutrien.

Perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan efek berantai yang mengganggu stabilitas ekosistem laut secara keseluruhan.

Baca Juga : Lahirnya Spesies Baru di Dunia yang Memanas

Implikasi Ekologis dan Ekonomi bagi Manusia

Phytoplankton dan Iklim

Sumber: ISW

Dampak penurunan populasi phytoplankton tidak berhenti pada aspek ekologis. Implikasi sosial-ekonomi yang diakibatkannya juga berpotensi besar terhadap manusia, terutama di sektor perikanan, kualitas laut, dan stabilitas iklim global.

  • Sektor perikanan. Penurunan produktivitas phytoplankton berarti berkurangnya sumber makanan bagi ikan dan biota laut lainnya. Hal ini dapat menurunkan hasil tangkapan, mengancam ketahanan pangan, dan memengaruhi ekonomi masyarakat pesisir.
  • Kualitas ekosistem laut. Ketidakseimbangan komunitas plankton dapat memicu fenomena harmful algal blooms (ledakan alga beracun), yang mencemari perairan dan membahayakan kehidupan laut serta kesehatan manusia.
  • Perubahan iklim yang semakin cepat. Berkurangnya phytoplankton berarti menurunnya kemampuan laut menyerap karbon, yang pada akhirnya mempercepat laju pemanasan global dan memperburuk krisis iklim.

Dengan demikian, keberlangsungan phytoplankton memiliki keterkaitan erat dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan lingkungan global.

Kesimpulan

Phytoplankton adalah komponen fundamental dari sistem kehidupan laut sekaligus regulator penting dalam sistem iklim bumi. Namun, peningkatan suhu laut yang terus terjadi akibat perubahan iklim menempatkan spesies ini dalam ancaman nyata. Upaya mitigasi pemanasan global, pengurangan emisi karbon, dan perlindungan ekosistem laut menjadi langkah krusial untuk menjaga keseimbangan alam yang bergantung pada organisme mikroskopis ini. Melindungi phytoplankton berarti menjaga keberlanjutan ekosistem laut, stabilitas iklim, dan masa depan kehidupan manusia di bumi.

 

Referensi

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). (2023). Climate Change 2023: The Ocean and Cryosphere in a Changing Climate.

NASA Earth Observatory. (2023). Phytoplankton and Climate.

Behrenfeld, M. J., & Boss, E. (2018). Student’s Guide to Phytoplankton Ecology and Global Change. Annual Review of Marine Science, 10(1), 89–114.

Boyce, D. G., Lewis, M. R., & Worm, B. (2010). Global Phytoplankton Decline Over the Past Century. Nature, 466(7306), 591–596.

Author