Skip to content

Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation (SAVA): Sahabat Perjalanan Petani Kopi yang Berkelanjutan

Anwar Muhammad Foundation – Setiap biji kopi menyimpan cerita tentang tangan yang menanam, merawat dan memanennya. Begitu pula di Semendo, Sumatra Selatan, kopi bukan sekadar komoditas; ia adalah sumber penghidupan. Namun, beberapa tahun terakhir, para petani dihadapkan pada kenyataan yang tidak mudah: cuaca yang tak menentu, kebun yang mulai menurun produktivitasnya, praktik budidaya yang masih konvensional, dan minimnya nilai tambah yang membuat posisi tawar petani semakin lemah di pasar. Mereka masih bisa bertahan, tetapi sistem yang ada tidak cukup menjamin keberlanjutan. Kondisi ini ibarat “bara dalam sekam”, masih terjaga namun butuh intervensi segera agar tidak padam.

Menanggapi tantangan tersebut, PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD) bersama Anwar Muhammad Foundation (AMF) melanjutkan komitmen pengembangan masyarakat di sekitar wilayah operasional yang mencakup Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kota Pagar Alam, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasional, khususnya komoditas kopi yang berperan besar dalam perekonomian setempat.

Komitmen ini diwujudkan melalui Livelihood Improvement Program (LIP) pada 2020 – 2022, dilanjutkan dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) pada 2023. Kedua program ini telah meningkatkan keterampilan dan kapasitas petani, namun evaluasi bersama menunjukkan satu hal penting: agar dampaknya benar-benar berkelanjutan, perlu ada penguatan di seluruh rantai nilai kopi mulai dari kebun hingga pasar.

SAVA Hadir Bukan Sekadar Solusi Instan

pertanian kopi berkelanjutan

Sumber: Dokumentasi AMF

Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation (SAVA) dirancang bukan sebagai solusi instan, melainkan sahabat perjalanan bagi semua pihak yang terlibat. Bagi para petani, SAVA menjadi pendamping dalam memperkuat praktik pertanian kopi yang berkelanjutan melalui pengelolaan kelompok tani yang efektif, peningkatan kapasitas teknis, dan pengembangan kemitraan strategis berbasis nilai tambah.

Bagi PT SERD, SAVA hadir sebagai mitra yang menunjukkan komitmen perusahaan dalam pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Program ini bukan hanya soal keberhasilan di lapangan, tetapi juga cerminan bagaimana kolaborasi perusahaan dengan masyarakat dapat menghasilkan dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan yang nyata.

Sementara bagi AMF, SAVA adalah wujud nyata komitmen lembaga dalam menjaga lingkungan, memperkuat kapasitas masyarakat, dan membangun sistem pertanian yang adil serta lestari. Melalui program ini, AMF menunjukkan bahwa keberlanjutan hanya bisa tercapai ketika aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan berjalan seimbang.

Melalui pendekatan agroforestri, pelatihan Good Agricultural Practices (GAP), pendampingan kelembagaan, value creation, dan peningkatan kredibilitas produk, SAVA memperkenalkan sistem baru yang menyentuh seluruh rantai nilai. Petani diajak tidak hanya menanam, tetapi memahami kebutuhan pasar, kualitas, dan keberlanjutan.

Tantangan petani kopi di Sumatra Selatan, khususnya di Rantau Dedap, Semendo, ada di akses informasi. Mulai dari budidaya dan pengolahan kopi yang baik, menjaga kualitas, sampai pemasaran kopi itu sendiri. Selama ini, akses petani ke pasar masih terbatas. Tengkulak membeli kopi dengan harga sama, entah kualitasnya baik atau kurang. Akibatnya, petani berpikir, ‘mau proses sebagus apa pun, harganya tetap sama. Inilah yang membuat banyak petani mengerjakan budidaya dan pascapanen seadanya,” ujar Pak Iqbal, Kepala Program Studi Teknologi Produksi dan Pengembangan Masyarakat Pertanian, Sekolah Vokasi IPB.

Di Semendo, lahan kopi berdampingan dengan kawasan hutan. Jarak yang begitu dekat antara kebun dan hutan sering kali menjadi dilema. “Kalau tidak hati-hati, lahan baru bisa saja dibuka, dan hutan pun terancam,” tutur Pak Iqbal.

SAVA hadir untuk mengubah arah cerita ini. Melalui pelatihan dan pendampingan, petani mulai memahami bahwa menjaga hutan bukan berarti kehilangan penghasilan. Justru, dengan meningkatkan kualitas kopi, mereka bisa mendapatkan harga lebih baik, pendapatan bertambah, dan kehidupan keluarga menjadi lebih layak.

Langkah Kecil, Tetap Sebuah Perubahan Baik

pertanian kopi berkelanjutan

Sumber: Dokumentasi AMF

Perubahan kini mulai terasa. Petani yang sebelumnya bekerja sendiri-sendiri kini saling bantu, berbagi pengetahuan, dan merawat kebun bersama. Hubungan sosial menguat, kepedulian terhadap lahan serta lingkungan pun semakin besar.

Yang terpenting, hutan tetap terjaga. Tak ada lagi dorongan untuk membuka lahan baru, karena kopi yang ada sudah mampu memberi penghidupan. Dari kebun hingga hutan, dari ekonomi hingga ekologi, SAVA menjahit semua benang cerita menjadi satu: masa depan yang lestari dan sejahtera.

SAVA adalah sebuah bukti perjalanan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang menjawab tantangan zaman: dari perubahan iklim, tekanan pasar, hingga lemahnya kelembagaan kelompok tani.

Kesimpulan

Program SAVA (Sustainable Coffee Agriculture and Value-Added Creation) hadir sebagai pendamping jangka panjang bagi petani kopi di Semendo, Sumatra Selatan. SAVA bukan solusi instan, melainkan upaya berkelanjutan yang menyentuh seluruh rantai nilai kopi—dari budidaya, pengolahan, hingga pemasaran.

Melalui pelatihan, agroforestri, dan penguatan kelembagaan, petani mulai merasakan perubahan: kualitas kopi meningkat, pendapatan lebih baik, hutan tetap terjaga, dan hubungan sosial semakin kuat. Langkah kecil ini membuktikan bahwa perubahan yang konsisten bisa menciptakan kesejahteraan ekonomi sekaligus menjaga ekologi.

Lalu, bagaimana cerita langsung dari para petani merasakan perubahan dari program SAVA?

Simak lebih lengkapnya dalam SAVA: Series 2.

Authors