Skip to content

Bahaya Polusi Plastik di Sekitar Kita

Anwar Muhammad Foundation – Plastik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Berbagai produk dan kemasan yang kita gunakan hampir semuanya mengandung plastik karena sifatnya yang praktis, ringan, dan murah. Namun, penggunaan plastik yang masif dan tidak disertai pengelolaan yang baik menyebabkan timbulnya masalah serius, yaitu polusi plastik. Polusi plastik menjadi ancaman besar bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena limbah plastik sangat sulit terurai dan mengandung zat kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah, air, dan udara. Selain itu, dampak buruk polusi plastik juga dirasakan oleh ekosistem dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bahaya polusi plastik di sekitar kita agar dapat mengambil langkah nyata dalam mengurangi dan mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah.

 

Sifat Plastik yang Membahayakan Lingkungan

bahaya polusi plastik

Sumber: edukasi kesehatan

  1. Plastik sangat sulit terurai secara alami dan dapat bertahan di lingkungan selama ratusan hingga ribuan tahun, menyebabkan penumpukan sampah plastik.
  2. Plastik mengandung bahan kimia berbahaya seperti BPA dan phthalates yang dapat mencemari tanah dan air, membahayakan makhluk hidup.
  3. Pembakaran plastik menghasilkan polusi udara beracun, seperti dioksin dan furan, yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
  4. Plastik mengganggu kesuburan tanah dengan menghalangi pergerakan air dan udara serta merusak habitat makhluk pengurai tanah.
  5. Plastik yang terpecah menjadi mikroplastik bisa masuk ke rantai makanan dan berisiko menyebabkan gangguan kesehatan jangka panjang bagi manusia dan satwa.

 

Dampak Polusi Plastik terhadap Lingkungan

Dampak polusi plastik terhadap lingkungan sangat luas dan merusak, mencakup beberapa aspek utama berikut:

1. Pencemaran Air

bahaya polusi plastik

Sumber: cleanipedia

Sampah plastik, baik dalam bentuk utuh maupun partikel mikroplastik, mencemari sumber air seperti sungai, danau, dan lautan. Plastik yang terurai menghasilkan zat kimia berbahaya seperti Bifenil poliklorinasi (PCB) dan pestisida, yang dapat merusak habitat makhluk hidup air dan berpotensi masuk ke rantai makanan manusia melalui konsumsi hasil laut.

2. Pencemaran Tanah

bahaya polusi plastik

Sumber: cleanipedia

Partikel mikroplastik dan zat kimia beracun dari penguraian plastik menembus lapisan tanah, mencemari air tanah, dan menempel pada tanaman. Hal ini merusak kesuburan tanah, mengganggu pergerakan air dan udara penting bagi pertumbuhan tanaman, dan dapat menurunkan produktivitas pertanian serta membahayakan kesehatan manusia melalui konsumsi tanaman tercemar.

3. Pencemaran Udara

Sumber: liputan6 com

Pembakaran sampah medis “esehat” secara terbuka melepaskan polutan beracun seperti dioksin, furan, logam berat (misalnya esehat dan timbal), dan PCB yang mencemari udara. Polusi udara ini membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup lain, serta memperparah pemanasan global.

4. Kerusakan Ekosistem dan Kehidupan Satwa

Sumber: Yayasan IAR Indonesia

Plastik yang mencemari lingkungan darat dan laut merusak habitat alami, seperti terumbu karang dan lahan pertanian. Hewan sering salah mengenali plastik sebagai makanan atau terjerat dalam sampah plastik, menyebabkan luka, gangguan reproduksi, hingga kematian. Ini mengurangi keanekaragaman hayati dan mengganggu keseimbangan ekosistem.

5. Kontribusi terhadap Perubahan Iklim

Sumber: waste 4 change

Produksi plastik menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Selain itu, pembakaran plastik menghasilkan karbon dioksida dan zat beracun yang mempercepat pemanasan global, berdampak negatif pada seluruh ekosistem dan kehidupan manusia.

 

Contoh Plastik Rumah Tangga yang Umum Digunakan dan Lama Terurai

Sumber: waste 4 change

Plastik rumah tangga yang paling umum dijumpai dan memiliki masa terurai sangat lama meliputi berbagai jenis seperti PET yang biasanya dipakai untuk botol minuman dan kemasan makanan, HDPE yang ditemukan pada botol susu, kantong belanja, dan perlengkapan rumah tangga, serta PVC yang digunakan untuk pipa dan kusen jendela yang mengandung bahan kimia berbahaya jika tidak dikelola dengan baik. Selain itu, LDPE sering dijumpai dalam kantong plastik dan bungkus makanan, PP pada wadah dan tutup botol, serta PS yang biasa digunakan untuk gelas sekali pakai dan kemasan busa makanan. Semua plastik ini sulit terurai secara alami, bertahan hingga ratusan tahun di lingkungan, sehingga jika dibuang sembarangan akan menimbulkan akumulasi sampah yang merusak ekosistem dan mengancam kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Solusi dan Upaya Pengurangan Polusi Plastik

1. Pengurangan Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Sumber: creata

Mengurangi produk plastik sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan, botol minum sekali pakai, dan kemasan plastik berlebihan. Menggantinya dengan alternatif yang dapat digunakan ulang seperti tas belanja kain, botol minum stainless steel, sedotan kayu, atau tumbler.

Baca Juga : Keajaiban Dunia Bawah Laut, Apa Saja?

2. Daur Ulang dan Pengelolaan Sampah Plastik

Sumber: penjaga laut

Memisahkan jenis plastik untuk daur ulang sesuai standar, serta meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah plastik. Penerapan skema Extended Producer Responsibility (EPR) juga penting agar produsen bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah plastik produk mereka.

3. Promosi dan Edukasi Kesadaran Publik

Sumber: aliansi zero waste indonesia

Melakukan kampanye peningkatan kesadaran tentang bahaya polusi plastik dan pentingnya mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang plastik. Edukasi ini dapat memperkuat perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap sampah plastik.

 

Referensi

Fakultas Teknik Universitas Cenderawasih. (2022). Pengurangan Penggunaan Plastik Sebagai Bahan Dasar Kemasan.

Serambi Mekkah University. (2021). Pengelolaan Limbah Plastik Sebagai Upaya Pengurangan Polusi.

Diponegoro University. (2021). Efektivitas Pengendalian Sampah Plastik untuk Mendukung Kebijakan Lingkungan. Jurnal PHI.

Universitas Airlangga. (2020). Solusi Pengelolaan Sampah Plastik di Indonesia. Unair News.

Systemiq. (2020). Mengurangi Polusi Plastik Secara Radikal di Indonesia.

Author