Skip to content

Peran Flora dan Fauna bagi Ekologi Perkotaan

Anwar Muhammad Foundation – Peran flora dan fauna dalam ekologi perkotaan sangat vital sebagai komponen utama menjaga keseimbangan lingkungan di tengah tekanan pembangunan dan urbanisasi. Flora, seperti pohon dan tanaman hijau, memberikan berbagai jasa lingkungan, termasuk menyaring polusi udara dan suara, mengatur iklim mikro, serta meredam panas di kawasan perkotaan. Selain itu, tanaman juga menyediakan habitat sekaligus sumber pakan bagi fauna perkotaan seperti burung, kelelawar, dan serangga yang memiliki fungsi ekologi penting sebagai penyerbuk dan penyebar benih.

Keberadaan fauna tersebut mendukung regenerasi dan keberlanjutan vegetasi sekaligus menjaga keanekaragaman hayati yang memberikan kontribusi besar terhadap kualitas lingkungan hidup di kota. Koridor hijau dan ruang terbuka hijau lainnya tidak hanya sebagai paru-paru kota yang meningkatkan kualitas udara, tetapi juga menjadi kawasan konservasi eksitu untuk flora dan fauna, serta sarana edukasi dan rekreasi masyarakat.

Flora sebagai Penyumbang Jasa Ekosistem

Flora fauna perkotaan

Sumber: Grid ID

Tanaman di kawasan perkotaan berfungsi sebagai peneduh yang membantu mengatur iklim mikro, meredam panas, serta menyaring polusi udara dan suara. Vegetasi seperti pohon rindang dan taman kota berperan sebagai paru-paru kota yang meningkatkan kualitas udara dan menjaga keseimbangan kelembapan udara. Selain itu, tanaman juga berkontribusi dalam pengurangan risiko banjir dengan menyerap air hujan dan menjadi wilayah resapan air tanah yang vital terutama pada musim kemarau.

Fauna dan Keanekaragaman Hayati di Perkotaan

Flora fauna perkotaan

Sumber: gramedia

Keberadaan fauna seperti burung, kelelawar, dan serangga menyokong fungsi ekologis, khususnya sebagai penyerbuk (pollinator) untuk berbagai tanaman. Fauna membantu dalam penyebaran biji, peningkatan perkecambahan, dan restorasi vegetasi yang rusak sehingga mendukung regenerasi alam di lingkungan kota. Habitat yang tercipta dari keberadaan flora memfasilitasi kehidupan satwa ini dan menjaga keanekaragaman hayati yang esensial dalam ekosistem perkotaan.

Peran Ekologis dan Sosial Flora Fauna Perkotaan

Flora fauna perkotaan

Sumber: medium

Integrasi flora dan fauna dalam ruang kota mendukung prinsip ecocity, yakni pembangunan kota berkelanjutan yang berlandaskan integritas serta konektivitas ekologis. Koridor hijau dan hutan kota tidak hanya menjadi konservasi eksitu tetapi juga area edukasi, rekreasi, dan sumber ekonomi bagi masyarakat. Dengan adanya keanekaragaman hayati di kawasan hijau, kota dapat menjadi ruang hidup yang nyaman, sehat, dan ramah lingkungan bagi penduduknya.

Tantangan Pelestarian Flora dan Fauna di Perkotaan

1. Hilang dan Rusaknya Habitat

Flora fauna perkotaan

Sumber: RRI

Urbanisasi dan ekspansi pembangunan menyebabkan alih fungsi lahan hijau menjadi infrastruktur dan pemukiman sehingga habitat alami flora dan fauna terdegradasi atau hilang. Hal ini mengancam keberlangsungan berbagai spesies karena mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan penting.

2. Polusi dan Perubahan Iklim Mikro PerkotaanFlora fauna perkotaan

Sumber: beritasatu com

Polusi udara, air, dan tanah dari aktivitas industri, kendaraan, dan limbah domestik memperburuk kondisi lingkungan hidup flora dan fauna. Ditambah fenomena Urban Heat Island (UHI) yang mempertinggi suhu akibat minimnya ruang hijau, menjadikan habitat perkotaan semakin tidak bersahabat bagi keberagaman hayati.

3. Eksploitasi dan Ancaman dari Aktivitas Manusia

Sumber: mongabay

Perburuan liar, eksploitasi berlebihan, serta perdagangan ilegal terhadap tumbuhan dan satwa mempercepat penurunan populasi dan kepunahan spesies tertentu. Kurangnya kesadaran dan penegakan hukum yang efektif memperburuk kondisi ini.

Strategi pengelolaan dan pelestarian Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan sangat krusial untuk menjaga keseimbangan ekologi dan kualitas hidup warga kota. berikut strategi utama yang efektif diterapkan:

1. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas RTH melalui Perencanaan Terintegrasi

Sumber: dml or id

Pemerintah perlu menyusun rencana pengembangan RTH yang mengintegrasikan aspek ekologis, sosial, dan tata ruang guna memastikan ketersediaan RTH yang memadai sesuai standar minimal 30% luas kota. Ini mencakup identifikasi lokasi potensial, pemilihan jenis tanaman yang sesuai, serta pengaturan pola ruang hijau agar berfungsi optimal sebagai paru-paru kota dan habitat flora-fauna.

2. Partisipasi Aktif Masyarakat dan Multi-Pihak

Sumber: suara hutan

Melibatkan masyarakat, komunitas lokal, sektor swasta, serta institusi pemerintahan secara kolaboratif dalam pengelolaan dan pemeliharaan RTH menjadi kunci keberhasilan. Partisipasi ini dapat dilakukan mulai dari penentuan jenis tanaman, perawatan, hingga pengawasan keberlanjutan taman dan ruang hijau publik.

Manfaat Sosial dan Kesehatan bagi Masyarakat Perkotaan

Sumber: suara kreatif

Manfaat sosial dan kesehatan yang diperoleh masyarakat perkotaan dari keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) sangat signifikan dan beragam. Pertama, ruang terbuka hijau berperan penting dalam menyerap polusi udara dengan tanaman hijau yang dapat menangkap partikel berbahaya dan gas pencemar, sehingga kualitas udara meningkat dan risiko penyakit pernapasan menurun. Selain itu, proses fotosintesis tanaman menyediakan kebutuhan oksigen yang esensial bagi kesehatan sistem pernapasan manusia.

Baca Juga : Indonesia, Surga Keanekaragaman Hayati Dunia

Kedua, RTH memberikan manfaat langsung bagi kesehatan mental dan fisik masyarakat. Keberadaan taman dan area hijau menurunkan tingkat stres, kecemasan, dan memberikan efek relaksasi, yang sangat bermanfaat untuk kesejahteraan psikologis warga kota. Tempat-tempat ini juga memfasilitasi aktivitas fisik dan sosial seperti berjalan kaki, berolahraga, atau berkumpul bersama, yang membantu meningkatkan kebugaran jasmani dan mempererat hubungan sosial antarwarga.

Ketiga, ruang terbuka hijau berfungsi sebagai penyangga iklim mikro perkotaan dengan menurunkan suhu lingkungan serta mengurangi efek pulau panas (urban heat island). Hal ini secara tidak langsung juga meningkatkan kenyamanan dan kesehatan warga kota, sekaligus mengurangi beban penyakit yang dipicu suhu ekstrem.

 

Kesimpulan

Flora dan fauna sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekologi perkotaan dengan menyaring polusi, mengatur iklim mikro, dan mendukung keanekaragaman hayati. Tantangan seperti urbanisasi, pencemaran, dan eksploitasi mengancam kelestarian mereka, sehingga diperlukan pengelolaan ruang hijau terpadu dan partisipasi masyarakat. Keberadaan ruang terbuka hijau juga memberikan manfaat besar bagi kesehatan fisik, mental, dan kenyamanan hidup masyarakat kota.

Referensi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2023). Standar Khusus Pengembangan Ruang Terbuka Hijau.

Kompasiana, 2023: Biodiversitas Kawasan Perkotaan.

Unsrat Journal. (2022). Konservasi Biodiversitas di Wilayah Perkotaan.

Jurnal Ilmu Hayat. (2022). Diversitas Fauna dan Flora sebagai Pendukung Ekowisata.

Jurnal Penelitian STIALAN. (2022). Implementasi Kebijakan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau di Kota Samarinda.

Jurnal Ilmu Lingkungan Universitas Syiah Kuala. (2021). Manfaat Ruang Terbuka Hijau bagi Masyarakat Perkotaan di Banda Aceh.

Jurnal Unismuh Makassar. (2019). Analisis Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkotaan.

Author