Skip to content

Tanah yang Hilang Menjadi Ancaman Erosi dan Upaya Pelestariannya

tanah erosi

Anwar Muhammad Foundation – Hilangnya lapisan tanah akibat erosi merupakan masalah global yang serius, termasuk di Indonesia. Erosi adalah proses pengikisan dan pengangkutan partikel tanah oleh air atau angin. Erosi tidak hanya mengancam produktivitas pertanian, tetapi juga kualitas air, keanekaragaman hayati, dan stabilitas lingkungan secara keseluruhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prosesnya erosi terdiri dari curah hujan, kemiringan lereng, iklim, hutan gundul, maupun praktik pertanian yang tidak ramah lingkungan.

Grafik Laju Erosi dan Intensitas Hujan Area Tahun Tanam 2020 memberikan informasi bahwasanya pada lahan pengukuran erosi area reklamasi pasca tambang tahun tanam 2020 memiliki kerentanan dan kepekaan terhadap air hujan yang cukup tinggi sehingga saat adanya hujan terjadi erosi yang lebih banyak. Hal ini juga didukung angka laju erosi paling tinggi pada tanggal 29 November 2022 sebesar 344,913 Ton/Ha/Tahun yang lebih tinggi untuk lahan pengukuran erosi area reklamasi pasca tambang tahun tanam 2020.

 tanah erosi

Sumber foto: Researchgate

 

Adapun beberapa penyebab utama terjadinya erosi tanah yang dapat menjadi ancaman, antara lain sebagai berikut.

 

1. Faktor Iklim

Sumber foto: kumparan

Curah hujan yang tinggi dan intensitasnya dapat menyebabkan erosi. Hujan yang jatuh ke tanah dengan kekuatan tinggi dapat menggerus partikel tanah, terutama jika terjadi dalam waktu singkat. Selain itu, perubahan iklim yang menyebabkan pola cuaca tidak menentu juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko erosi.

 

2. Topografi

Sumber foto: detik.com

Kemiringan dan panjang lereng sangat mempengaruhi tingkat erosi. Lereng yang curam cenderung mengalami erosi lebih cepat karena aliran air permukaan yang lebih kuat. Daerah dengan topografi yang tidak rata juga lebih rentan terhadap pengikisan tanah.

 

3. Vegetasi

Sumber foto: kumparan

Vegetasi berfungsi sebagai pelindung tanah dari pengikisan. Kehilangan tutupan vegetasi akibat penebangan hutan atau penggundulan untuk pertanian membuat tanah lebih rentan terhadap erosi. Tanpa akar tanaman yang kuat, tanah tidak dapat menahan air dan partikel tanah dengan baik.

 

4. Karakteristik Tanah

Sumber foto: Tirto id

Sifat fisik dan kimia tanah, seperti tekstur, kepadatan, dan kandungan bahan organik, mempengaruhi kemampuannya untuk menahan air dan mencegah erosi. Tanah dengan tekstur halus (pasir atau debu) lebih mudah tererosi dibandingkan dengan tanah liat yang memiliki daya serap tinggi.

 

5. Aktivitas Manusia

Praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, deforestasi, pembangunan infrastruktur, dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan memperburuk kondisi lahan dan meningkatkan risiko erosi. Penebangan pohon untuk membuka lahan pertanian atau pemukiman menghilangkan perlindungan alami bagi tanah.

 Baca juga: GENERASI ALPHA VS KRISIS IKLIM : SIAPA YANG AKAN MENANG?

Mengingat banyaknya ancaman yang ditimbulkan, pelestarian tanah menjadi semakin mendesak untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan menjaga kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan strategi konservasi yang efektif sebagai bentuk upaya pelestarian, diantaranya

 

1. Penanaman Pohon

Sumber foto: kompas.com

Penanaman pohon berfungsi untuk menahan erosi dengan akarnya, meningkatkan penyerapan air hujan, dan menciptakan lingkungan yang baik bagi mikroorganisme tanah. Pohon juga menyediakan habitat bagi satwa liar dan membantu memperbaiki kualitas tanah.

 

2. Pengelolaan Terasering dan Saluran Air

tanah erosi

Sumber foto: LindungiHutan

Teknik terasering melibatkan pembuatan teras di lereng bukit untuk mengurangi laju aliran air dan mencegah erosi. Terasering membantu menyimpan air dalam tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi, sehingga mengurangi risiko tanah longsor. Pembuatan teras pada lahan miring serta saluran drainase yang baik dapat membantu menampung air hujan dan mengurangi limpasan yang dapat menyebabkan pengikisan tanah.

 

3. Pengolahan Tanah Tanpa Olah (No-Till Farming)

Sumber foto: Mata Sumbar

Metode ini menghindari pembajakan tanah, yang membantu menjaga struktur tanah dan meningkatkan kadar bahan organik. Dengan mengurangi gangguan pada tanah, teknik ini juga mengurangi erosi dan meningkatkan retensi air.

 

4. Pemupukan Organik

Sumber foto: Desa papayan

Menggunakan bahan organik seperti kompos atau pupuk kandang dapat meningkatkan kesuburan tanah dan memperbaiki strukturnya. Pemupukan organik membantu mempertahankan kesehatan tanah dan mencegah erosi.

 

5. Reboisasi

tanah erosi

Sumber foto: KataData

Penanaman kembali hutan yang telah gundul sangat penting untuk memulihkan ekosistem dan mencegah erosi. Hutan berfungsi sebagai pengikat tanah dan penahan air, sehingga mengurangi risiko bencana alam seperti banjir.

 

Kesimpulan

Hilangnya lapisan tanah akibat erosi menjadi ancaman serius yang tidak hanya mempengaruhi produktivitas pertanian, tetapi juga kualitas air, keanekaragaman hayati, dan stabilitas lingkungan secara keseluruhan. Proses erosi, yang dipicu oleh faktor-faktor seperti curah hujan tinggi, kemiringan lereng, kehilangan vegetasi, karakteristik tanah yang tidak mendukung, serta aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan, semakin memperburuk kondisi lahan. Mengingat dampak negatif yang ditimbulkan, pelestarian tanah menjadi semakin mendesak untuk memastikan keberlanjutan sumber daya alam dan kesejahteraan masyarakat.

Upaya pelestarian tanah melalui strategi konservasi yang efektif, seperti penanaman pohon, pengelolaan terasering, pengolahan tanah tanpa olah, pemupukan organik, dan reboisasi, sangat penting untuk mengurangi risiko erosi. Dengan menerapkan teknik-teknik ini secara konsisten, kita dapat melindungi tanah dari ancaman erosi dan menjaga kesuburan serta kesehatan ekosistem. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

 

Referensi

Sari, A. P., Astutiningsih, F., & Kurniawati, W. (2024). Erosi Tanah Dan Strategi Konservasi Tanah. Journal Innovation In Education, 2(1), 62-70.

Zenius.net. (2022). Metode Konservasi Tanah dan Contohnya

Cikoneng-ciamis.desa.id. (2024). Strategi Konservasi Tanah di Lahan Terdegradasi: Memulihkan Kesuburan

liputan6.com. (2022). 5 Penyebab Erosi yang Patut Diwaspadai, Ketahui Pengertian dan Cara Pencegahan

Gramedia.com. Pengertian Erosi: Faktor Penyebab, Dampak, dan Cara Pencegahannya.

Author