Anwar Muhammad Foundation – Pertumbuhan populasi yang cepat dan perubahan iklim yang semakin ekstrem menjadikan praktik pertanian yang efisien dan berkelanjutan menjadi semakin penting. Good Agricultural Practices (GAP) muncul sebagai tanggapan terhadap tuntutan akan keamanan produk pertanian, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan petani.
Berdasarkan FAO, GAP merupakan kumpulan prinsip yang diterapkan pada produksi di lahan pertanian dan proses pasca produksi. GAP bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian pangan dan non-pangan yang aman dan sehat, dengan tetap mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial dan ketahanan lingkungan.
(Sumber Foto: Dokumentasi AMF)
Mengenal Good Agricultural Practices (GAP)
Sumber daya merupakan fondasi utama dalam GAP. Ini termasuk lahan, air, benih, pupuk, pembenah tanah, pestisida, zat pengatur tumbuh, tenaga kerja, alat dan mesin pertanian, serta bangunan. Pemanfaatan sumber daya dengan bijak merupakan langkah awal dalam menjaga produktivitas pertanian dan keberlanjutan lingkungan.
Proses pertanaman meliputi serangkaian langkah mulai dari penyiapan lahan hingga pemeliharaan tanaman. Ini mencakup penyiapan lahan dengan benar, penyediaan air yang memadai, serta penyiapan benih dan persemaian yang optimal. Selain itu, proses ini juga mencakup penanaman dan teknik pemupukan yang sesuai, serta pengendalian hama dan penyakit yang terpadu.
Baca juga: Peningkatan Kualitas Produksi Kopi Berawal dari Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani
Panen merupakan tahap kritis dalam siklus pertanian yang membutuhkan perhatian khusus. Panen yang dilakukan secara tepat waktu dan dengan teknik yang benar dapat memastikan kualitas dan kuantitas hasil panen yang optimal. Penting untuk memperhatikan faktor-faktor seperti tingkat kematangan tanaman, kondisi cuaca, dan penggunaan alat panen yang tepat guna.
Penanganan pasca panen melibatkan serangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi produk pertanian. Langkah-langkah ini sangat penting untuk memastikan bahwa produk pertanian tetap segar, aman, dan bermutu selama proses pemasaran dan konsumsi.
(Sumber Foto: Dokumentasi AMF)
AMF dalam Mewujudkan Nilai Tambah Pertanian Kopi
Salah satu upaya mempraktikkan GAP yaitu program Capacity Building on Sustainable Coffee in West Java oleh Anwar Muhammad Foundation (AMF) untuk GIZ. Program ini merupakan bagian dari proyek besar Sustainability and Value Added in Agricultural Supply Chains in Indonesia (SASCI+). SASCI+ bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan mempraktikkan keberlanjutan dalam rantai pasok komoditas pertanian dan perkebunan di Indonesia.
AMF telah melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi, utamanya koperasi yang merupakan bagian dari PT Java Preanger Lestari Mandiri (JPLM). Salah satunya yaitu Koperasi Wanoja Laksana Makmur di Kecamatan Ibun yang dipimpin oleh petani perempuan sebagai local champion di wilayahnya. Selain itu, AMF juga mengunjungi Koperasi Mandalawangi di Kecamatan Pacet dan Koperasi Bukit Amanah di Kecamatan Cimaung. AMF juga mengunjungi petani yang dibina PT Indocafco di Kecamatan Pasirjambu. Melalui kunjungan tersebut, AMF mendapatkan wawasan yang berharga mengenai praktik pertanian lokal untuk meningkatkan nilai tambah dalam pertanian kopi.
(Sumber Foto: Dokumentasi AMF)
Perwujudan nilai tambah pertanian kopi di Indonesia membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah, swasta, dan masyarakat. Dengan kerja sama yang kokoh, sektor pertanian dapat menjadi tulang punggung ekonomi dan penyedia pangan yang berkelanjutan bagi masyarakat Indonesia.